Auditory processing disorder adalah gangguan kesehatan yang sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Seorang anak yang tak punya masalah pendengaran tapi ternyata sulit mencerna informasi secara verbal mungkin mengalami gangguan tersebut. Peran keluarga dan guru di sekolah sangat penting untuk membantu perkembangan anak dengan gangguan pemrosesan pendengaran.
Mengenal Auditory Processing Disorder
Auditory processing disorder (APD) adalah kurangnya pendengaran dalam pemrosesan saraf pada sistem saraf pusat. Anak-anak dengan gangguan ini kesulitan mencatat dengan benar perkataan orang dan mengingat hal yang mereka dengar. Bunyi kata-kata yang berbeda menjadi membingungkan di benak anak-anak penderita APD sehingga mereka sulit menerjemahkan bahasa.
Anak-anak yang mengalami auditory processing disorder bisa menunjukkan satu atau lebih gangguan berikut ini:
- Diskriminasi pendengaran (auditory discrimination): tidak mampu memperhatikan dan membedakan kata-kata yang pengucapannya mirip tapi berbeda.
- Diskriminasi bentuk latar belakang (figure-to-ground discrimination): kesulitan menyaring atau tidak mampu membedakan antara suara latar belakang dan percakapan yang semestinya didengarkan.
- Ingatan pendengaran (auditory memory): tidak mampu mengingat apa yang didengar baik jangka pendek maupun jangka panjang.
- Pengurutan pendengaran (auditory sequencing): tidak mampu memahami dan mengingat urutan bunyi kata-kata.
Individu dengan APD tidak bisa mengidentifikasi perbedaan tipis bunyi kata-kata meski suaranya terdengar keras dan jelas. Tak jarang individu tersebut juga kesulitan mengidentifikasi sumber suara. Meski tak ada masalah pada pendengaran, mereka tetap sulit merekam dan mengingat perkataan yang mereka dengar dengan benar. Walhasil, mereka juga sulit berekspresi dengan jelas atau susah belajar membaca lantaran bingung terhadap perbedaan suara dari kata-kata.
Orang dewasa yang memiliki auditory processing disorder juga akan kesulitan memahami dan menginterpretasikan informasi yang disajikan secara verbal kepada mereka. Akibatnya, mereka kerap mengalami gangguan komunikasi dengan keluarga, teman, pasangan, dan rekan kerja.
Gejala
Banyak kesamaan gejala auditory processing disorder pada anak-anak dan orang dewasa. Misalnya mereka akan kesulitan memahami:
- Kata-kata yang diucapkan dengan cepat
- Pembicaraan di tengah lingkungan yang ramai atau berisik
- Informasi dan panduan yang diberikan secara verbal
Selain itu, mereka kerap salah dengar ketika mendengar kata-kata yang punya kemiripan dalam pengucapan fonem. Misalnya “beras” dan “peras”. APD juga merupakan karakteristik gangguan lain seperti disleksia, gangguan spektrum autisme, serta gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas.
Penyebab
Belum ada yang mengetahui apa penyebab pasti auditory processing disorder. Tapi ada dugaan gangguan ini bersumber dari masalah pada representasi informasi pendengaran pada otak. Faktor pemicunya antara lain:
- Keterlambatan perkembangan sistem saraf pendengaran pusat saat bayi dalam kandungan
- Mengalami gangguan neurologis atau trauma pada kepala
- Keracunan timbel
- Gangguan kejang
- Infeksi telinga kronis
- Masalah saat persalinan
- Demam sangat tinggi pada usia muda
- Riwayat genetik
Kadang ada lebih dari satu faktor yang berpengaruh pada terjadinya gangguan ini.
Cara Dokter Mendiagnosis Auditory Processing Disorder
Hanya audiolog yang dapat memberikan diagnosis auditory processing disorder. Namun psikolog atau terapis wicara dapat mendeteksi kemungkinan gangguan ini lewat pemeriksaan awal. Dalam diagnosis, audiolog akan menjalankan serangkaian tes dengan peralatan yang terstandardisasi. Gangguan auditori ini tak bisa didiagnosis lewat observasi biasa.
Audiolog akan mengetes kemampuan pasien dalam:
- Menemukan sumber suara
- Membedakan suara yang mirip, seperti /p/ dan /b/
- Mengenali pola pembicaraan
- Merangkai suara dan memahaminya sebagai ucapan bermakna
- Membedakan suara pembicaraan dari suara lain yang terdengar bersamaan
- Memproses dan memahami informasi pendengaran yang tidak lengkap
Karena aspek tertentu pada pemrosesan pendengaran baru berkembang sepenuhnya ketika otak sudah matang, tes dan diagnosis auditory processing disorder baru bisa dilakukan setelah anak memasuki sekolah dasar atau usia 7-8 tahun.
Cara Mengatasi Auditory Processing Disorder
Tak ada obat untuk menyembuhkan auditory processing disorder. Namun terdapat penanganan untuk meningkatkan kemampuan pendengaran pasien. Penanganan ini umumnya dilakukan oleh terapis wicara dalam serangkaian sesi.
Penanganan auditory processing disorder umumnya berfokus pada tiga hal utama: mengubah lingkungan pembelajaran atau komunikasi, mendapatkan keterampilan lebih tinggi untuk membantu mengompensasi gangguan auditori, serta memperbaiki kekurangan pendengaran itu sendiri.
Seperti dikutip dari American Speech-Language-Hearing Association, tujuan utama modifikasi lingkungan adalah meningkatkan akses terhadap informasi yang dihadirkan secara verbal. Modifikasi itu antara lain dilakukan dengan menggunakan alat bantu dengar elektronik atau teknik lain agar pasien bisa berkonsentrasi pada pesan yang disampaikan lewat ujaran.
Komplikasi
Auditory processing disorder tidak hanya dapat mempengaruhi keterampilan wicara pasien, tapi juga kemampuan membaca, menulis, dan mengeja. Karena itu, bisa terjadi penurunan kualitas hidup terkait dengan gangguan komunikasi. Pasien akan sulit berbicara dengan orang lain serta memproses ujaran orang lain dan memberikan respons yang cepat dan tepat. Selain itu, mereka akan mengalami kesulitan dalam:
- Mengikuti percakapan
- Mendengarkan musik
- Mengingat instruksi yang diucapkan, terutama jika terdiri atas banyak tahap
- Mendengarkan perkataan lebih dari satu orang secara bersamaan
- Memastikan sumber suara
Pencegahan
Penyebab auditory processing disorder tidak diketahui pasti. Karena itu, tak ada cara pasti pula untuk mencegahnya. Namun ada langkah-langkah untuk mencegah faktor yang diduga bisa memicu gangguan ini, seperti cedera kepala dan infeksi telinga. Misalnya:
- Mengenakan alat pengaman standar saat dibutuhkan, misalnya memakai helm saat berkendara sepeda motor
- Menjaga kebersihan diri dengan rajin mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer
- Menghindari rokok
- Memastikan nutrisi terpenuhi selama periode kehamilan
- Memeriksakan kehamilan secara rutin
Kapan Harus ke Dokter?
Auditory processing disorder perlu dideteksi sedini mungkin agar pasien bisa segera menjalani perawatan. Kondisi anak yang mengalami gangguan ini sebagian besar membaik seiring dengan pertambahan usia dan perawatan yang dijalani. Banyak anak dan orang dewasa dengan APD yang tetap dapat berhasil dalam pendidikan ataupun karier. Karena itu, ketika mendapati gejala gangguan ini, sebaiknya segera datangi dokter untuk menjalani pemeriksaan.
Reviewed by
dr. Sjully Mamahit, M.Kes, Sp.A
Dokter Spesialis Anak
Primaya Hospital Makassar
Referensi:
- Auditory processing disorder (APD). https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6124895/. Diakses 9 Februari 2023
- Understanding Auditory Processing Disorders in Children. https://www.asha.org/public/hearing/understanding-auditory-processing-disorders-in-children/. Diakses 9 Februari 2023
- Experiences of Patients With Auditory Processing Disorder in Getting Support in Health, Education, and Work Settings: Findings From an Online Survey. https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fneur.2021.607907/full. Diakses 9 Februari 2023
- Auditory Processing Disorder in Children. https://www.ldonline.org/ld-topics/speech-language/auditory-processing-disorder-children. Diakses 9 Februari 2023
- Central Auditory Processing Disorder. https://www.asha.org/Practice-Portal/Clinical-Topics/Central-Auditory-Processing-Disorder/. Diakses 9 Februari 2023
- Auditory Processing Disorders. https://www.audiology.org/consumers-and-patients/hearing-and-balance/auditory-processing-disorders/. Diakses 9 Februari 2023