
Banyak orang sering mengalami kesemutan tanpa memahami apa yang menyebabkannya atau bagaimana cara mengatasinya. Dalam dunia medis, kesemutan bisa muncul sebagai gejala dari banyak kondisi, dari yang ringan hingga yang memerlukan perhatian medis. Artikel ini akan menjabarkan penyebab, gejala, dan cara mengatasi kesemutan yang kerap disepelekan tapi kadang bisa membahayakan.
Apa Itu Kesemutan
Kesemutan adalah sensasi abnormal yang biasanya digambarkan sebagai rasa kebas, geli, atau seperti ditusuk-tusuk di bagian tubuh tertentu. Sensasi yang dalam istilah medis disebut parestesia ini bisa terjadi di mana saja, tapi umumnya lebih sering dialami di tangan dan kaki. Misalnya ketika tangan kebas saat tidur atau kaki yang kesemutan setelah duduk bersila terlalu lama.
Sensasi ini berkaitan dengan masalah saraf. Kesemutan biasanya tidak menimbulkan rasa sakit dan bersifat sementara. Rasa kebas akan menghilang dalam beberapa menit setelah tekanan pada saraf hilang dan aliran darah kembali normal
Meski kerap dianggap tidak berbahaya, sering kesemutan ternyata bisa menandakan adanya masalah kesehatan yang lebih serius. Salah satunya bisa jadi kesemutan tanda diabetes atau neuropati perifer diabetik seperti dijelaskan dalam artikel di National Center for Biotechnology Information.
Parestesia terjadi karena adanya gangguan pada jalur saraf sensorik, dari saraf perifer hingga area otak. Saraf-saraf ini bertanggung jawab membawa sinyal sensasi dari berbagai bagian tubuh ke otak. Ketika ada masalah di sepanjang jalur ini, sinyal bisa terganggu dan menghasilkan sensasi abnormal seperti sering kesemutan.
Terdapat dua jenis parestesia:
- Parestesia transien (sementara):sensasi kesemutan atau kebas yang terjadi secara tiba-tiba dan biasanya bersifat sementara. Penyebab umumnya antara lain posisi tubuh yang tidak tepat atau tekanan pada saraf.
- Parestesia kronis:sensasi kesemutan berlangsung dalam waktu lebih lama dan sering kali menandakan adanya kondisi medis yang mendasari, seperti diabetes, neuropati, atau gangguan autoimun.
Parestesia transien lebih kerap terjadi, tapi risiko parestesia kronis lebih besar. Bila sensasi kesemutan terus-menerus muncul atau sering kambuh, itu bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius dan memerlukan perhatian medis.
Penyebab Sering Kesemutan
Sering kesemutan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, dari kebiasaan sehari-hari hingga kondisi kesehatan yang mendasari. Untuk menemukan solusi yang tepat, pertama-tama harus diketahui dulu apa penyebabnya.
Kompresi Saraf Sementara
Salah satu penyebab paling umum sering kesemutan adalah kompresi saraf sementara. Kondisi ini terjadi ketika saraf mendapat tekanan berlebih dari jaringan di sekitarnya, seperti tulang, tulang rawan, otot, atau tendon. Misalnya tangan kebas saat tidur sering terjadi karena posisi tidur yang menekan saraf di lengan atau pergelangan tangan. Secara umum, sering kesemutan akibat kompresi saraf sementara ini tidak berbahaya dan bisa reda sendiri. Tapi tekanan berulang pada saraf dapat lebih membahayakan.
Kekurangan Vitamin
Saraf membutuhkan nutrisi yang cukup agar berfungsi dengan baik. Kekurangan vitamin tertentu dapat menyebabkan sering kesemutan, terutama vitamin B1, B6, B9, dan B12. Karena itu, kadang dibutuhkan suplemen vitamin untuk kesemutan yang kerap dialami. Tapi, menurut artikel Vitamin B6 Toxicityย di National Center for Biotechnology Information, terlalu banyak vitamin B6 juga bisa memicu neuropati perifer atau kerusakan saraf di luar otak dan sumsum tulang belakang dan sensasi kesemutan.
Kondisi Medis yang Mendasari
Sering kesemutan juga bisa menjadi gejala dari berbagai kondisi medis terkait dengan kerusakan saraf yang lebih serius, seperti:
- Diabetes mellitus (neuropati diabetik)
- Sindrom terowongan karpal (carpal tunnel syndrome)
- Kondisi lain yang memicu kerusakan saraf, seperti:
- Penyakit autoimun: lupus, rheumatoid arthritis, sindrom Guillain-Barrรฉ,
- Infeksi: HIV, herpes zoster, lepra
- Masalah tulang belakang: herniasi diskus (saraf terjepit), stenosis tulang belakang
- Paparan toksin: merkuri, timbal, obat kemoterapi tertentu
- Konsumsi alkohol berlebih
- Penyakit ginjal dan hati kronis
- Stroke
Cara Mengatasi Kesemutan
Ketika sering kesemutan, dokter perlu melakukan pemeriksaan secara menyeluruh dulu untuk menegakkan diagnosis dan menentukan penanganan yang tepat. Dokter bisa menyarankan sejumlah pendekatan, dari perubahan gaya hidup hingga intervensi medis. Di antaranya:
Perubahan Gaya Hidup
Salah satu cara terbaik untuk mengatasi sering kesemutan adalah melakukan perubahan gaya hidup. Ini termasuk:
- Menghindari posisi tubuh yang dapat menekan saraf. Misalnya untuk mengatasi tangan kebas saat tidur, hindari tidur dengan lengan di bawah tubuh atau bantal.
- Rutin berolahraga untuk meningkatkan sirkulasi darah.
- Memastikan pola makan yang sehat dan seimbang, kaya akan vitamin dan mineral.
- Jika kesemutan tanda diabetes, terapkan diet sehat rendah gula dan karbohidrat olahan.
Suplementasi Vitamin
Jika kesemutan disebabkan oleh defisiensi vitamin, mengonsumsi suplemen bisa menjadi solusi. Vitamin B12, misalnya, diketahui dapat membantu mengurangi gejala kesemutan. Sebaiknya minta rekomendasi dokter sebelum mengonsumsi suplemen vitamin untuk kesemutan agar aman.
Terapi Fisik
Jika mengalami kesemutan akibat kondisi seperti sindrom terowongan karpal, terapi fisik dapat membantu. Terapi ini bertujuan mengurangi tekanan pada saraf dan meningkatkan fungsi tangan.
Pengobatan Medis
Dalam beberapa kasus, pengobatan medis mungkin diperlukan. Jika sering kesemutan disebabkan oleh kondisi medis yang lebih serius, seperti diabetes atau penyakit autoimun, dokter mungkin meresepkan obat untuk mengelola gejala dan memperbaiki kondisi kesehatan secara keseluruhan.
Kapan ke Dokter?
Meski sering kesemutan seringkali tidak berbahaya, ada beberapa tanda bahaya yang menunjukkan bahwa pertolongan medis diperlukan. Sebaiknya datangi dokter untuk menjalani pemeriksaan jika kesemutan:
- Muncul secara tiba-tiba dan parah
- Disertai kelemahan pada anggota tubuh, kelumpuhan, kesulitan berbicara, pusing, atau kebingungan
- Tidak hilang atau terus-menerus kambuh
- Menyebar atau memburuk seiring waktu
- Disertai nyeri parah, terutama yang bersifat tajam atau seperti terbakar
- Mengalami kondisi medis yang mendasari seperti diabetes
Penting untuk diingat bahwa diagnosis dini sangat penting untuk mencegah kerusakan saraf lebih lanjut dan mengelola kondisi yang mendasarinya.
Narasumber:
Spesialis Saraf
Primaya Hospital Bekasi Utara
Referensi:
- Diabetic Peripheral Neuropathy. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK442009/. Diakses 5 Agustus 2025
- Underlying Causes of Paresthesia. https://www.researchgate.net/publication/221926102_Underlying_Causes_of_Paresthesia. Diakses 5 Agustus 2025
- Peripheral Neuropathy. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/14737-peripheral-neuropathy. Diakses 5 Agustus 2025
- Tingling in Your Hands and Feet? A Vitamin Deficiency Might Be the Problem. https://www.goodrx.com/well-being/diet-nutrition/vitamin-deficiencies-cause-tingling-hands-feet. Diakses 5 Agustus 2025
- Vitamin B6 Toxicity. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554500/. Diakses 5 Agustus 2025
- Peripheral Neuropathy. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/14737-peripheral-neuropathy. Diakses 5 Agustus 2025
- Treatment-Peripheral neuropathy. https://www.nhs.uk/conditions/peripheral-neuropathy/treatment/. Diakses 5 Agustus 2025
- Signs and Symptoms of Vitamin B12 Deficiency. https://www.healthline.com/nutrition/vitamin-b12-deficiency-symptoms. Diakses 5 Agustus 2025
- Paresthesia: What It Is and What Causes It. https://www.webmd.com/brain/paresthesia-facts. Diakses 5 Agustus 2025
- Numbness and tingling. https://medlineplus.gov/ency/article/003206.htm. Diakses 5 Agustus 2025
- Diabetic Neuropathy: What is it and How Do You Manage it?. https://www.healthline.com/health/type-2-diabetes/diabetic-neuropathy. Diakses 5 Agustus 2025