Tidur seharusnya menjadi pengalaman yang positif karena merupakan kesempatan untuk beristirahat dan memulihkan kondisi diri setelah lelah beraktivitas seharian. Saking pentingnya tidur, kata yang disematkan untuk menggambarkan fungsi tidur adalah neurorestorasi. Tapi beberapa orang mungkin tak bisa menikmati tidur dan manfaat kesehatannya karena mengalami kondisi yang disebut sleep apnea. Selain itu, orang dengan sleep apnea berpotensi mengalami efek samping berupa menurunnya produktivitas kerja, performa akademik yang buruk pada anak hingga bila berlangsung menahun penyakit jantung coroner. Kok bisa? Yuk kita bahas lebih lanjut…
Mengenal Sleep Apnea
Sleep apnea adalah salah satu bentuk gangguan tidur yang ditandai terhentinya pernapasan berulang kali selama tidur. Kondisi ini biasanya terjadi akibat melemahnya struktur anatomis di sekitar jalan napas sehingga jalan napas tertutup saat tidur. Walhasil, aliran oksigen ke otak dan tubuh terganggu.
Terdapat dua jenis sleep apnea, yakni obstruktif dan sentral. Sleep apnea obstruktif terjadi saat otot-otot di belakang tenggorokan menjadi terlalu rileks selama tidur sehingga saluran napas tersumbat atau menyempit. Ini jenis sleep apnea yang paling umum dengan prevalens 24% pada laki-laki berusia 30-60 tahun dan 9% pada Wanita berusia 30-60 tahun. Angka yang cukup besar bukan?
Adapun sleep apnea sentral terjadi tatkala otak gagal mengirim sinyal yang tepat ke otot-otot yang bertugas mengontrol pernapasan. Akibatnya, tidak terjadi upaya bernapas saat kita tidur, mudahnya: kita lupa bernapas saat tidur. Orang yang mengalami sleep apnea obstruktif bisa mengembangkan sleep apnea sentral di kemudian hari.
Sleep apnea bisa diatasi dengan penanganan yang tepat. Untuk menentukannya, dibutuhkan pemeriksaan menyeluruh sehingga diketahui penyebab yang melatarinya.
Gejala Sleep Apnea
Gejala yang paling umum hadir pada orang dengan sleep apnea (OSAS) adalah mengorok. Tenang dulu, bila Anda mengorok, Anda belum tentu mengalami OSAS, tapi orang dengan OSAS hampir pasti mengorok (proses yang terjadi sebelum pada akhirnya saluranan napas tertutup sepenuhnya).
Gejala utama sleep apnea adalah napas yang berhenti sesaat saat tidur. Henti napas ini bisa berlangsung selama beberapa detik hingga menit. Saat hal ini terjadi, kadar oksigen dalam darah menurun dan tubuh akan tersentak untuk mengambil napas lagi terutama dalam kasus sleep apnea obstruktif. Gejala lainnya meliputi:
- Mendengkur keras
- Terbangun tiba-tiba dengan perasaan tersedak atau terengah-engah
- Kantuk berlebihan di siang hari
- Kesulitan berkonsentrasi
- Perubahan suasana hati
- Gangguan memori
- Sakit kepala saat pagi akibat penurunan kadar oksigen selama tidur
- Mulut terasa kering atau tenggorokan sakit ketika bangun lantaran bernapas lewat mulut selama tidur
- Arousal, yakni keadaan bangun dari tidur seperti duduk, berpindah posisi namun tidak disadari oleh yang melakukan (biasanya disadari oleh pasangan atau orang tua anak)
- Halitosis (bau mulut di pagi hari)
Gejala tersebut umum didapati pada orang dewasa. Gejala pada anak-anak mungkin berbeda, seperti perilaku hiperaktif di siang hari alih alih mengantuk, masalah belajar, dan pertumbuhan terhambat
Penyebab Sleep Apnea
Penyebab sleep apnea bervariasi sesuai dengan jenisnya. Penyebab sleep apnea obstruktif antara lain:
- Kegemukan yang membuat saluran napas menyempit akibat lemak berlebih sehingga pernapasan terganggu
- Lemahnya otot tenggorokan, antara lain akibat pertambahan usia
- Struktur tenggorokan abnormal, misalnya tonsil yang besar atau rahang yang sempit yang bisa menghalangi saluran napas
- Kebiasaan tidur telentang yang membuat lidah dan jaringan lunak lain jatuh ke belakang tenggorokan dan menghalangi aliran udara
Adapun penyebab sleep apnea sentral termasuk:
- Kondisi neurologis seperti stroke dan penyakit neurodegenratif yang bisa mempengaruhi otak dan fungsinya dalam mengatur pernapasan
- Penggunaan obat penenang atau opioid yang membuat kemampuan otak dalam mengontrol pernapasan terganggu
Selain penyebab itu, ada faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami sleep apnea, seperti usia lanjut, kebiasaan mengonsumsi alkohol atau merokok, berjenis kelamin pria, dan riwayat sleep apnea dalam keluarga
Cara Dokter Mendiagnosis
Dokter perlu melakukan serangkaian pemeriksaan untuk dapat mendiagnosis sleep apnea. Di antaranya:
Evaluasi gejala
Dokter mewawancarai pasien untuk mengumpulkan informasi tentang gejala yang dialami. Informasi dari anggota keluarga atau pasangan juga penting, terutama untuk mengamati henti napas saat tidur yang sulit jika dilakukan sendiri dan informasi seputar arousal. Dengan menggunanakan kuesioner sederhana Dokter dapat menstratifikasi risiko OSAS pada seorang pasien. Waktu mulai tidur, jumlah jam tidur, waktu bangun, dan kebiasaan lain yang dapat mengganggu kualitas tidur (sleep hygiene) juga akan ditanyakan.
Pemeriksaan fisik
Dokter mungkin perlu mengecek kondisi tenggorokan, mulut, dan hidung untuk mengetahui apakah ada kelainan struktural yang bisa menghalangi saluran napas. Dokter juga bisa mengukur indeks massa tubuh (BMI) pasien untuk menilai apakah ada faktor risiko obesitas.
Polisomnografi
Tes tidur ini menjadi standar emas untuk mendiagnosis sleep apnea. Tes yang dilakukan di laboratorium khusus tidur ini dilakukan dengan memantau berbagai parameter fisiologis saat tidur, seperti gelombang otak, detak jantung, pernapasan, kadar oksigen dalam darah, serta gerakan mata. Dari hasil tes itu bisa diketahui indikasi gangguan tidur yang dialami pasien. Beberapa fasilitas kesehatan mungkin memberikan layanan tes tidur di rumah dengan menggunakan beberapa alat seperti: polisomnografi di rumah, poligrafi atau oksimetri satu malam.
Cara Mengatasi Sleep Apnea
Penanganan sleep apnea tergantung jenis dan tingkat keparahannya. Pendekatan yang umum meliputi:
Perubahan gaya hidup
- Menurunkan berat badan untuk membantu mengurangi tekanan pada saluran napas, terutama bagi yang kelebihan berat badan
- Menghindari konsumsi alkohol dan obat penenang yang dapat membuat otot tenggorokan terlalu rileks
- Mengubah posisi tidur menjadi miring agar lidah dan jaringan lunak lain tak menghalangi saluran napas
Continuous positive airway pressure (CPAP)
CPAP adalah perangkat yang paling banyak dilakukan dan efektif untuk mengatasi sleep apnea obstruktif. Dengan tekanan udara, perangkat ini bisa menjaga saluran napas tetap terbuka selama tidur.
Perangkat oral
Perangkat yang dikenakan di mulut saat tidur ini berfungsi menjaga posisi rahang atau lidah agar saluran napas tetap terbuka.
Pembedahan
Untuk kasus sleep apnea yang parah atau metode lain tidak efektif, pembedahan mungkin diperlukan untuk mengatasi penyumbatan saluran napas, antara lain dengan mengangkat jaringan berlebih di tenggorokan, memperbaiki struktur rahang, atau memasang implan untuk menjaga saluran napas tetap terbuka.
Pengobatan untuk sleep apnea sentral mungkin berbeda karena penyebab yang spesifik. Misalnya terapi untuk mengatasi stroke yang memicu gangguan tidur.
Komplikasi
Tanpa penanganan yang tepat, sleep apnea bisa memicu sejumlah komplikasi yang lebih serius, antara lain:
- Hipertensi dan penyakit jantung
- Stroke
- Diabetes tipe 2
- Masalah hati, seperti penyakit hati berlemak
- Gangguan mental, seperti kecemasan dan depresi
- Pertumbuhan terganggu pada anak-anak
- Gangguan kognitif
- Hipertensi pulmonal
Pencegahan Sleep Apnea
Sleep apnea tak selalu bisa dicegah. Tapi terdapat sejumlah langkah yang bisa diterapkan guna menekan risiko mengalami sleep apnea, seperti:
- Menjaga berat badan yang sehat sesuai dengan standar BMI
- Menghindari konsumsi alkohol dan merokok
- Menerapkan pola hidup yang sehat, termasuk menjaga pola tidur teratur
- Rutin berolahraga, termasuk melakukan latihan pernapasan agar otot saluran napas lebih kuat
Kapan Harus ke Dokter?
Mengidentifikasi sleep apnea sejak dini sangat penting untuk mencegah kondisi itu berkembang kian parah dan mengganggu kualitas hidup. Anda sebaiknya lekas berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejalanya. Bila Anda atau keluarga mengorok dan mengalami kantuk berlebihan di siang hari, Anda dapat mengkonsultasikan keadaan ini kepada Dokter untuk dievaluasi lebih jauh. Diagnosis dan penanganan yang tepat waktu dapat mengubah kualitas hidup Anda menjadi lebih produktif dan tidak cepat Lelah dan tentunya mencegah komplikasi serius seperti penyakit jantung, stroke, dan diabetes yang terkait dengan sleep apnea di kemudian hari.
Narasumber:
dr. Fahreza Aditya Neldy, Sp. A
Spesialis Anak
Primaya Hospital Depok
Referensi:
-
- Sleep apnea. https://www.sleepfoundation.org/sleep-apnea. Diakses pada 09 September 2024.
- Sleep apnea. https://www.nhlbi.nih.gov/health-topics/sleep-apnea. Diakses pada 09 September 2024.
- Sleep apnea. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sleep-apnea/symptoms-causes/syc-20377631. Diakses pada 09 September 2024.
- Sleep apnea. https://www.nhlbi.nih.gov/health-topics/sleep-apnea. Diakses pada 09 September 2024.</em>
</ul>