Inflamasi atau peradangan bisa terjadi akibat banyak hal. Mulai dari karena cedera, reaksi alergi, infeksi, terkena racun, paparan suhu terlalu panas atau dingin, atau lainnya. Saat sel-sel meradang, maka akan memproduksi zat seperti prostaglandin, histamin, maupun bradikinin. Oleh sebab itu, dibutuhkan obat antiinflamasi seperti halnya diclofenac.
Obat ini memiliki efek yang ringan hingga sedang sebagai pereda nyeri. Oleh karena itu, dokter juga kerap memberikannya sebagai obat pereda nyeri pasca operasi, nyeri haid, nyeri sendi, atau pun nyeri akibat cedera. Yuk cari tahu lebih lanjut seputar diclofenac di bawah ini.
Apa itu Diclofenac?
Diclofenac adalah obat tipe OAINS (obat antiinflamasi nonsteroid) yang digunakan untuk mengatasi inflamasi dan nyeri pada berbagai bagian tubuh. Di Indonesia, obat ini sering disebut juga sebagai natrium diklofenak.
Ada dua tipe obat ini yang sering beredar di pasaran yaitu diclofenac potassium dan diclofenac sodium. Tipe diclofenac sodium lebih lambat diserap tubuh sehingga lebih sering dipakai sebagai obat mengatasi inflamasi. Sementara diclofenac potassium punya daya kerja lebih cepat sehingga lebih efektif untuk mengatasi nyeri.
Obat ini mampu mengatasi nyeri dan inflamasi dalam skala ringan hingga sedang. Hampir semua jenis nyeri bisa diobati seperti nyeri otot, nyeri pinggang, nyeri haid, sakit gigi, sakit akibat cedera, dan banyak lagi.
Cara kerjanya yaitu dengan menghambat sel-sel yang terinflamasi dalam memproduksi zat kimia yang disebut prostaglandin. Zat ini akan muncul secara alami sebagai reaksi tubuh saat luka atau cedera. Dengan terhambatnya produksi zat ini, maka akan gejala inflamasi akan mereda.
Terdapat banyak merek dari natrium diclofenac yang tersedia di pasaran seperti: Voltaren, Cataflam, X-Flam, Flamar, Klotaren, Flamifa, Kaditic, Scanaflam, Kaldifen, Laflanac, dan juga Zelona.
Nama Obat | Diclofenac |
Kategori Obat | OAINS (obat antiinflamasi nonsteroid) / NSAID |
Golongan Obat | Obat keras |
Bentuk Obat | Tablet, gel, kaplet, suppositoria, dan injeksi atau suntik |
Manfaat/Indikasi | Mengatasi nyeri dan inflamasi |
Dikonsumsi Oleh | Anak dan dewasa |
Kategori Ibu Hamil | Kategori C untuk kehamilan trimester I & II, kategori D untuk kehamilan trimester III |
Peringatan Ibu Menyusui | Boleh digunakan bagi ibu menyusui |
Manfaat Diclofenac
Umumnya, dokter akan meresepkan obat ini untuk mengatasi beberapa penyakit atau kondisi kesehatan seperti halnya:
- Osteoarthritis
- Rheumatoid arthritis
- Nyeri otot
- Sakit gigi
- Nyeri haid
- Cedera olahraga
- Sakit punggung
- Radang sendi
- Demam
- Migrain akut
- Nyeri pasca operasi
- Ankylosing spondylitis
Dosis dan Aturan Pakai Diclofenac
Di pasaran, obat ini tersedia dalam berbagai macam bentuk. Contohnya ada tablet, gel, kaplet, suppositoria, dan injeksi atau suntik. Untuk dosisnya sendiri, dokter akan memberikannya sesuai dengan kondisi penyakit dan usia pasien. Berikut ini rinciannya:
Mengatasi Nyeri berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal dan sendi (Osteoarthritis & Rheumatoid arthritis)
Oral
- Dewasa: : 75-150 mg per hari dalam dosis terbagi (2-3x per hari). Maks: 150 mg per hari
- Anak ≥14 tahun: dosis 75 – 100 per hari dalam dosis terbagi (2-3x per hari).
Gunakan dosis efektif terendah untuk durasi terpendek yang diperlukan untuk mencapai respon
Topikal
- Dewasa: Dalam bentuk gel diklofenak oleskan 2-4 g ke area yang terkena 2-4 kali sehari sesuai kebutuhan.
Semprotan topikal diklofenak : 4-5 semprotan tiga kali; Maks: 15 semprotan setiap hari. Evaluasi kembali penyembuhan gejala setelah 7 hari. - Lansia: Mulai pada batas bawah kisaran dosis.
Â
Meredakan Nyeri Akut atau Nyeri setelah Operasi
Oral
- Dewasa: : 75-150 mg per hari dalam dosis terbagi (2-3x per hari). Maks: 150 mg per hari
- Anak ≥14 tahun: dosis 75 – 100 per hari dalam dosis terbagi (2-3x per hari).
Gunakan dosis efektif terendah untuk durasi terpendek yang diperlukan untuk mencapai respon
Â
Mengatasi Nyeri Haid
Oral
- Dewasa: 50 – 100 mg saat nyeri muncul, dosis perawatan maks 150 mg/hari yang dibagi beberapa dosis. Durasi : 1-5 hari
Mengatasi Migrain Akut
- Dewasa: dosis awal 50 mg saat gejala atau serangan pertama kali muncul. Jika masih terasa, minum lagi dengan dosis yang sama setelah 2 jam. Jika masih, minum lagi dengan dosis sama tiap 4 – 6 jam hingga maksimum 200 mg per hari.
- Lansia: Gunakan dosis efektif serendah mungkin dan durasi pengobatan sesingkat mungkin.
Demam Akibat Infeksi
- Anak usia >9 tahun BB ≥35 kg: 2 mg/kgBB per hari dalam dosis terbagi (3x per hari)
Bagaimana Cara Menggunakan Diclofenac?
Selalu ikuti petunjuk yang tersedia pada kemasan atau sesuai anjuran dokter. Tiap jenis bentuk obat memiliki metode penggunaan yang berbeda-beda.
Tipe kaplet dan tablet lebih baik Anda minum setelah makan agar tidak mengiritasi lambung. Telan utuh, jangan menghancurkannya ataupun mengunyahnya. Untuk tipe gel bisa dioleskan secara tipis-tipis pada bagian yang sakit.
Diclofenac bisa digunakan untuk jangka pendek maupun jangka panjang tergantung pada penyakit yang mendasarinya. Dokter akan memantau kesehatan secara berkala apabila digunakan dalam jangka panjang sehingga risiko terkenan efek samping akan minim.
Cara Penyimpanan
Simpan diclofenac sodium pada tempat yang sejuk, bersih, kering, dan suhu antara 20 – 25 ° C. Jauhkan dari anak-anak, hewan peliharaan, dan juga dari paparan sinar matahari langsung.
Interaksi Diclofenac dengan Obat Lain
- Obat golongan OAINS lainnya
- Kortikosteroid
- Obat pengencer darah
- Antidepresan SSRI
- Obat diuretik hemat kalium
- Obat golongan ACE inhibitor
- Antibiotik quinolone
- Phenytoin
- Ciclosporin
- Digoxin
- Methotrexate
- Baclofen
- Cholestyramine
Peringatan dan Perhatian Menggunakan Diclofenac
Informasikan ke dokter apabila Anda mengalami beberapa kondisi seperti di bawah ini:
- Alergi terhadap diclofenac
- Sedang hamil/menyusui
- Punya riwayat penyakit dalam
- Akan menjalani operasi bypass jantung
- Menderita maag atau tukak lambung
Efek Samping dan Bahaya Diclofenac
Efek samping yang kerap dirasakan setelah mengonsumsi obat ini antara lain:
- Sakit perut/maag
- Diare
- Sembelit
- Mual
- Kembung
- Hipertensi
- Kaki/tangan bengkak
- Pusing
- Mengantuk
Alternatif Obat Sejenis Diclofenac
- Ketorolac
- Piroxicam
- Aspirin
- Ketoprofen
- Asam mefenamat
- Diclofenac
- Meloxicam
- Nabumetone
- Etodolac
- Naproxen
- Indomethacin
Kapan Harus ke Dokter?
Anda harus segera memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami gejala efek samping setelah mengonsumsi diclofenac. Apabila timbul reaksi alergi parah ataupun overdosis, maka Anda bisa mendatangi instalasi gawat darurat untuk perawatan secara intensif.
Narasumber:
Dokter Umum
Primaya Hospital Bekasi Utara
Referensi:
- https://www.mims.com/indonesia/drug/info/diclofenac?mtype=generic. Diakses pada 4 Junil 2024.
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/drugs-diclofenac-tablets#expiration. Diakses pada 15 April 2024.
- Diclofenac sodium. https://nctr-crs.fda.gov/fdalabel/services/spl/set-ids/32b988ec-61f9-603f-e054-00144ff88e88/spl-doc. Diakses pada 15 April 2024.
- Diclofenac sodium tablet, extended release. https://nctr-crs.fda.gov/fdalabel/services/spl/set-ids/51635427-fb13-45ee-813d-a40b0405d14f/spl-doc. Diakses pada 15 April 2024.