
Rhinitis merupakan kondisi di mana terjadi peradangan pada rongga hidung yang mengakibatkan gejala seperti flu. Jika dilihat dari jenisnya, maka kondisi ini terbagi menjadi dua yaitu rhinitis alergi dan rhinitis non alergi.
Walaupun gejala yang tampak seringkali sama, namun kedua kondisi ini diakibatkan oleh dua penyebab yang berbeda. Nah, bila ingin tahu apa saja perbedaannya, yuk simak informasinya di bawah ini.
Apa Itu Rhinitis Non Alergi?

Rhinitis non alergi yaitu peradangan pada membran dalam hidung yang mana penyebabnya sendiri bukan karena paparan alergen.
Gejala yang muncul hampir sama yaitu hidung berair dan tersumbat, bersin-bersin, dan terdapat lendir di tenggorokan. Perbedaannya adalah, pada rhinitis ini ย tidak menyebabkan mata, hidung, dan tenggorokkan gatal. Dan juga tidak ada gejala seperti demam yang menyertainya.
Selain itu, perbedaan rhinitis alergi dan non alergi yang paling jelas yaitu pada diagnosis yang dokter lakukan. Pada tipe non alergi, dokter hanya dapat memutuskan kondisi ini setelah diketahui tidak ada reaksi alergi terhadap zat-zat yang seringkali menyebabkan alergi.
Umumnya, kondisi ini terjadi pada orang yang berusia di atas 20 tahun. Walau demikian, siapa pun dapat terkena, mulai dari anak-anak hingga lansia.
Walau penyebabnya sendiri belum pasti, namun umumnya dokter akan memberikan pengobatan terhadap kondisi ini sesuai dengan tingkat keparahan gejalanya. Kebanyakan kondisi ini mudah diobati karena memiliki gejala yang ringan sehingga tidak memerlukan tindakan khusus.
Nama | Rhinitis non alergi |
Gejala Utama | Bersin-bersin, hidung tersumbat, hidung beringus, tenggorokan berdahak |
Dokter | Dokter spesialis THT (Telinga, Hidung, dan Tenggorokan) |
Penyebab Utama | Belum diketahui pasti apa penyebabnya |
Diagnosis | Wawancara medis, pemeriksaan fisik, dan test lanjutan |
Faktor Risiko | Penggunaan obat-obatan, penggunaan obat semprot hidung, perubahan hormon |
Pengobatan | Pemberian obat sesuai dengan gejala yang tampak |
Pencegahan | Menghindari faktor risiko |
Komplikasi | Sinusitis, otitis media, polip hidung |
Faktor Risiko
Walau dapat terjadi pada semua orang, namun kondisi ini kerap terjadi pada orang dengan usia di atas 20 tahun. Terdapat beberapa kondisi yang dapat mengakibatkan seseorang berpotensi terkena rhinitis non alergi. Contohnya yaitu:
- Paparan zat iritan
- Hamil atau menstruasi
- Kondisi kesehatan khusus
- Perubahan hormon
- Infeksi virus
- Stres fisik/emosional
- Penggunaan obat-obatan
Penyebab Rhinitis Non Alergi
Belum pasti apa penyebab rhinitis non alergi. Namun, para peneliti menduga bahwa hal ini berhubungan langsung dengan pelebaran pembuluh darah pada hidung. Akibatnya, lapisan rongga hidung membengkak yang pada akhirnya meningkatkan produksi ingus serta sumbatan hidung.
Namun, ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang bisa mengalami gejala rhinitis non alergi. Di antaranya yaitu:
- Debu
- Parfum
- Zat iritan
- Obat-obatan
- Perubahan cuaca
- Makanan pedas
- Makanan/minuman panas
- Gangguan kesehatan kronis
- Infeksi virus
- Perubahan hormon tubuh
- Masalah gangguan tidur
Gejala Rhinitis Non Alergi
Beberapa gejala rhinitis non alergi seringkali muncul secara kambuh-kambuhan. Jadi, bisa dikatakan sering kali datang dan pergi sepanjang tahun. Untuk gejala yang muncul yaitu meliputi:
- Hidung tersumbat
- Hidung meler/berair
- Bersin-bersin
- Batuk
- Dahak di tenggorokan
Berbeda dengan rhinitis alergi yang umumnya menyebabkan mata, hidung, maupun tenggorokan gatal serta demam, pada kondisi ini seringkali tidak menyebabkan hal tersebut.
Cara Dokter Mendiagnosis
Dokter bisa mendiagnosis apakah seseorang terkena rhinitis non alergi atau tidak melalui beberapa metode seperti berikut ini:
- Wawancara medis (anamnesis)
- Pemeriksaan fisik
- CT scan
- Tes alergi
- Endoskopi hidung
Pencegahan
Belum pasti apa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah kondisi ini. Namun, bagi Anda yang pernah mengalami hal ini, maka bisa melakukan beberapa upaya pencegahan seperti ย berikut:
- Pastikan apa saja hal yang mungkin dapat memicu Anda terkena rhinitis non alergi ini. Pastikan untuk selalu menghindarinya sebisa mungkin.
- Pastikan untuk tidak menggunakan obat tetes maupun semprot hidung dekongestan jangka panjang. Hal ini dapat memperburuk gejala yang ada.
- Dapatkan perawatan yang benar-benar dapat membantu Anda saat terkena gejala rhinitis. Jika pengobatan tidak berhasil, pastikan untuk konsultasikan ke dokter.
Pengobatan Rhinitis Non Alergi
Dokter dapat memberikan pengobatan untuk rhinitis non alergi sesuai dengan kondisi dan tingkat keparahan pasien. Beberapa obat yang dokter resepkan biasanya meliputi:
- Pemberian dekongestan
- Obat antihisitamin
- Semprotan hidung kortikosteroid
- Obat antikolinergik
Beberapa pengobatan dari rumah juga dapat dilakukan untuk mengurangi gejala yang timbul seperti:
- Menghirup uap air panas yang diberikan minyak teh maupun minyak kayu putih.
- Menggunakan pelembab udara (humidifier) bila ruangan kering.
Komplikasi
Mengutip dari laman Mayo Clinic, bahwa kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi seperti berikut ini:
- Nasal polip
- Sinusitis
- Radang dalam selaput lendir
- Masalah aktivitas sehari-hari
Kapan Harus ke Dokter?
Anda harus mengunjungi dokter spesialis THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan) apabila mengalami gejala yang berat, dan kondisi yang terus memburuk dari waktu ke waktu.
Narasumber:
dr. Rissa Ardika Nasution, Sp.THT-KL
Spesialis THT-KL
Primaya Hospital Depok
Referensi:
- Nonallergic rhinitis. https://www.merckmanuals.com/professional/ear,-nose,-and-throat-disorders/nose-and-paranasal-sinus-disorders/nonallergic-rhinitis#. Diakses pada 29 Juli 2024.
- What is nonallergic rhinitis? https://www.medicalnewstoday.com/articles/177085. Diakses pada 16 Juli 2024.
- Nonallergic rhinitis definition. https://www.aaaai.org/Tools-for-the-Public/Allergy,-Asthma-Immunology-Glossary/Nonallergic-Rhinitis-Vasomotor-Defined. Diakses pada 29 Juli 2024.
- Chronic nonallergic rhinitis. https://www.aafp.org/afp/2018/0801/p171.html. Diakses pada 29 Juli 2024.
- Non-allergic rhinitis. https://www.nhs.uk/conditions/non-allergic-rhinitis/treatment/. Diakses pada 16 Juli 2024.