Kecelakaan yang mengakibatkan tekanan pada tubuh bisa memicu crush injury yang membahayakan. Individu yang menjadi korban kecelakaan ini bisa tampak baik-baik saja pada awalnya. Beberapa hari kemudian mungkin baru menunjukkan gejala pada organ dalam.
Mengenal Crush Injury
Crush injury adalah jenis cedera yang terjadi ketika bagian tubuh mengalami tekanan yang kuat atau terjepit dalam waktu lama secara langsung oleh benda berat. Akibatnya, jaringan dan organ dalam tubuh bisa rusak. Cedera ini sering  diakibatkan oleh kecelakaan industri, kecelakaan lalu lintas, bencana alam, atau kecelakaan olahraga.
Crush injury bisa mempengaruhi organ-organ dalam tubuh, termasuk ginjal, hati, paru-paru, juga otak. Cedera ini dapat memicu masalah kesehatan dalam jangka panjang. Bahkan ada risiko cedera berujung fatal bila individu yang mengalaminya tak mendapat penanganan yang tepat dan cepat.
Risetyang dimuat di Med J Armed Forces India menyebutkan bahwa crush injury tidak hanya bisa menyebabkan kematian segera pada saat insiden terjadi, tapi juga gangguan komplikasi yang menyebar setelah beberapa waktu pada penyintas. Gangguan ini memerlukan manajemen perawatan yang aktif.
Korban kecelakaan yang mengalami crush injury parah pada dada dan perut kerap tutup usia sebelum bantuan bisa diperoleh Cedera pada bagian tubuh seperti kaki dan tangan bisa jadi tidak tampak serius pada awalnya, tapi ada kemungkinan muncul gejala gangguan kesehatan di sekitar area tersebut di kemudian hari.
, Pemahaman terhadap crush injury sangat penting terutama bagi para tenaga profesional medis dan layanan darurat. Tindakan medis yang cepat dan akurat dalam kondisi darurat bisa menyelamatkan nyawa atau mengurangi risiko komplikasi dan cacat tubuh dalam jangka panjang.
Gejala
Gejala crush injury bisa bermacam-macam tergantung bagian tubuh yang terkena dan tingkat keparahan cedera. Beberapa gejala yang umum terjadi antara lain:
- Rasa sakit yang hebat pada bagian tubuh yang tertekan atau terjepit
- Perdarahan pada kulit atau jaringan yang mengalami cedera
- Pembengkakan dan kemerahan pada area tubuh yang terkena
- Organ tubuh yang terkena cedera mengalami kekakuan atau kesulitan bergerak
- Nyeri atau kesemutan
- Masalah pernapasan atau sesak napas bila cedera menimpa dada
- Mual, muntah, atau kebingungan bila kepala yang terkena cedera
- Nyeri perut atau mual jika cedera mengenai perut atau organ pencernaan
Penyebab
Crush injury bisa terjadi karena berbagai faktor, antara lain:
- Kecelakaan lalu lintas, seperti tabrakan kendaraan bermotor yang bisa membuat pengendara atau penumpang terkena hantaman keras atau terjepit di antara kendaraan
- Kecelakaan kerja, terutama di industri yang memiliki risiko kecelakaan tinggi seperti konstruksi dan pertambangan
- Bencana alam, misalnya tanah longsor atau gempa bumi yang bisa membuat orang tertimpa benda berat atau terjepit di antara reruntuhan
- Kekerasan fisik, seperti pukulan benda berat
- Kecelakaan olahraga, misalnya dalam sepak bola, tinju, rugby, dan gulat
Cara Dokter Mendiagnosis Crush Injury
Dokter dapat mendiagnosis crush injury dengan berbagai metode pemeriksaan. Awalnya dokter akan mengecek kondisi fisik dan bila memungkinkan.kronologis terjadinya cedera  Dokter juga akan menanyakan apakah ada riwayat sakit yang diderita sebelumnya. Tes dan prosedur diagnostik yang bisa dilakukan termasuk:
- Radiologi, misalnya prosedur sinar-X, CT scan, atau MRI untuk melihat gambar organ dalam tubuh yang lebih detail
- Tes darah yang hasilnya dapat memberikan informasi tentang adanya kerusakan organ dalam seperti ginjal atau hati
- Pemeriksaan neurologis guna mengecek apakah ada kerusakan pada sistem saraf
Dokter bersama tim medis juga akan mengobservasi kondisi pasien selama beberapa saat untuk mengamati perkembangan gejala dan memastikan tak ada komplikasi.
Cara Mengatasi Crush Injury
Ketika terjadi crush injury, diperlukan pertolongan pertama secepatnya terutama bila terjadi perdarahan,yaitu.
- Menghentikan perdarahan dengan memberi tekanan langsung pada sumbernya
- Menutup area yang cedera dengan perban atau kain basah
- Angkat area itu agar lebih tinggi dari posisi jantung bila memungkinkan
- Jika ada dugaan cedera pada tulang belakang, leher, atau kepala, jangan gerakkan bagian tubuh itu
- Panggil ambulans atau layanan medis darurat
Setiba di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lain, dokter akan mengecek kondisi cedera pasien untuk menentukan perawatan lanjutan. Jika ada luka terbuka, dokter akan membersihkan dan menutupnya dengan kasa steril. Seringkali crush injury memerlukan operasi untuk memperbaiki kerusakan yang menimpa tulang atau organ dalam. Kadang amputasi diperlukan guna mencegah cedera menimbulkan komplikasi yang membahayakan jiwa.
Komplikasi
Crush injury bisa memicu komplikasi yang mengancam jiwa. Misalnya:
- Kerusakan organ dalam seperti ginjal, hati, atau paru-paru
- Kerusakan jaringan lunak seperti ligamen, otot, dan tendon
- Kerusakan tulang
- Cedera kompartemen, yaitu penumpukan tekanan berlebih pada jaringan dan pembuluh darah di area tertentu sehingga mengganggu aliran darah dan oksigen ke jaringan tersebut
- Infeksi
- Komplikasi neurologis bila otak atau tulang belakang cedera
Pencegahan
Cara utama untuk mencegah crush injury adalah mengutamakan keselamatan dan keamanan ketika menjalani aktivitas yang berisiko, terutama di tempat kerja. Contohnya:
- Menghindari bekerja di bawah benda berat
- Mengenakan alat pelindung diri seperti helm, sepatu keselamatan, dan sarung tangan sesuai dengan standar pekerjaan
- Menjaga lingkungan kerja selalu bersih dan rapi agar tak menimbulkan kecelakaan
- Berhati-hati saat bekerja dengan benda berat
- Memeriksa kondisi mesin atau alat kerja berat secara berkala
- Memperhatikan tanda bahaya saat beraktivitas
- Mengenakan alat pengaman standar saat berkendara atau melakukan olahraga yang berisiko
Kapan Harus ke Dokter?
Crush injury termasuk cedera yang memerlukan pertolongan darurat. Korban kecelakaan yang melibatkan tekanan atau impitan ke bagian tubuh individu harus segera mendapat pertolongan medis terutama di rumah sakit yang memiliki peralatan memadai. Makin cepat tertangani, makin besar peluang menyelamatkan nyawa korban dan mencegah komplikasi.
Narasumber
dr. Muhammad Phetrus Johan, MKes, PhD, Sp.OT (K)
Dokter Spesialis Ortopedi
Primaya Hospital Makassar
Referensi:
- Crush injury. https://medlineplus.gov/ency/article/000024.htm. Diakses 7 Mei 2023
- Crush Injuries and the Crush Syndrome. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4919827/#bib1. Diakses 7 Mei 2023
- crush injury. https://www.britannica.com/science/crush-injury. Diakses 7 Mei 2023
- Crush Injury and Crush Syndrome. https://www.acep.org/imports/clinical-and-practice-management/resources/ems-and-disaster-preparedness/disaster-preparedness-grant-projects/cdc—blast-injury/cdc-blast-injury-fact-sheets/crush-injury-and-crush-syndrome. Diakses 7 Mei 2023
- Amputation in crush syndrome: A case report. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2210261220303916. Diakses 7 Mei 2023
- Severe crush injury in adults. https://www.uptodate.com/contents/severe-crush-injury-in-adults. Diakses 7 Mei 2023