Beberapa waktu lalu sempat marak permainan skip challenge di kalangan remaja. Cara bermain skip challenge atau passed out dilakukan dengan cara menekan sekeras-kerasnya bagian dada selama beberapa waktu untuk membuat seseorang kekurangan oksigen sehingga kehilangan kesadaran atau pingsan. Permainan ini sudah marak sekitar 20 tahun lalu di Amerika Serikat dan telah menelan banyak korban. Sungguh disayangkan permainan yang menantang maut ini sempat meramaikan negara Indonesia.
Dr. Lilir Amalini, Sp.S โ Dokter Spesialis Saraf dari Primaya Evasari Hospital menjelaskan mengenai tantangan penuh bahaya permainan ini. โAkibat dari menahan napas disertai menekan bagian dada, maka semua organ tubuh kita mendapatkan ancaman kekurangan pasokan oksigen yang akut,โ ujar dokter Lilir.
Organ yang paling rentan kekurangan oksigen adalah otak. Otak berfungsi sebagai pusat pengaturan kesadaran dan semua aktifitas tubuh. Hal itulah yang menyebabkan pada permainan skip challenge ini dapat pingsan sesaat dan bisa disertai kejang-kejang karena otak telah mengalami cidera akut. Hipoksia (kekurangan oksigen) yang menyebabkan kehilangan kesadaran atau kejang ini berpotensi menimbulkan kerusakan otak permanen jika berlangsung lebih dari 3-4 menit.
Kerusakan Otak Akibat Skip Challenge
Pada kerusakan otak akibat hipoksia ringan, gejala yang muncul umumnya hanya pusing, terasa berputar, pandangan agak kabur, denyut jantung atau nadi meningkat, napas cepat, tekanan darah meningkat, kepala seperti terasa melayang atau terasa berat. Dapat pula terjadi berkurangnya fungsi indera perasa (sensorik) dan berkurangnya pendengaran.
Perubahan proses-proses mental seperti gangguan intelektual atau memori dan munculnya tingkah laku aneh seperti euphoria (rasa senang yang berlebihan) juga merupakan gejala kerusakan otak. Selain itu kemampuan koordinasi psikomotor juga akan berkurang. Namun, jika menahan napas lebih lama lagi misalnya 4-6 menit dapat menyebabkan kerusakan otak tingkat sedang misalnya sianosis (kulit kebiruan), kejang-kejang hingga hilang kesadaran (LOC โ Loss of Consciousness).
Kerusakan otak sedang ini memiliki risiko yang tinggi juga karena bisa saja gejalanya tidak bisa pulih lagi. Karena dari periode kejang-kejang dan tidak sadar atau pingsan sangat mudah berlanjut menjadi tiba- tiba berhenti bernapas (apnea), yang bilamana tidak ditolong oleh tenaga medis/paramedis akan berlanjut kepada kematian.
Perdarahan Otak
Seseorang yang kekurangan oksigen tingkat berat akan terjadi gejala kerusakan otak yang berat, misalnya saja dengan menahan napas yang lama selama 6 menit. Hal ini akan mengakibatkan banyaknya sel otak yang mati. Pada orang yang tidak mendapat supplai oksigen selama 10 menit, bisa berujung pada resiko henti napas, henti jantung dan berujung pada kematian.
Pada kerusakan otak berat ini disinyalir sudah โkebablasanโ karena otak sudah rusak berat dan tidak tertolong lagi. Kalaupun bisa ditolong oleh tenaga terlatih dan alat bantu napas (ventilator) biasanya sudah terjadi kematian batang otak (brain death) dan bersifat irreversible. Apabila dada ditekan sekencang-kencangnya akan berakibat pada pembuluh darah yang membesar dan jalan napas yang terganggu.
โAsupan oksigen yang berkurang menyebabkan kerusakan otak yang permanen. Bahkan hal seperti muntah pun dapat terjadi dimana muntah saat tidak sadar memiliki risiko tersedak dan dapat masuk ke paru-paru sehingga bisa menimbukan infeksi (penumonia aspirasi). Denyut jantung terganggu karena kemungkinan terangsangnya saraf vagus yang berperan mengatur denyut jantung. Bila jatuh ke lantai, maka kepala akan terbentur dan mengalami perdarahan otak,โ terang dokter Lilir
Pertolongan Pertama
Bila kita melihat seseorang melakukan skip challenge dan kemudian pingsan, segera lakukan
pertolongan. Bilamana pada permainan tersebut mengalami pingsan 3-4 menit maka:
- Segera menghubungi petugas medis
- Bawa korban ketempat yang aman dan jangan dikerubungi
- Baringkan korban
- Longgarkan pakaian
- Angkat kedua kaki lebih tinggi daripada kepala
- Miringkan badan jika terjadi muntah dan kejang
- Jangan beri minum apabila belum sadar penuh
โSebaiknya hindari permainan skip challenge karena dapat menyebabkan kerusakan otak permanen dan
berefek pada kematian,โ tandas dokter lilir selaku dokter spesialis saraf dari Primaya Evasari Hospital d/h Rumah Sakit Awal Bros Evasari
Bros.
Ditinjau oleh:
Dr. Lilir Amalini, Sp.S
Dokter Spesialis Saraf
Primaya Evasari Hospital d/h Rumah Sakit Awal Bros Evasari Jakarta
Ilustrasi Gambar:ย NeONBRAND