• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Pentingnya Vaksin Pneumonia untuk AnakĀ 

Pentingnya Vaksin Pneumonia untuk AnakĀ 

Kuman, baik itu berupa bakteri, jamur, parasit, maupun virus, bisa memicu berbagai macam penyakit pada anak. Beberapa penyakit bisa sembuh tanpa penanganan intensif. Tapi beberapa lainnya sangat membahayakan, bahkan bisa merenggut jiwa. Pneumonia salah satunya. Penyakit menular ini bisa dicegah dengan vaksin anak.

Pneumonia terjadi antara lain ketika paru-paru terinfeksi kuman pneumokokus. Akibat infeksi itu, kantong udara pada paru-paru terisi oleh nanah atau cairan yang membuat sesak napas. Oksigen yang masuk ke tubuh pun tak bisa optimal.Ā  Pneumonia umumnya terjadi pada anak berusia muda. Sebagai pencegahan, Ikatan Dokter Anak Indonesia merekomendasikan pemberian vaksin anak pneumokokus alias PCV.

buat jani dokter primaya

Di Indonesia, vaksin anak PCV tidak masuk program imunisasi dasar dari pemerintah. Karena itu, imunisasi dengan vaksin PCV bersifat pilihan. Anak yang tergolong berisiko tinggi terinfeksi pneumokokus dan mengalami komplikasi perlu dipertimbangkan untuk menerima vaksin PCV. Contohnya anak yang memiliki penyakit jantung bawaan, talasemia (kelainan sel darah merah), dan HIV, serta gangguan kesehatan lain yang membuat sistem imun tubuh tak bisa bekerja maksimal.

 

Seberapa Bahaya Penyakit Pneumonia

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), terjadi peningkatan angka prevalensi pneumonia di Indonesia. Dalam Riskesdas 2013, angka pasien pneumonia sebanyak 1,8 persen. Sedangkan pada 2018 meningkat menjadi 2 persen. Prevalensi pada kalangan anak berusia di bawah 5 tahun mencapai 4,5 per 100. Artinya, 4-5 anak dari 100 anak balita terkena pneumonia.

Baca Juga:  Neonatal Hepatitis: Gejala, Penyebab dan Pengobatan

Adapun Profil Kesehatan Indonesia 2015 menyebutkan 15 persen atau sebanyak 922 ribu kematian anak balita terjadi akibat pneumonia. Selama tiga tahun, yakni dari 2015 hingga 2018, terjadi kenaikan angka kasus pneumonia pada balita sebanyak 500 ribu per tahun.

Pneumonia pun dinyatakan bertanggung jawab atas kematian 19 ribu anak balita pada 2018, yang berarti setiap jam terdapat dua anak meningkat akibat pneumonia. Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 2017 juga menyebutkan tingginya angka kematian anak balita secara global akibat pneumonia, yaitu 5,5 juta kasus.

Menurut Johns Hopkins University, sebanyak 11 juta anak bisa meninggal karena pneumonia bila tak ada langkah pencegahan, seperti lewat pemberian vaksin anak. UNICEF menyatakan polusi udara berkaitan dengan setengah dari kasus kematian anak yang dipicu pneumonia. Maka, selain memberikan vaksin anak, penting kiranya untuk mengurangi polusi udara terutama di sekitar anak guna menekan risiko terkena pneumonia.

 

Tanda Anak Terkena Pneumonia

Tanda pneumonia pada setiap anak bisa berbeda. Faktor yang berpengaruh antara lain pemicu pneumonia tersebut. Ketika terjadi pandemi Covid-19, dokter mendapati sejumlah pasien juga mengalami pneumonia. Adapun tanda anak terkena pneumonia akibat bakteri antara lain:

  • Batuk berdahak
  • Susah bernapas
  • Napas cepat
  • Diare
  • Muntah-muntah
  • Tak berselera makan
  • Kelelahan
  • Demam
  • Sakit kepala
Baca Juga:  Sukses ASI Eksklusif dengan Aman dan Minim Efek Samping

Tanda pneumonia pada anak mungkin terlihat seperti tanda penyakit lain. Cara terbaik untuk memastikannya adalah dengan berkonsultasi kepada dokter.

 

Kapan Memberikan Vaksin Pneumonia Untuk Anak

Vaksin anak penumonia tidak masuk program imunisasi dasar. Jadi anak tidak wajib mendapatkannya. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyarankan pemberian vaksin anak PCV tiga kali sebelum usia 1 tahun, yakni saat anak berumur 2, 4, dan 6 bulan. Untuk menambah kekebalan, vaksinasi diulang saat usia anak 12-15 bulan.

Adapun jika belum mendapatkan vaksin anak PCV saat usianya sudah 7-12 bulan, vaksin diberikan dua kali dengan interval dua bulan. Sedangkan anak yang belum memperoleh vaksin ini saat sudah berumur 1 tahun hanya bisa menerimanya satu kali. Sebagai booster, vaksin diberikan ulang satu kali lagi dengan jarak minimal 2 bulan setelah vaksinasi pertama. Konsultasikan dengan dokter sebelum memberikan vaksin anak pneumonia.

 

Ditinjau oleh:

dr. Baginda P. Hutahaean, Sp.A, MSi.Med

Dokter Spesialis Anak

Primaya Hospital Karawang

 

Sumber:

https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/sekilas-vaksin-pneumokokus

https://www.cdc.gov/vaccines/vpd/pneumo/hcp/recommendations.html

https://www.nhs.uk/conditions/vaccinations/pneumococcal-vaccination/

https://www.cdc.gov/vaccines/vpd/pneumo/public/index.html

https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/advice-for-public/myth-busters

https://stoppneumonia.id/9-fakta-pneumonia-pada-anak/

https://www.unicef.org/indonesia/id/stories/6-fakta-pneumonia

https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Hasil-riskesdas-2018_1274.pdf

Sumber gambar : Freepic

Bagikan ke :

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.