Abses payudara masih menjadi kekhawatiran bagi banyak wanita, khususnya ibu menyusui. Jenis abses ini berbeda dengan mastitis, yang merupakan infeksi umum pada payudara. Meski abses payudara dan mastitis banyak didapati pada wanita yang sedang dalam masa menyusui, seperti dikutip dari ย The Color Atlas of Family Medicine, penyakit ini juga bisa menyerang wanita pada umumnya, termasuk mereka yang berusia lebih tua.
Mengenal Abses Payudara
Abses payudara adalah kondisi ketika payudara mengalami infeksi, terutama akibat bakteri, hingga memunculkan benjolan berisi cairan nanah. Infeksi itu menyebabkan payudara membengkak, berwarna kemerahan, dan berbau tidak sedap. Selain itu, pada payudara bisa muncul kelenjar getah bening yang lunak ketika disentuh.
Ibu menyusui banyak mengalami masalah kesehatan ini. Akibatnya, proses menyusui terganggu dan aktivitas sehari-harinya bisa terganggu lantaran merasa cemas dan gelisah. Kira-kira 10 persen hingga 30 persen abses payudara terjadi pada wanita setelah kehamilan dan saat masa menyusui.
Wanita yang kelebihan berat badan, punya payudara besar, atau kurang memperhatikan kebersihan diri juga lebih berisiko mengalami abses pada payudaranya. Jenis abses payudara yang bisa muncul pada wanita non-menyusui adalah abses subareolar. Abses subareolar adalah abses yang muncul karena adanya infeksi pada area subareolar atau kulit gelap di sekitar puting payudara.
Abses payudara tergolong penyakit yang berbahaya. Pada tahap awal, penyakit ini bisa menyebabkan penderitanya merasa kelelahan dan sakit yang menjalar ke bagian tubuh atas serta tangan. Bila abses ini tak terdeteksi dan dirawat tepat waktu, bisa terjadi abses payudara berulang hingga komplikasi yang membahayakan terutama pada ibu menyusui. Dalam beberapa kasus, abses payudara juga bisa menjadi pertanda adanya kanker payudara.
Gejala
Gejala abses payudara yang umum antara lain:
- Payudara terasa sakit
- Adanya benjolan di payudara
- Kelelahan
- Meriang
- Payudara berwarna kemerahan
- Tubuh letih lesu
- Payudara membengkak dan muncul nanah
- Demam
- Sakit kepala
- Mual
- Muntah
- Keluar cairan dari puting susu secara spontan
- Bagi ibu menyusui, produksi susu jadi berkurang atau terhenti
Penyebab
Abses payudara biasanya terjadi akibat infeksi bakteri. Pada ibu menyusui, ada dua jenis bakteri yang umumnya memicu abses pada payudara, yaitu bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcal. Risiko ibu menyusui terkena abses ini kian besar jika punya kebiasaan merokok dan kelebihan berat badan.
Sedangkan pada ibu non-menyusui, abses ini bisa muncul karena infeksi Streptococcal, Staphylococcus aureus, dan bakteri anaerobik. Bakteri ini dapat memicu abses payudara ketika masuk ke jaringan payudara, misalnya karena payudara mengalami luka. Selain itu, terhambatnya saluran susu bisa mengakibatkan infeksi. Faktor pemicu kondisi tersebut antara lain:
- Menyusui selama periode awal pasca-persalinan
- Menyusui bayi dengan terburu-buru
- Menggunakan bra yang terlalu ketat sehingga menekan saluran susu
- Melewatkan waktu menyusui
- Stres dan kelelahan pada ibu baru
- Menyapih bayi terlalu cepat
- Berada dalam usia subur
- Kelebihan berat badan
- Merokok
- Kanker payudara terinflamasi
Cara Dokter Mendiagnosis Abses Payudara
Gejala abses payudara mirip dengan infeksi mastitis biasa. Hanya dokter yang bisa menentukan apakah pasien mengalami abses atau mastitis. Pertama-tama, dokter akan menegakkan diagnosis dengan melakukan pemeriksaan fisik serta menanyakan riwayat kesehatan, termasuk apakah sebelumnya pernah mengalami abses.
Guna mendukung diagnosis, dokter juga akan menjalankan tes pencitraan ultrasonografi atau USG. Bila dokter menduga kuat ada abses payudara, dokter akan mengambil sampel dari jaringan payudara untuk pemeriksaan lebih lanjut sekaligus menyingkirkan kemungkinan penyebab penyakit lain seperti kanker atau kista jinak. Dokter juga mungkin perlu melakukan tes penghitungan sel darah atau kultur bakteri untuk menentukan obat antibiotik yang tepat.
Cara Mengatasi Abses Payudara
Abses payudara memerlukan perawatan oleh dokter dan tenaga medis terlatih. Dokter akan melakukan prosedur bedah guna mengeringkan cairan nanah pada payudara. Ada dua pilihan cara untuk prosedur ini, yakni:
- Aspirasi jarum, yakni dengan memasukkan jarum khusus ke benjolan atau kantong nanah dan menghisap cairan tersebut melalui jarum.
- Membuat sayatan kecil pada benjolan nanah agar cairan bisa keluar lewat permukaan kulit
Dokter juga akan meresepkan antibiotik untuk melawan bakteri, obat antiradang, pereda nyeri, dan penurun panas. Di rumah, pasien harus banyak beristirahat untuk pemulihan diri dan makan makanan yang mudah dicerna.
Ibu menyusui masih dapat melanjutkan pemberian ASI kepada buah hati seusai prosedur bedah abses payudara. Tapi mungkin ibu akan merasakan sedikit ketidaknyamanan yang bersumber dari area payudara.
Komplikasi
Abses payudara bisa menyebabkan komplikasi yang membahayakan ketika tak mendapat perawatan dengan tepat. Tubuh pasien bisa mengalami pembengkakan, kepanasan, dan kelelahan. Susu juga bisa bercampur dengan cairan nanah sehingga menimbulkan bau tak sedap. Selain itu, bisa jadi puting menjadi masuk ke dalam.
Komplikasi yang mengancam jiwa antara lain gangrene atau matinya jaringan payudara yang diawali dengan tak adanya produksi susu karena kelenjar payudara tak dapat lagi berfungsi sebagaimana mestinya. Infeksi dari payudara juga bisa menyebar ke pembuluh darah dan seluruh tubuh hingga memicu komplikasi seperti:
- Sepsis (infeksi pada pembuluh darah yang mematikan)
- Gagal ginjal
- Matinya jaringan tubuh bagian atas
Komplikasi juga bisa terjadi akibat penggunaan antibiotik dalam jangka panjang tanpa penanganan abses payudara lewat prosedur bedah.
Pencegahan
Cara utama untuk mencegah abses payudara adalah memperhatikan kebersihan dan kesehatan diri, terutama area payudara. Bagi ibu menyusui, kewaspadaan perlu ditingkatkan karena lebih berisiko mengalami penyakit ini. Upaya pencegahan yang bisa dilakukan antara lain:
- Membuat dan menepati jadwal menyusui, termasuk memompa susu ketika di tempat kerja
- Menghindari konsumsi tembakau
- Menjaga berat badan yang sehat
- Bersihkan area payudara dan puting dengan sangat lembut sebelum dan sesudah menyusui
- Mencegah puting mengalami iritasi atau luka, misalnya dengan berhati-hati ketika menyusui dan melepaskan puting dari mulut bayi seusai menyusu
- Pijat payudara dengan lembut untuk menghindari sumbatan pada saluran susu
- Gunakan bra yang nyaman dan tidak terlalu ketat
- Pakai pelembap pada kulit payudara
Kapan Harus ke Dokter?
Infeksi pada payudara bisa cepat berkembang menjadi abses bila tak segera ditangani. Bagi pasien yang curiga mengalami infeksi atau mastitis, jangan tunggu sampai muncul abses payudara. Segera datangi dokter untuk berkonsultasi dan menjalani pemeriksaan guna memastikan diagnosis dan menentukan perawatan yang tepat.
Reviewed by
Dokter Spesialis Bedah
Primaya Hospital Bhakti Wara
Referensi:
- Breast Abscesses: Diagnosis, Treatment and Outcome. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3335354/. Diakses 26 Desember 2022
- Treatments for breast abscesses in breastfeeding women. https://www.cochrane.org/CD010490/PREG_treatments-breast-abscesses-breastfeeding-women. Diakses 26 Desember 2022
- Breast Abscess. https://www.healthgrades.com/right-care/womens-health/breast-abscess. Diakses 26 Desember 2022
- Chapter 92. Breast Abscess and Mastitis. https://accessmedicine.mhmedical.com/content.aspx?bookid=685§ionid=45361144#57675870. Diakses 26 Desember 2022
- Primary breast abscess. https://www.uptodate.com/contents/primary-breast-abscess/print. Diakses 26 Desember 2022