CT scan merupakan pemeriksaan diagnostik medis. Bagaimana CT Scan bekerja untuk deteksi Covid-19? Seperti metode pemindaian sinar-X lain, pemeriksaan CT scan menghasilkan beberapa citra atau gambar dari dalam tubuh. Teknologi CT scan akan menyusun sejumlah gambar itu menjadi gambar tiga dimensi yang rinci. Radiolog bisa melihat hasil pemindaian itu pada monitor komputer atau cetakan dari printer dan menginterpretasikan sebagai penunjang diagnosis dokter.
Pandemi Covid-19 turut mengangkat pamor CT scan sebagai alat penunjang diagnosis di samping tes usap (swab test) dengan metode polymerase chain reaction (PCR). Covid-19 menjadi fenomena global setelah pertama kali muncul di Wuhan, Cina, pada akhir 2019. Virus penyebab Covid-19 adalah jenis baru sehingga manusia tak memiliki kekebalan terhadapnya.
Gejala Covid-19 yang utama antara lain demam, batuk kering, dan sesak napas. Beberapa pasien juga mengalami kecapekan, lemas, dan kehilangan daya indra penciuman. Ada pula pasien positif Covid-19 dengan gejala diare dan bahkan tanpa gejala sama sekali.
Meski gejala Covid-19 terbilang ringan, penularannya begitu mudah. Orang yang memiliki penyakit komorbid atau penyerta, seperti penyakit paru dan diabetes, lebih berisiko meninggal akibat Covid. Begitu pula orang yang berusia senja, lebih dari 65 tahun. Kondisi ini membuat para pakar berupaya menemukan cara penanganan terbaik, termasuk untuk mendeteksi pasien positif. Salah satunya dengan pemeriksaan CT scan.
Apakah CT Scan Efektif Untuk Deteksi Covid-19?
Pemeriksaan CT scan pertama kali muncul sebagai alat deteksi Covid-19 di Cina. Para dokter Cina memakai hasil CT scan untuk mengidentifikasi kasus positif Covid. Jurnal Radiology memuat hasil studi para ilmuwan Tiongkok yang melaporkan CT scan pada dada menemukan 97% kasus infeksi Covid.
Sebagai perbandingan, para periset menemukan 48% pasien mendapat hasil negatif dari tes usap, tapi ternyata terjangkit Covid. Praktisi medis Cina lantas ramai menggunakan pemeriksaan CT scan untuk diagnosis Covid pada awal pandemi.
Ketika Covid mulai menyebar ke negara lain, pemeriksaan CT scan bukanlah rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk diagnosis. WHO menganjurkan swab test dengan PCR. Adapun rapid test atau tes cepat berguna untuk screening pasien.
Tapi, per Juni 2020, WHO menerbitkan panduan penggunaan teknik pencitraan pada dada dalam penanganan Covid-19. Panduan itu memeriksa bukti dan membuat rekomendasi untuk penggunaan pencitraan dada pada pasien dewasa dalam kondisi akut yang berstatus suspek, probabel, ataupun positif Covid-19. Teknik pencitraan itu mencakup radiografi, CT scan, dan ultrasonografi (USG).
Para pakar di Amerika Serikat pun menemukan pemeriksaan CT scan sebagai metode terbaik untuk mendeteksi pasien Covid-19 pada tahap awal. Mereka menyatakan hasil CT scan sangat akurat karena organ dalam bisa terlihat dalam format tiga dimensi. Dengan demikian, dokter bisa melihat berbagai tanda dan gejala beragam penyakit, termasuk Covid.
Menurut penelitian itu, pemeriksaan CT scan bisa menemukan pola spesifik pada paru yang menandakan virus corona telah dua pekan lebih bercokol di sana. Pola tersebut antara lain bintik putih buram dan bercak-bercak. Walau gejala Covid belum muncul, pola ini sudah bisa terlihat. Dengan deteksi dini itu, risiko penularan Covid dari seseorang bisa berkurang.
Deteksi Virus Corona dengan CT Scan Paru
Pemeriksaan CT scan pada dada umumnya bertujuan mendeteksi tanda dan gejala penyakit yang berkaitan dengan jantung dan paru. Contohnya masalah pada pembuluh darah koroner, kinerja otot jantung, dan kanker paru.
CT scan dada memiliki peran baru sebagai pendeteksi virus corona setelah Covid-19 merebak. Pemeriksaan CT scan menghasilkan gambar yang lebih rinci dan akurat ketimbang rontgen konvensional. Maka efek infeksi virus corona pada paru pun bisa terlihat dari hasil pemindaian.
Virus corona secara spesifik menargetkan paru-paru. Dari pemeriksaan CT scan paru, para tenaga medis menemukan ground-glass opacification/opacity (GGO), yakni bercak atau bintik putih yang buram dan menggumpal. GGO menandakan adanya abnormalitas pada paru seseorang. Dalam riset di Cina dan Amerika Serikat, banyak pasien positif Covid memiliki kondisi paru demikian dari pemeriksaan CT scan.
Di Indonesia, sejumlah rumah sakit telah menyediakan layanan pemeriksaan CT scan paru untuk mendeteksi Covid. Anda bisa menghubungi rumah sakit di daerah Anda untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai pemeriksaan tersebut.
Ditinjau oleh:
dr. Dewi Elfrida, Sp.Rad
Dokter Spesialis Radiologi
Primaya Hospital Betang Pambelum
Referensi:
https://www.who.int/publications/i/item/use-of-chest-imaging-in-covid-19
https://pubs.rsna.org/doi/10.1148/radiol.2020200642
http://www.actamedindones.org/index.php/ijim/article/download/1430/pdf