Saat kadar garam di dalam tubuh terlalu tinggi, maka akan mengakibatkan tekanan darah naik dan kerja ginjal menjadi lebih berat. Oleh karena itu, dibutuhkan diuretik yang akan membantu tubuh dalam menghalangi penyerapan natrium. Salah satu jenis diuretik yang paling umum diresepkan dokter yaitu furosemide.
Obat satu ini termasuk sebagai obat resep. Jadi, penggunaannya harus sesuai dengan resep dokter. Terlebih, obat ini dapat mengakibatkan dehidrasi apabila dikonsumsi secara tidak tepat. Yuk ketahui lebih dalam tentang furosemide berikut ini.
Apa itu Furosemide?
Furosemide adalah salah satu jenis diuretik kuat. Seperti artinya, diuretik berarti mengeluarkan cairan dari dalam tubuh melalui air seni. Hal ini membuat furosemid dapat digunakan pada kondisi tubuh yang mengalami kelebihan cairan seperti gagal hati, gagal jantung, dan gangguan ginjal. Hal ini diperlukan karena kondisi penumpukan cairan yang berlebih pada tubuh memiliki efek yang kurang baik sehingga dapat menyebabkan berbagai keluhan seperti bengkak pada kedua kaki dan sesak napas.
Selain cairan, obat ini juga menyebabkan penurunan kadar natrium dan mineral lainnya dalam tubuh, sehingga obat ini dapat menurunkan tekanan darah.
Pada pemberian secara oral, obat ini akan bekerja dalam jangka waktu 1 jam setelah meminumnya. Namun pada pemberian via injeksi (suntik) intravena, maka efeknya mulai dirasakan setelah 5 menit.
Obat ini dipasarkan dalam tipe generik maupun bermerek seperti halnya: Lasix, Diuvar, Farsix 40, Edemin, Uresix, Farsiretic, dan juga Yekasix.
Nama Obat | Furosemide |
Kategori Obat | Diuretik |
Golongan Obat | Obat resep |
Bentuk Obat | Tablet, injeksi |
Manfaat/Indikasi | Mengatasi retensi cairan dalam tubuh |
Dikonsumsi Oleh | Anak dan dewasa |
Kategori Ibu Hamil | Kategori C: memiliki efek samping pada janin hewan percobaan |
Peringatan Ibu Menyusui | Dapat terserap ke ASI dan juga menghambat produksi ASI |
Manfaat Furosemide
Secara medis, furosemide bermanfaat dalam mengurangi kelebihan cairan dalam tubuh akibat kondisi medis tertentu seperti halnya penyakit hati, gangguan ginjal, dan gagal jantung kongestif.
Pemanfaatannya sendiri yaitu untuk mengatasi beberapa hal berikut ini:
- Menurunkan hipertensi (tekanan darah tinggi)
- Mencegah serangan jantung
- Mencegah stroke
- Membantu mengatasi gangguan ginjal
- Mencegah gagal jantung
Dosis dan Aturan Pakai
Dokter umumnya akan memberikan dosis berbeda-beda pada tiap pasien yang menyesuaikan dengan kondisi pasien, usia, dan penyakitnya. Sebaiknya penggunaan obat Furosemide sudah dikonsultasikan dan sudah sesuai anjuran dokter.
Bagaimana Cara Menggunakan Furosemide?
Furosemide tablet bisa Anda minum sebelum ataupun setelah makan dengan bantuan segelas air putih. Sementara untuk tipe suntik/injeksi, harus dilakukan di bawah pengawasan dokter.
Umumnya, dokter menyarankan untuk tetap meminum obat ini walau gejala sudah sembuh. Jadi, Anda tidak boleh menghentikan pengobatan secara mendadak tanpa saran dari dokter.
Cara Penyimpanan
Simpanlah furosemide pada tempat yang sejuk, bebas dari paparan sinar matahari langsung, dan jauh dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Furosemide dengan Obat Lain
Pemberian furosemid memiliki potensi interaksi dengan berbagai obat yang meliputi:
- Obat golongan NSAID
- Obat ototoxic
- Antihistamin
- Lithium
- Obat antidiabetik
- Obat golongan MAOIs
- Karbamazepin
- Obat golongan ACE inhibitor
- Salisilat
Untuk lebih jelasnya, anda dapat berkonsultasi dengan dokter mengenai bagaimana interaksi dan bagaimana cara pencegahannya dengan dokter yang merawat anda.
Peringatan dan Perhatian Menggunakan Furosemide
Sebelum Anda mengonsumsi obat ini, pastikan konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter apabila sedang berada pada kondisi berikut:
- Sedang hamil atau menyusui
- Berusia >60 tahun
- Memiliki gangguan ginjal dan hati
- Memiliki risiko hipotensi (tekanan darah rendah)
- Gangguan fungsi pendengaran
- Berusia lanjut atau anak-anak
- Sedang mengonsumsi obat tertentu
Efek Samping dan Bahaya Furosemide
Mengacu pada halaman situs MedicalNewsToday, bahwa efek samping furosemide meliputi:
- Dehidrasi
- Pusing
- Sakit kepala
- Kram otot
- Hipotensi
- Aritmia
- Gelisah
- Kelelahan
- Mulut kering
- Gangguan pendengaran
- Gangguan penglihatan
- Perdarahan pencernaan
Alternatif Obat Sejenis Furosemide
- Thiazide
- Hydroclorothiazide
- Indapamide
- Amiloride
- Eplerenone
- Spironolactone
- Manitol
Narasumber:
Spesialis Penyakit Dalam
Primaya Evasari Hospital
Referensi:
- https://www.drugs.com/furosemide.html. Diakses pada 06 April 2024.
- Furosemide (Oral Route). https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/furosemide-oral-route/precautions/drg-20071281?p=1#:~:text=Furosemide%20belongs%20to%20a%20group,disease%2C%20or%20other%20medical%20conditions. Diakses pada 06 April 2024.
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/furosemide-oral-tablet#drug-images. Diakses pada 06 April 2024.
- Furosemide tablet. http://dailymed.nlm.nih.gov/dailymed/drugInfo.cfm?setid=9e493331-dddd-496e-abf8-61747fb67aba. Diakses pada 06 April 2024.
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499921/#article-22006. Diakses pada 06 April 2024.
- Lasix — furosemide tablet. https://dailymed.nlm.nih.gov/dailymed/fda/fdaDrugXsl.cfm?setid=2c9b4d8f-0770-482d-a9e6-9c616a440b1a&type=display. Diakses pada 06 April 2024.