Neuropati perifer merupakan salah satu gangguan saraf yang umum namun mungkin masih asing diketahui oleh sebagian besar orang. Masalah kesehatan ini berkaitan dengan kerusakan sistem saraf perifer atau saraf tepi yang menyebabkan munculnya rasa nyeri pada tangan atau kaki, mati rasa hingga dapat mengalami kelemahan otot. Neuropati perifer pada akhirnya dapat berdampak pada mood, activity daily living, penampilan kerja, fungsi dan kualitas hidup sehingga penting untuk menghindari atau mencegah masalah ini.
Definisi Neuropati Perifer
Neuropati perifer merupakan gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kerusakan pada saraf yang lokasinya di luar otak dan sumsum tulang belakang yang.
Sistem saraf tepi di sini berfungsi untuk mengirimkan informasi dari otak dan sumsum tulang belakang yang merupakan sistem saraf pusat menuju ke seluruh tubuh. Di samping itu, saraf tepi juga mengirimkan informasi sensorik ke sistem saraf pusat.
Gejala yang Muncul pada Penderita Neuropati Perifer
Gejala neuropati perifer cukup beragam, mulai dari gejala sensorik, motorik maupun otonom. Gejala tersebut dapat sama, walaupun akibat dari etiologi yang berbeda.
1. Neuropati sensorik
Gangguan sistem saraf ini menyerang saraf yang sensorik yang bertugas mengirim sinyal sensasi tubuh, seperti halnya sentuhan, nyeri, atau suhu. Di bawah ini gejala dan tanda yang mungkin saja terjadi yaitu:
- Timbul rasa kesemutan di bagian tubuh yang terdampak.
- Bagian tubuh tertentu mudah merasa sakit meski hanya sedikit tersentuh (alodinia).
- Terasa nyeri seperti tertusuk atau terasa panas dan terbakar.
- Kemampuan merasakan nyeri atau perubahan suhu di bagian tubuh menurun drastis.
- Terjadinya gangguan koordinasi gerak atau keseimbangan tubuh (ataksia sensorik).
2. Neuropati Motorik
Berdasarkan namanya, tentu Anda sudah dapat menebak bahwa neuropati motorik merupakan gangguan pada saraf yang bertugas untuk mengontrol gerak tubuh (fungsi motorik). Gejalanya yang dapat terjadi sebagai berikut:
- Otot mengalami kelemahan hingga kelumpuhan pada satu otot atau lebih.
- Timbulnya kekakuan, kedutan atau kram otot.
- Penderita mengalami atrofi otot atau penurunan massa otot
3. Neuropati Otonomik
Pada gangguan ini, gejala yang akan penderitanya rasakan cukup banyak. Sebab neuropati autonomik merupakan cedera saraf otonom yang fungsinya mengontrol proses tubuh otomatis, misalnya terkait tekanan darah, fungsi pencernaan, dan fungsi kandung kemih. Gejala dan tanda yang dapat terjadi, yaitu:
- Perut terasa kembung, mual atau sering bersendawa.
- Jantung berdetak lebih cepat (takikardia) meski tubuh dalam kondisi beristirahat
- Sering buang air kecil (beser)
- Diare atau sembelit (konstipasi) di malam hari
- Pusing yang berkaitan dengan perubahan posisi (ortostatik)
- Kesulitan mengontrol buang air besar (inkontinensia)
- Terjadinya gangguan fungsi seksual, misalnya disfungsi ereksi
- Gangguan berkeringat karena gangguan vasomotor yang biasanya mengeluhkan rasa dingin pada telapak tangan dan kaki disertai perubahan warna kulit
Selain gejala diatas, perlu diketahui mengenai sebaran anatominya lebih sesuai untuk mononeuropati, polineuropati, atau radikulopati. Mononeuropati adalah gangguan neuropati hanya di satu bagian saraf tepi, misalnya pada penyakit Bell’s palsy dimana terjadi gangguan pada salah satu sisi wajah (nervus facialis). Polineuropati adalah kerusakan beberapa saraf tepi contohnya pada penyakit akibat metabolik seperti diabetes. Radikulopati dapat terjadi pada penyakit kompresi atau iritasi radiks/akar/cabang saraf tulang belakang.
Penyebab Neuropati Perifer
Kondisi neuropati perifer bisa terjadi karena faktor genetik atau penyakit tertentu. Selain itu, orang dengan usia 40 tahun ke atas, obesitas atau memiliki penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi) merupakan beberapa faktor risiko orang dapat mengalami masalah ini. Beberapa penyebab neuropati perifer, yaitu:
- Menderita penyakit autoimun, seperti Sindrom Guillain-Barre
- Masalah penyakit metabolik seperti diabetes mellitus, defisiensi atau kekuarangan vitamin B.
- Infeksi bakteri atau virus, seperti pada penderita dengan HIV.
- Kecanduan alkohol
- Tumor yang menekan saraf tepi
- Efek samping penggunaan obat dalam jangka panjang
- Efek samping dari kemoterapi
- Saraf rusak karena cedera mekanik (efek samping operasi), suhu ekstrim (panas atau dingin), elektrik atau radiasi
- Peradangan pembuluh darah (vaskulitis)
- Faktor genetik
- Penyakit tiroid, liver atau ginjal
- Keracunan bahan toksik seperti merkuri atau arsenik
- Kanker darah seperti multiple myeloma
Cara Mendiagnosa
Tahap pertama dalam diagnosis neuropati perifer adalah anamnesis dengan menanyakan beberapa hal kepada pasien, seperti keluhan dan gejala serta sebarannya, riwayat kesehatan, riwayat pengobatan yang dikonsumsi, riwayat keluarga atau faktor genetik, dan sebagainya. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik dan melihat ciri-ciri fisik pasien sebelum melanjutkan pemeriksaan menggunakan dukungan alat-alat berikut:
- Pemeriksaan konduksi saraf dan Elektromiografi (EMG)
- Pemeriksaan laboratorium
- Magnetic resonance image (MRI) pada tulang belakang dan otak
- Biopsi saraf
- Biopsi kulit
- Lumbal pungsi
Pengobatan Neuropati Perifer
Pengobatan neuropati perifer dapat berupa mengatasi gejala/keluhan dan juga penyebabnya. Obat yang dapat mengatasi gejala/keluhan contohnya yaitu obat-obatan pereda nyeri, anti depresan, dan anti kejang. Dokter juga akan mencari dan melihat apa penyakit yang mendasari penyebab neuropati perifer. Apabila penyebabnya adalah diabetes, maka akan diberikan obat anti diabetik. Apabila defisiensi vitamin B12, pasien mendapatkan vitamin B12 dalam bentuk tablet atau suntik. Pada penderita penyakit autoimun, dokter dapat memberikan kortikosteroid yang berguna untuk mengurangi peradangan dan reaksi sistem kekebalan tubuh berlebihan. Pada penderita tumor dapat dilakukan operasi.
Pencegahan Timbulnya Neuropati Perifer
Beberapa tindakan pencegahan untuk menghindari masalah kesehatan umum, dengan neuropati perifer khususnya, yaitu:
- Berolahraga secara rutin setidaknya 30 menit sehari
- Mengurangi atau menghentikan kegiatan merokok
- Hentikan kebiasaan konsumsi minuman beralkohol
- Usahakan selalu mengonsumsi makanan sehat, mulai dari buah, sayur, gandum, dan makanan tinggi protein.
- Hindari makanan manis dengan kadar gula yang tinggi dan makanan instan
- Periksakan kadar gula darah secara rutin
- Konsumsi daging, ikan, atau telur untuk mencegah tubuh kekurangan vitamin B12
- Cegah tubuh melakukan gerakan yang bisa menyebabkan kompresi atau kerusakan saraf
Kapan Harus ke Dokter?
Tidak perlu berlama-lama, apabila Anda sudah merasakan gejalanya, maka sesegera mungkin datangi layanan kesehatan terdekat untuk mencegah komplikasi yang berat. Terlebih setelah mengalami:
- Luka di kaki yang tidak disadari penyebabnya
- Tubuh lemah atau hilang keseimbangan
- Timbul kesemutan, rasa nyeri, atau mati rasa di bagian tangan atau kaki.
Ada kemungkinan seseorang akan mengalami gejala neuropati perifer berbeda-beda tergantung dari penyebabnya. Bagi yang memiliki riwayat penyakit kronis terutama diabetes, usahakan rutin memeriksakan kesehatan ke dokter dan hindari hal-hal yang membuat gejalanya semakin parah, seperti berlebihan mengonsumsi makanan manis atau tetap minum alkohol.
Narasumber:
Spesialis Saraf
Primaya Hospital Inco Sorowako
Referensi:
- Peripheral Neuropathy. https://www.cancer.org/cancer/managing-cancer/side-effects/nervous-system/peripheral-neuropathy.html. Diakses pada 11 Agustus 2023.
- Peripheral neuropathy. https://www.nhs.uk/conditions/peripheral-neuropathy/. Diakses pada 11 Agustus 2023.
- Peripheral neuropathy. https://www.nhsinform.scot/illnesses-and-conditions/brain-nerves-and-spinal-cord/peripheral-neuropathy. Diakses pada 11 Agustus 2023.
- Peripheral Neuropathy. https://patient.info/brain-nerves/peripheral-neuropathy-leaflet. Diakses pada 11 Agustus 2023.
- Peripheral neuropathy. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/peripheral-neuropathy/diagnosis-treatment/drc-20352067. Diakses pada 11 Agustus 2023.