
Bronkopneumonia bilateral adalah salah satu bentuk pneumonia atau infeksi paru-paru yang memengaruhi kedua paru-paru sekaligus, terutama pada saluran udara kecil (bronkus) dan jaringan paru di sekitarnya. Kondisi ini termasuk serius karena dapat mengganggu pertukaran oksigen dan berpotensi mengancam jiwa bila tidak ditangani dengan cepat. Bronkopneumonia merupakan peradangan pada paru-paru yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur, dan istilah bilateral menunjukkan bahwa infeksi terjadi di kedua sisi paru-paru. Peradangan ini dapat mengakibatkan terbentuknya bercak-bercak infeksi dan kerusakan jaringan pada beberapa area paru, bukan hanya di satu titik, sehingga dampaknya terhadap pernapasan biasanya lebih berat dibanding bronkopneumonia unilateral (satu sisi).
Jika Anda mengalami gejala bronkopneumonia bilateral, segera berkonsultasi ke dokter. Kavacare dapat membantu Anda untuk membuat janji temu dengan dokter spesialis paru terbaik di jaringan rumah sakit Primaya maupun bila perlu dirujuk ke rumah sakit lain di dalam dan luar negeri. Hubungi Kavacare Support di nomor WhatsApp 0811 1446 777.
Gejala Bronkopneumonia Bilateral
Gejala bronkopneumonia bilateral dapat muncul secara bertahap atau tiba-tiba, tergantung penyebab dan kondisi daya tahan tubuh pasien. Beberapa gejala yang umum meliputi:
- Demam Tinggi dan Menggigil
Demam merupakan respons alami tubuh terhadap infeksi. Pada bronkopneumonia bilateral, suhu tubuh bisa meningkat tajam hingga di atas 38,5ยฐC, disertai sensasi menggigil hebat. Kondisi ini menandakan sistem imun sedang bekerja keras melawan kuman. Demam yang menetap lebih dari tiga hari biasanya mengindikasikan infeksi yang cukup berat dan membutuhkan evaluasi medis segera.
- Batuk Berdahak
Batuk adalah mekanisme tubuh untuk membersihkan saluran napas dari lendir dan kotoran. Penderita bronkopneumonia bilateral sering mengalami batuk dengan dahak kental berwarna kuning kehijauan akibat campuran lendir, sel darah putih, dan kuman. Dalam beberapa kasus, dahak bisa bercampur darah karena peradangan dan iritasi serta terjadinya luka pada pembuluh darah di paru-paru.
- Sesak Napas dan Napas Cepat
Infeksi pada kedua paru-paru membuat pertukaran oksigen dan karbon dioksida terganggu dan terjadi penumpukan zat sisa di tubuh. Akibatnya, penderita dapat merasa kehabisan napas walau hanya melakukan aktivitas ringan. Laju pernapasan juga meningkat sebagai kompensasi tubuh untuk memenuhi kebutuhan oksigen. Pada kasus berat, keluhan sesak napas bisa muncul bahkan saat pasien sedang beristirahat.
- Nyeri Dada
Nyeri atau rasa tertekan di dada sering kali muncul saat penderita menarik napas dalam atau batuk. Hal ini disebabkan oleh peradangan pada lapisan pelindung paru-paru (pleura) atau ketegangan otot pernapasan akibat batuk yang terus-menerus. Nyeri dada yang semakin parah perlu diwaspadai karena bisa menjadi tanda komplikasi, seperti penumpukan cairan di paru-paru.
- Lemas dan Kehilangan Nafsu Makan
Infeksi yang menyerang paru-paru akan memengaruhi seluruh metabolisme tubuh. Energi banyak terkuras untuk melawan infeksi, sehingga penderita merasa lemas, letih, dan kehilangan minat untuk makan. Kekurangan asupan nutrisi pada fase ini dapat memperlambat proses pemulihan.
- Bibir atau Kuku Membiru (Sianosis)
Sianosis adalah perubahan warna kulit, bibir, atau kuku menjadi kebiruan akibat rendahnya kadar oksigen dalam darah. Kondisi ini mengindikasikan gangguan serius pada fungsi paru-paru dan sirkulasi oksigen. Sianosis yang muncul pada penderita bronkopneumonia bilateral merupakan tanda darurat medis yang memerlukan penanganan segera di rumah sakit.
Penyebab Bronkopneumonia Bilateral
Bronkopneumonia bilateral dapat dipicu oleh berbagai jenis mikroorganisme dan faktor risiko yang memperburuk daya tahan tubuh, antara lain:
- Infeksi Bakteri
Bakteri merupakan penyebab tersering bronkopneumonia bilateral, terutama jenis Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, dan Staphylococcus aureus. Bakteri ini dapat masuk ke saluran pernapasan melalui percikan droplet saat penderita batuk atau bersin. Setelah masuk, bakteri akan berkembang biak di saluran napas kecil (bronkus) dan menyebar ke jaringan paru-paru, memicu peradangan. Pada kasus berat, bakteri dapat menyebar ke aliran darah (bakteremia) dan memperburuk kondisi pasien.
- Infeksi Virus
Virus seperti influenza, RSV (Respiratory Syncytial Virus), dan SARS-CoV-2 (penyebab COVID-19) juga dapat memicu bronkopneumonia bilateral. Virus biasanya menyerang sel-sel lapisan saluran napas, menyebabkan kerusakan dan memudahkan infeksi bakteri sekunder. Pada anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem imun lemah, infeksi virus ini dapat berkembang cepat menjadi peradangan paru-paru bilateral yang parah.
- Infeksi Jamur
Walaupun lebih jarang, infeksi jamur seperti Pneumocystis jiroveciiย bisa menjadi penyebab, terutama pada penderita dengan daya tahan tubuh yang sangat rendah, misalnya pasien HIV/AIDS stadium lanjut, penerima transplantasi organ, atau pasien yang menjalani terapi imunosupresif. Infeksi jamur ini cenderung berkembang perlahan, tetapi bisa memengaruhi luas jaringan paru-paru dan sulit diobati tanpa terapi antijamur khusus.
- Kondisi Medis yang Melemahkan Imunitas
Penyakit kronis seperti diabetes, gagal ginjal, kanker, atau HIV/AIDS membuat sistem pertahanan tubuh kurang efektif melawan kuman. Gula darah tinggi pada penderita diabetes, misalnya, dapat menghambat fungsi sel darah putih, sementara pasien kanker yang menjalani kemoterapi juga mengalami penurunan jumlah sel imun. Akibatnya, tubuh lebih rentan terhadap infeksi berat, termasuk bronkopneumonia bilateral.
- Paparan Asap Rokok atau Polusi
Menghirup asap rokok atau udara yang tercemar polusi dalam jangka waktu lama dapat merusak lapisan pelindung saluran napas (mukosa) dan mengurangi kemampuan silia untuk membersihkan kotoran serta kuman. Kondisi ini memudahkan bakteri atau virus untuk menempel dan berkembang di saluran napas, sehingga meningkatkan risiko infeksi paru-paru.
- Pasien Rawat Inap dengan Ventilator
Pasien yang menggunakan ventilator di rumah sakit berisiko mengalami ventilator-associated pneumonia (VAP). Selang ventilator yang masuk ke saluran napas dapat menjadi jalur bagi bakteri rumah sakit (hospital-acquired bacteria) yang biasanya lebih resisten terhadap antibiotik. Pada kondisi ini, infeksi bisa menyebar dengan cepat ke kedua paru-paru, menyebabkan bronkopneumonia bilateral yang berat.
Bronkopneumonia bilateral adalah infeksi paru-paru yang memengaruhi kedua sisi paru secara bersamaan, dengan gejala yang umumnya lebih berat dibanding infeksi pada satu sisi saja. Kondisi ini dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, atau faktor risiko lain yang melemahkan daya tahan tubuh. Mengenali gejala seperti demam tinggi, batuk berdahak, sesak napas, nyeri dada, dan sianosis sangat penting agar penanganan dapat dilakukan lebih cepat dan risiko komplikasi bisa dicegah. Deteksi dini serta pengobatan yang tepat oleh dokter spesialis paru adalah kunci untuk mempercepat pemulihan dan mengurangi risiko kerusakan paru permanen.
Kavacare siap membantu Anda untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis paru terbaik di jaringan rumah sakit Primaya Hospital, dan juga mendaftarkan operasi atau tindakan yang belum ada di rumah sakit Primaya yang dituju, di rumah sakit dalam negeri maupun luar negeri. Tim kami akan memandu proses konsultasi, pemeriksaan, hingga pendampingan selama perawatan. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Kavacare Support di nomor WhatsApp 0811 1446 777.
Narasumber:
dr. Eddy Wiria, PhD
Co-Founder & CEO Kavacare
Referensi:
- Pneumonia – Centers for Disease Control and Prevention (CDC). https://www.cdc.gov/pneumonia/. Diakses pada 12 Agustus 2025.
- What Is Pneumonia? – National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI). https://www.nhlbi.nih.gov/health/pneumonia. Diakses pada 12 Agustus 2025.
- Pneumonia – Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/4471-pneumonia. Diakses pada 12 Agustus 2025.