• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Stroke: Gejala, Mencegah dan Mengobati

Gejala stroke

Gejala Stroke adalah kondisi medis serius yang bisa mengubah hidup seseorang dalam sekejap. Ketika terjadi stroke, dalam hitungan menit, otak kehilangan oksigen dan nutrisi yang vital hingga dapat mengakibatkan kerusakan permanen dan berbagai komplikasi. Karena itu, diperlukan kesadaran terhadap bahaya stroke. Artikel berikut ini akan membahas segala hal seputar stroke, termasuk cara mencegah dan mengobatinya.

Mengenal Stroke

Stroke adalah kondisi medis darurat yang terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu. Gangguan itu bisa dipicu penyumbatan ataupun pecahnya pembuluh darah. Kondisi ini dapat menyebabkan otak rusak secara permanen, bahkan kematian, jika tak mendapat penanganan yang cepat dan tepat.

buat jani dokter primaya

Otak membutuhkan suplai darah yang mengandung oksigen dan nutrien secara konstan untuk dapat berfungsi dengan baik. Ketika aliran darah terganggu, sel-sel otak mulai mati dalam hitungan menit hingga mengakibatkan kerusakan permanen.

Terdapat dua jenis stroke:

  • Stroke iskemik: terjadi ketika pembuluh darah yang menyuplai darah ke otak tersumbat, seringnya akibat gumpalan darah. Ini jenis stroke yang paling banyak terjadi di seluruh dunia.
  • Stroke hemoragik: terjadi saat pembuluh darah di otak pecah hingga menyebabkan perdarahan di dalam atau sekitar otak. Jenis stroke ini jarang terjadi, tapi dampaknya bisa lebih serius.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO)ย pada 2021, stroke adalah penyebab kematian nomor tiga di dunia. Setiap detik sangatlah berarti dalam penanganan stroke. Jika terlambat, akibatnya bisa fatal.

Gejala Stroke

Studi di BMC Neurologyย mendapati gejala awal serangan stroke ditunjukkan melalui perubahan realitas serta ketidaknyamanan dan perubahan fungsi tubuh. Gejala tersebut terjadi secara mendadak, persisten, dan tak pernah dialami sebelumnya.

Terdapat istilah FAST yang mudah diingat sebagai gejala stroke, yakni:

  • F (Face): Face droopingโ€”satu sisi wajah tiba-tiba turun/terkulai atau mati rasa.
  • A (Arms): Arm weaknessโ€”sulit mengangkat satu lengan.
  • S (Speech): Speech difficultyโ€”berbicara tidak jelas atau sulit dimengerti.
  • T (Time): Time to callemergency servicesโ€”jika ada tanda-tanda di atas, segera hubungi rumah sakit.

Gejala lain yang muncul secara tiba-tiba termasuk:

  • Merasa kebas atau lemah di wajah, lengan, atau kaki, terutama di satu sisi tubuh.
  • Kesulitan melihat pada satu atau kedua mata/penglihatan kabur.
  • Kesulitan berjalan, kehilangan keseimbangan/koordinasi.
  • Sakit kepala hebat tanpa sebab jelas, sering disertai mual-muntah.

Penyebab Stroke

Stroke bisa terjadi akibat berbagai faktor risiko yang bisa diubah ataupun yang tak bisa diubah. Rinciannya:

Tak dapat diubah:

  • Usia: risiko stroke meningkat seiring bertambahnya usia.
  • Jenis kelamin: risiko stroke pada pria yang lebih tinggi daripada perempuan, tapi perempuan cenderung mengalami stroke pada usia yang lebih tua dengan prognosis lebih buruk.
  • Riwayat keluarga: risiko stroke lebih tinggi jika ada riwayat stroke dalam keluarga
Baca Juga:  Demam Berdarah Dengue

Dapat diubah:

  • Tekanan darah tinggi (hipertensi)
  • Kadar kolesterol tinggi
  • Terbiasa merokok
  • Diabetes
  • Penyakit jantung, terutama fibrilasi atrium
  • Obesitas
  • Kurang aktivitas fisik
  • Pola makan tidak sehat
  • Penyalahgunaan alkohol

Cara Dokter Mendiagnosis Stroke

Ketika seseorang datang ke rumah sakit dengan gejala stroke, dokter akan segera melakukan tindakan karena setiap detik sangat berharga. Berikut ini tahapan diagnosis yang biasa dilakukan dokter:

Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Medis

Dokter akan menanyakan kapan gejala mulai muncul, riwayat kesehatan, serta memeriksa tanda-tanda neurologis (gerakan, bicara, refleks, dan sebagainya)

Pemeriksaan Pencitraan Otak

  • CT Scan (computed tomography): tes paling umum, cepat, dan dapat membedakan stroke iskemik dan hemoragik.
  • MRI (magnetic resonance imaging): lebih sensitif untuk mendeteksi area otak yang terkena stroke, terutama pada tahap awal.

Tes Lain

  • Tes darah: untuk mengetahui kadar gula, infeksi, dan masalah pembekuan darah.
  • EKG (elektrokardiogram): mendeteksi masalah irama jantung.
  • USG karotis: melihat ada-tidaknya penyumbatan di pembuluh darah leher.

Hasil diagnosis ini sangat penting karena penanganan stroke iskemik dan hemoragik sangat berbeda. Berbahaya bila dokter keliru dalam menegakkan diagnosis dan mengambil tindakan.

Cara Mengatasi Stroke

Penanganan stroke mesti sesegera mungkin. Tujuannya adalah menyelamatkan jaringan otak yang masih hidup, meminimalkan kerusakan, dan mencegah komplikasi. Berikut ini rincian penanganan berdasarkan jenis stroke yang dialami:

Stroke Iskemik

Dalam kasus stroke iskemik, penanganan berfokus pada upaya mengembalikan aliran darah ke otak secepat mungkin. Caranya antara lain:

  • Pemberian obat trombolitik untuk melarutkan gumpalan darah penyebab stroke
  • Trombektomi mekanik, yakni prosedur minimal invasif yang dilakukan dengan memasukkan alat kecil lewat pembuluh darah untuk mengambil gumpalan darah di otak.
  • Pemberian obat antiplatelet untuk mencegah pembentukan gumpalan baru.

Stroke Hemoragik

Fokus penanganan untuk jenis stroke ini adalah menghentikan perdarahan dan menurunkan tekanan dalam otak. Caranya termasuk:

  • Operasi untuk mengangkat darah yang menumpuk atau memperbaiki pembuluh darah yang pecah.
  • Obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah dan mencegah kejang.

Rehabilitasi Stroke

Setelah fase akut terlewati, pasien biasanya membutuhkan rehabilitasi untuk memulihkan fungsi tubuh yang terganggu. Jenis terapi yang biasa diberikan:

  • Fisioterapi: memulihkan kekuatan dan koordinasi otot.
  • Terapi okupasi: melatih kembali kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari.
  • Terapi wicara: membantu pasien yang kesulitan bicara atau menelan.
  • Dukungan psikologis: stroke dapat menyebabkan depresi dan kecemasan sehingga dukungan mental juga penting.
Baca Juga:  Kram Perut Disertai Kembung? Waspadai Sindrom Iritasi Usus Besar

Komplikasi Stroke

Stroke bisa memicu beragam komplikasi baik jangka pendek maupun jangka panjang. Di antaranya:

  • Paralisis atau kelemahan pada satu sisi tubuh
  • Kesulitan berbicara dan menelan
  • Masalah kognitif, termasuk gangguan memori, konsentrasi, dan pengambilan keputusan.
  • Depresi dan perubahan emosional
  • Komplikasi medis, termasuk pneumonia, infeksi saluran kemih, atau luka baring karena terlalu lama berbaring

Pencegahan Stroke

Stroke bisa dicegah terutama untuk faktor risiko yang terkait dengan gaya hidup yang bisa diubah. Caranya antara lain:

  • Kontrol tekanan darah dan kadar kolesterol yang tinggi melalui perubahan gaya hidup dan/atau obat-obatan.
  • Berhenti merokok jika terbiasa merokok.
  • Mengontrol kadar gula darah dengan ketat, terutama bila mengidap diabetes.
  • Menjaga berat badan yang sehat melalui pola makan sehat dan olahraga teratur.
  • Berolahraga secara teratur untuk membantu menurunkan tekanan darah, kolesterol, dan berat badan serta meningkatkan kesehatan jantung dan pembuluh darah.
  • Makan makanan yang kaya buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan ikan. Batasi asupan lemak jenuh, kolesterol, dan natrium.
  • Hindari konsumsi alkohol.
  • Obati penyakit jantung dan masalah medis lain sesuai dengan anjuran dokter.

Kapan Harus ke Dokter?

Jangan pernah menunda untuk mendapatkan penanganan bila merasa mengalami gejala stroke. Segera ke dokter atau rumah sakit jika ada gejala FAST seperti yang disebutkan di atas. Makin cepat tindakan medis, makin besar peluang untuk pulih dan mencegah kerusakan yang lebih parah.

Narasumber:

dr. Riski Amanda, Sp.N

Spesialis Neurologi

Primaya Hospital PGI Cikini

 

Referensi:

Share to :

Buat Janji Dokter

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Select an available coupon below