
Untuk melihat bagian dalam tubuh kita, ada berbagai metode yang bisa digunakan. Di antaranya ada USG, CT scan, biopsi, mammografi, dan MRI. Namun, ada satu metode yang jarang digunakan dalam medis, yaitu endoskopi.
Lalu, apakah metode ini tergolong aman dan tidak ada efek samping yang berarti? Nah, bila ingin tahu selengkapnya terkait endoskopi, yuk simak rinciannya di bawah ini!
Mengenal Apa itu Endoskopi
Endoskopi yaitu prosedur medis diagnostik dan terapeutik menggunakan endoskop. Nah, endoskop sendiri yaitu alat berbentuk seperti selang lentur atau kaku dengan kamera dan sumber cahaya di ujungnya.
Alat ini dimasukkan ke dalam tubuh melalui lubang alami. Contohnya dimasukkan melalui mulut, hidung, atau anus untuk melihat secara langsung bagian dalam tubuh. Misalnya untuk melihat saluran pencernaan, saluran pernapasan, saluran kemih, atau organ lainnya.
Secara garis besar, jenis-jenis endoskopi bisa Anda lihat pada tabel di bawah ini:
Siapa Saja yang Memerlukan Endoskopi saluran cerna
Siapa-siapa yang harus dilakukan Endoskopi :
- Pasien dengan gejala gangguan saluran cerna yang berulang atau berat: nyeri ulu hati, mual, muntah, sulit menelan, atau perdarahan dan lain-lain.
- Pasien dengan perubahan buang air besar yang mencurigakan: diare kronis, konstipasi, BAB berdarah.
- Pasien dengan batuk kronis, serak parah.
- Orang dengan risiko tinggi kanker saluran cerna (lambung, usus, dll).
- Untuk evaluasi biopsi atau pengambilan jaringan dari organ dalam.
- Untuk tindakan terapeutik, seperti mengangkat polip, menghentikan perdarahan atau mengambil benda asing.
Kapan Pasien Memerlukan Endoskopi
Endoskopi dokter rekomendasikan ketika:
- Pemeriksaan fisik dan penunjang (seperti USG atau rontgen) tidak cukup akurat.
- Orang yang ingin melakukan skrining kesehatansecara rutin. Khususnya skrining saluran cerna.
- Terdapat gejala saluran cerna yang tidak membaik dengan pengobatan biasa.
- Untuk mengonfirmasi diagnosis penyakit seperti tukak lambung, gastritis, polip, kanker, atau radang usus.
- Perlu dilakukan pengangkatan benda asing, polip, atau menghentikan perdarahan aktif di saluran cerna.
Manfaat / Tujuan Endoskopi
Manfaat dari prosedur ini yaitu berupa:
- Melihat secara langsung kondisi dalam saluran tubuh tanpa operasi terbuka.
- Mengidentifikasi kelainan seperti luka, peradangan, tumor, atau perdarahan.
- Mengambil sampel jaringan (biopsi) untuk analisis laboratorium.
- Melakukan tindakan langsung seperti menghentikan perdarahan, mengambil batu, atau mengangkat polip.
- Digunakan dalam skrining kanker dan pemantauan penyakit kronis seperti tukak lambung atau IBD (Inflamatory Bowel Diaseas)
Persiapan Sebelum Menjalani Endoskopi
Persiapan tergantung jenis endoskopinya. Namun secara umum berupa:
- Puasa 6โ8 jam untuk pengosongan lambung. Khususnya untuk endoskopi saluran cerna atas (gastroskopi).
- Mengosongkan usus dengan laksatif/obat pencahar.
Biasanya diet khusus 1โ2 hari sebelum kolonoskopi.
- Informasikan kepada dokter mengenai riwayat alergi obat, penyakit jantung/paru-paru dan juga obat yang sedang dikonsumsi (terutama pengencer darah).
- Tanda tangan formulir persetujuan tindakan.
Prosedur dan Pelaksanaan Endoskopi
Langkah umum pelaksanaan endoskopi:
- Pasien akan diposisikan sesuai area pemeriksaan.
- Pemberian anestesi lokal atau sedasi ringan, pada umumnya bius total.
- Pada Gastroskopi / EGD (Esofago Gastro Duodenoskopi) dilakukan dengan memasukkan endoskop melalui mulut, esofagus, lambung sampai usus 12 jari (duodenum).
Pada kolonoskopi skop dimasukkan melalui anus, usus besar (kolon) sampai ujung usus halus (ileum terminalis)
- Gambar akan muncul di monitor secara real-time.
- Jika permukaan (mukosa) merah atau ada kelainan perlu dilakukan pengambilan sampel jaringan (biopsi), bila ada polip dapat dilakukan pengangkatan polip.
- Setelah selesai, alat dikeluarkan secara perlahan, dan pasien dipantau kondisinya, bila membaik pasien dapat dipulangkan.
Durasi tindakan untuk. EGD yaitu antara 10 -15 menit, sedang untuk kolonoskopi kira-kira 30 menit.
Perawatan Pasca Endoskopi
- Pasien akan diobservasi selama 30โ60 menit untuk memantau efek obat sedasi.
- Bila tidak ada komplikasi pasien boleh pulang pada hari yang sama.
- Disarankan istirahat dan tidak menyetir selama 12โ24 jam setelah sedasi.
- Pasien boleh makan setelah efek bius hilang, dimulai dengan makanan lunak.
- Bila dengan biopsi maka hasil biopsi akan keluar dalam beberapa hari.
Adakah Efek Samping Setelah Endoskopi?
Endoskopi tergolong aman. Tapi ada kemungkinan efek samping sementara ย seperti:
- Ketidaknyamanan tenggorokan, perut kembung, atau nyeri ringan di area pemeriksaan, tapi jarang terjadi.
- Mual atau pusing akibat obat sedasi.
- Risiko infeksi atau perforasi (sangat jarang), terutama jika dilakukan tindakan intervensi.
Endoskopi di Rumah Sakit Primaya Hospital
Endoskopi dapat Anda lakukan di RS Primaya Hospital atas saran dari dokter terhadap gejala yang Anda alami.
- Unit endoskopi rumah sakit atau klinik besar yang memiliki fasilitas lengkap.
- Dilakukan secara rawat jalan atau rawat inap.
- Prosedur dilakukan dengan peralatan steril dan modern.
- Tersedia alat endoskopi khusus untuk masing-masing organ. Contohnya ada gastroskop, kolonoskop, bronkoskop, dll.
Dokter spesialis yang menanganinya yaitu dokter spesialis penyakit dalam konsultan Gastro Entero Hepatologi. ย Namun, bisa juga dari spesialis lain seperti THT, dengan memakai alat khusus endoskopi THT, demikian juga paru dengan alat bronkoskopi.
E R C P
(Endoscopic Retrograde Cholangio Pancreatography)
ERCP adalah tindakan medis yang memakai alat endoskopi khusus dan sinar X
(C- Arm)
ERCP ini dapat digunakan untuk mendiagnosis berbagai macam gangguan pada pankreas dan saluran empedu dan juga dapat mengeluarkan batu pada saluran empedu.
Sebelum dilakukan ERCP, untuk melihat apakah ada batu atau gangguan di saluran empedu atau pankreas terlebih dahulu dilakukan MRCP ( Magnetic Resonance Cholangio Pancreatography ). ย MRCP merupakan MRI abdomen yang dapat melihat secara detail saluran empedu, hati dan pankreas.
Beberapa indikasi medis yang membutuhkan tindakan ERCP adalah :
- Ikterus (mata dan badan kuning) yang sebabnya tidak jelas.
- Pankreatitis, baik akut maupun kronis
- Tumor pankreas, dan saluran empedu
- Metastase tumor ke sistem bilier atau pankreas
- Peradangan saluran empedu
- Batu pada saluran empedu
- Komplikasi pembedahan pada pankreas dan empedu
Kontra indikasi :
- Semua kontra indikasi waktu melakukan endoskopi
Mis : infeksi mulut dan orofaring, infark miokard, aneurisma aorta yang besar
- Kolangitis suppurativa
- Pankreatitis akut
- Sensitif thd kontras media
Komplikasi
- Perdarahan, perforasi
- Bakteriemi
- Kolangitis
- Pankreatitis akut
- Peritonitis biliari
Persiapan untuk tindakan ERCP sama seperti persiapan pada endoskopi umumnya, ERCP akan berlangsung kurang lebih selama 1 sampai 2 jam, lebih lama dari endoskopi yang lainnya karena tindakannya lebih sulit.
Pada saluran empedu pasien diberikan pewarna zat kontras agar saluran empedu dan pankreas bisa terlihat jelas. Bila ada batu di saluran dapat dikeluarkan.
Dokter kemudian mengambil gambar dengan sinar X (fluoroskopi) pada saluran empedu, apakah sudah baik atau belum.
Narasumber:
dr. Muhammad Yamin Lubis, Sp.PD-KGEH, FINASIM
Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroentero Hepatologi
Primaya Hospital Depok