Imunisasi DPT penting diberikan kepada anak-anak untuk kesehatan mereka saat ini hingga pada masa mendatang. Namun masih terdapat anak-anak di Indonesia yang belum menerima imunisasi lengkap, bahkan sama sekali tak pernah diimunisasi sejak lahir. Menurut data Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan tahun 2014-2016, ada setidaknya 1,7 juta anak di Indonesia yang belum diimunisasi atau belum lengkap diimunisasi. Akibatnya, mereka rentan sakit lantaran tubuhnya tak mendapat kekebalan yang bisa diperoleh dari imunisasi.
Salah satu imunisasi dasar itu adalah DPT alias difteri, pertusis, tetanus. Tiga penyakit ini sama-sama berisiko menimbulkan kematian. Penyebabnya adalah bakteri. Difteri bahkan sempat mewabah hingga merenggut banyak korban jiwa di setidaknya di 20 provinsi di Indonesia pada 2017.
Apa Manfaat Imunisasi Dasar DPT
Sebelum mencari tahu manfaat imunisasi anak DPT, sebaiknya pahami dulu apa itu difteri, pertusis, dan tetanus.
Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphtheriae. Gejala difteri antara lain sulit bernapas dan menelan, sakit tenggorokan, serta demam, kadang disertai mengorok. Anak berusia 1-10 tahun amat rentan terhadap penyakit ini. Penderitanya bisa meninggal ketika toksinnya menimbulkan peradangan pada jantung.
Pertusis adalah penyakit sistem pernapasan yang seringnya dipicu oleh bakteri Bordetella pertussis. Penyakit ini juga kerap disebut sebagai batuk rejan karena gejala utamanya adalah batuk berkepanjangan disertai demam serta pilek. Penderitanya bisa meninggal jika penyakit tak ditangani hingga menyebabkan pneumonia dan bahkan kerusakan otak.
Tetanus adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani. Gejalanya berkaitan dengan fungsi saraf dan otot, seperti susah membuka mulut dan otot kaku serta kejang. Bakteri penyebab tetanus masuk lewat luka, misalnya dari goresan di tangan atau kaki. Tetanus bisa menyebabkan kematian jika racun telah menyebar.
Imunisasi dasar DPT bermanfaat menekan risiko terserang penyakit-penyakit tersebut. Bila tubuh telah menerima vaksin DPT, daya tahannya akan lebih kuat ketika ada bakteri penyebab difteri, pertusis, dan tetanus yang masuk ke tubuh. Dengan demikian, potensi penularan ke orang lain juga dapat ditekan.
Kapan Dapat Diberikan?
Kementerian Kesehatan telah memberikan panduan mengenai kapan imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan dapat diberikan. Menurut Kementerian Kesehatan, imunisasi dasar dapat diberikan ketika anak berumur 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan. Pemberian vaksin DPT kerap dikombinasikan dengan imunisasi HB atau hepatitis B.
Berapa Kali Vaksin DPT Diberikan?
Imunisasi dasar DPT dapat diberikan tiga kali. Adapun sebagai imunisasi lanjutan, vaksin DPT bisa didapatkan sekali lagi, yakni ketika usia anak 18 bulan. Kementerian Kesehatan menyatakan imunisasi dasar saja tidak cukup untuk menciptakan kekebalan yang maksimum bagi anak. Karena itulah dibutuhkan imunisasi lanjutan. Vaksin DPT juga bisa didapatkan lagi di luar imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan, termasuk untuk orang dewasa yang belum pernah menerimanya.
Efek Samping Vaksin DPT
Layaknya vaksin lain, vaksin dalam imunisasi dasar dan lanjutan DPT memiliki efek samping yang ringan, seperti:
- Demam
- Kelelahan
- Nafsu makan hilang
- Bagian kulit yang disuntik membengkak
- Sakit kepala
Pada anak-anak, gejala ini bisa membuat mereka rewel. Orang tua perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum mendapatkan imunisasi dasar DPT jika anak memiliki kondisi khusus, seperti alergi atau tengah sakit. Dokter mungkin akan menunda jadwal pemberian imunisasi anak atau melakukan tindakan lain demi kepentingan anak.
Ditinjau oleh:
dr. Dedi Saputra, SpA
Dokter Spesialis Anak
Referensi:
http://www.diskes.jabarprov.go.id/application/modules/pages/files/PENYULUHAN-IMUNISASI_webs.pdf
https://www.who.int/vaccine_safety/initiative/tools/DTP_vaccine_rates_information_sheet.pdf?ua=1