Nyeri punggung kronis adalah salah satu masalah kesehatan yang paling sering terjadi di dunia. Nyeri yang bersumber dari punggung dalam waktu lama dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya secara signifikan. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang nyeri punggung kronis, mulai dari gejala, penyebab, hingga cara mengatasi dan mencegahnya.
Mengenal Nyeri Punggung Kronis
Nyeri punggung kronis adalah kondisi ketika punggung terasa nyeri dalam jangka waktu lama. Biasanya bagian punggung yang terasa sakit adalah area bawah meski bisa juga terjadi pada bagian atas atau tengah. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), nyeri punggung bagian bawah adalah penyebab utama disabilitas secara global. Pada 2020, diperkirakan 1 dari 13 orang atau 619 juta orang di seluruh dunia mengalami nyeri punggung alias meningkat 60 persen dari 1990.
Physiopedia menyebutkan nyeri punggung disebut kronis bila berlangsung lebih dari 12 pekan atau 3 bulan. Nyeri kronis bisa berkembang dari nyeri akut akibat cedera atau penyebab lain yang tak ditangani dengan baik.
Terdapat setidaknya tiga jenis nyeri punggung kronis:
- Nyeri mekanis: jenis yang paling umum dan seringnya disebabkan oleh ketegangan otot, tulang, atau ligament
- Nyeri neuropatik: terjadi ketika ada kerusakan pada saraf tulang belakang
- Nyeri inflamasi: nyeri yang terasa ketika terjadi peradangan pada area punggung
Untuk mengatasi nyeri punggung kronis, diperlukan pemeriksaan secara menyeluruh oleh dokter guna menemukan akar masalahnya. Namun lebih penting untuk melakukan upaya pencegahan karena penanganan nyeri punggung kronis bisa membutuhkan waktu yang lama hingga dapat benar-benar pulih.
Gejala Nyeri Punggung Kronis
Gejala nyeri punggung kronis bisa bermacam-macam, tergantung penyebabnya. Gejala yang umum antara lain:
- Rasa nyeri yang berlangsung terus-menerus ataupun datang dan pergi, biasanya dari area punggung bawah dan bisa menyebar hingga kaki bila terkait dengan masalah saraf
- Punggung terasa kaku, terutama ketika bangkit dari tempat tidur atau setelah duduk lama
- Nyeri kian terasa saat berdiri atau duduk dalam waktu lama
- Mati rasa atau kesemutan pada kaki bila ada saraf yang terjepit
- Kaki terasa lemah sehingga sulit digerakkan, termasuk untuk berdiri
- Kelelahan ekstrem
Penyebab Nyeri Punggung Kronis
Ada berbagai faktor yang bisa memicu nyeri punggung kronis. Di antaranya:
- Cedera olahraga atau kecelakaan yang menyebabkan kerusakan pada ligamen, otot, atau tulang belakang
- Penyakit degeneratif akibat faktor usia, seperti osteoartritis yang terjadi ketika tulang rawan yang melindungi sendi menipis secara bertahap seiring dengan pertambahan usia
- Postur tubuh yang buruk, misalnya akibat kebiasaan duduk atau berdiri dalam posisi yang keliru sehingga tulang belakang mendapat tekanan berlebih
- Obesitas atau kelebihan berat badan yang meningkatkan tekanan pada tulang belakang dan otot-otot yang menyokongnya
- Faktor psikososial, seperti stres di tempat kerja, depresi, gangguan kecemasan dan kurangnya dukungan sosial
Cara Dokter Mendiagnosis Nyeri Punggung Kronis
Proses diagnosis nyeri punggung kronis oleh dokter mencakup sejumlah tahap, antara lain:
- Anamnesis: dokter akan mengecek riwayat medis pasien, termasuk menanyakan seputar gejala seperti kapan mulai muncul, hal yang membuat nyeri kian terasa atau lebih ringan, serta gejala lain yang berkaitan
- Pemeriksaan fisik: dokter akan mengamati postur tubuh serta memeriksa rentang gerak dan bagian punggung yang sakit. Dokter juga akan menguji kekuatan otot dan refleks untuk mengetahui apakah ada masalah saraf
- Pemeriksaan penunjang: dokter bisa merekomendasikan pemeriksaan penunjang untuk mengonfirmasi diagnosis dengan memeriksa lebih lanjut kondisi tulang belakang dan jaringan di sekitarnya melalui tes darah, rontgen, elektromiografi (EMG), pemindaian tomografi terkomputasi (CT scan), dan pencitraan resonansi magnetik (MRI).
Cara Mengatasi Nyeri Punggung Kronis
Langkah utama untuk mengatasi nyeri punggung kronis biasanya berupa intervensi non-bedah sesuai dengan rekomendasi WHO. Langkah ini meliputi:
- Program edukasi untuk mendukung pengetahuan dan strategi perawatan diri terkait dengan nyeri punggung bagi pasien
- Terapi fisik untuk meregangkan dan menguatkan otot seperti lewat pijatan dan terapi manipulatif tulang belakang
- Terapi psikologis seperti dengan terapi perilaku kognitif
- Obat-obatan untuk meredakan nyeri, antara lain obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen
Dalam kasus yang parah atau ketika metode non-bedah tak efektif, dokter bisa merekomendasikan operasi sebagai jalan terakhir. Jenis operasi yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri punggung kronis bermacam-macam, sesuai dengan penyebabnya.
Komplikasi Nyeri Punggung Kronis
Nyeri punggung kronis bisa menyebabkan masalah yang lebih serius jika tidak mendapat penanganan yang baik. Contohnya:
- Masalah kesehatan mental akibat rasa nyeri yang terasa terus-menerus dan mengganggu aktivitas sehari-hari, termasuk depresi dan kecemasan
- Gangguan tidur karena merasakan nyeri punggung di malam hari
- Terganggunya aktivitas sehari-hari, termasuk pekerjaan, sehingga produktivitas menurun
- Ketergantungan obat jika menggunakan obat penghilang nyeri dalam waktu lama
- Disabilitas permanen dalam kasus nyeri punggung kronis yang parah
Pencegahan Nyeri Punggung Kronis
Alih-alih mengobati, lebih baik mengupayakan pencegahan nyeri punggung kronis dengan langkah sederhana berikut ini:
- Rutin berolahraga terutama untuk menguatkan otot punggung dan perut guna menjaga tulang belakang tetap stabil
- Menjaga postur tubuh yang baik ketika duduk, berdiri, atau mengangkat beban
- Tidak terlalu lama berada dalam posisi statis, misalnya bangkit dan bergerak setiap satu jam ketika bekerja di depan komputer
- Menjaga berat badan sehat untuk mencegah obesitas
- Mengendalikan stres, misalnya dengan berlatih teknik pernapasan dalam, meditasi, atau yoga
Kapan Harus ke Dokter?
Nyeri punggung yang ringan bisa sembuh sendiri. Namun nyeri punggung kronis memerlukan tindakan medis lebih lanjut. Sebaiknya segera datangi dokter bila nyeri tidak kunjung membaik setelah beberapa minggu, mengganggu aktivitas sehari-hari, atau menjalar hingga kaki dengan gejala lain yang menyertai. Begitu pula jika punggung terasa nyeri sehabis mengalami cedera atau kecelakaan. Dengan diagnosis dan intervensi sejak dini, risiko komplikasi bisa terhindari.
Narasumber:
dr. Yunus Kuntawi Aji, Sp. BS, M. Ked. Klin
Spesialis Bedah Saraf Felloship Spine
Primaya Hospital Depok
Referensi:
- Chronic Low Back Pain. https://www.physio-pedia.com/Chronic_Low_Back_Pain. Diakses 10 September 2024
- WHO releases guidelines on chronic low back pain. https://www.who.int/news/item/07-12-2023-who-releases-guidelines-on-chronic-low-back-pain. Diakses 10 September 2024
- Depression and Pain Comorbidity-A Literature Review. https://jamanetwork.com/journals/jamainternalmedicine/fullarticle/216320. Diakses 10 September 2024
- Back Pain. https://www.niams.nih.gov/health-topics/back-pain. Diakses 10 September 2024
- Multidisciplinary biopsychosocial rehabilitation for chronic low back pain: Cochrane systematic review and meta-analysis. https://www.bmj.com/content/350/bmj.h444. Diakses 10 September 2024
- What low back pain is and why we need to pay attention. https://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(18)30480-X/abstract. Diakses 10 September 2024
- Prevalence of chronic low back pain: systematic review. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4603263/. Diakses 10 September 2024
- Back Pain. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538173/. Diakses 10 September 2024