• Ambulance
  • 150 108
  • Chatbot

Hal-Hal yang Sering Diabaikan dan Berpotensi Pendarahan Pada Otak

HAL-HAL YANG SERING DIABAIKAN DAN BERPOTENSI PENDARAHAN PADA OTAK

Jakarta, 24 September 2021 – Pendarahan pada otak seringkali terjadi tanpa disadari. Padahal, banyak hal-hal yang mungkin sering diabaikan namun berpotensi terjadinya pendarahan pada otak.

Pendarahan pada otak pada dasarnya tidak terjadi secara tiba-tiba, kecuali pada seseorang yang mengalami kecelakaan. “Sakit kepala atau kebas di beberapa bagian tubuh seperti kebas pada kaki, tangan, atau wajah merupakan gejala dasar yang bisa terjadi dan sering diabaikan oleh banyak orang. Sakit kepala berulang menjadi salah satu indikasi terjadinya penyumbatan pembuluh darah sekitar 80% atau ada kemungkinan sebagian pembuluh darah pecah sekitar 20%. Baik penyumbatan pembuluh darah maupun pecahnya pembuluh darah dapat berakibat pada pendarahan pada otak,” ujar dr. Subrady Leo Soetjipto Soepodo, Sp.BS, Dokter Spesialis Bedah Saraf Primaya Hospital Pasar Kemis.

buat jani dokter primaya

Seseorang yang berpotensi mengalami penyumbatan atau pecah pembuluh darah dapat mengamati fungsi bagian muka, bicara, gerak, dan menelan yang sudah tidak normal sebagai gejala yang paling mudah untuk dideteksi.  Hal-hal lain yang patut diwaspadai adalah ketika seseorang sering merasa pusing serta membutuhkan waktu atau tidak bisa langsung bangun dari posisi berbaring. “Hal tersebut terjadi karena adanya perubahan tekanan dari posisi datar, duduk, atau tegak,” ujar dr. Subrady Leo Soetjipto Soepodo, Sp.BS, Dokter Spesialis Bedah Saraf Primaya Hospital Pasar Kemis.

Menurut dr. Subrady Leo Soetjipto Soepodo, Sp.BS, Dokter Spesialis Bedah Saraf Primaya Hospital Pasar Kemis, mengedan ketika buang air besar, batuk berulang, atau batuk dengan menahan napas dapat menyebabkan seseorang tidak sadarkan diri secara  tiba-tiba. “Valsava manuver atau mengedan dapat menjadi pencetus peningkatan tekanan intra kranial. Peningkatan tekanan intrakranial ini dapat menyebabkan pecah pembuluh darah pada penderita darah tinggi yang menyebabkan perdarahan otak. Valsava manuver atau mengedan juga biasa dilakukan saat batuk, buang air besar, atau menahan nafas,” ujarnya.

Proses seseorang mengalami pendarahan pada otak dapat bervariasi. “Ada yang hitungannya hari, bulan, atau tahun. Tergantung dari orangnya sendiri apakah gejala-gejala yang dirasakan dianggap keluhan atau tidak. Semakin cepat seseorang mengenali gejala, maka semakin mudah diminimalisir pendarahan pada otak,” ujar dr. Subrady Leo Soetjipto Soepodo, Sp.BS, Dokter Spesialis Bedah Saraf Primaya Hospital Pasar Kemis. Jika seseorang sudah mengalami pendarahan pada otak, maka seseorang dapat mengalami hilang kesadaran, terjatuh tiba-tiba, atau tidak terbangun dari tidur.

Baca Juga:  Pengobatan Kanker Otak

Penyebab pecah pembuluh darah antara lain ada kelainan di pembuluh darah seperti pembuluh darah keras atau aterosklerotik, pembuluh darah melebar atau aneurima, pembuluh darah yang bocor atau fistula. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya faktor risiko penyakit seperti darah tinggi, obesitas, kolesterol, diabetes melitus, asam urat, dan stroke. Penyakit-penyakit tersebut jika tidak dikontrol secara rutin akan berakibat fatal yang berujung pada pendarahan pada otak.

Seseorang yang mengonsumsi obat-obatan psikotropika atau obat-obatan pengencer darah juga dapat memicu peningkatan tekanan darah dan berujung pada pendarahan pada otak.  Selain itu, faktor risiko umur juga menjadi salah satu pemicu. “Kondisi tubuh seseorang yang lanjut usia akan mengalami penurunan fungsi tubuh dibandingkan pada usia muda,” ujar dr. Subrady Leo Soetjipto Soepodo, Sp.BS, Dokter Spesialis Bedah Saraf Primaya Hospital Pasar Kemis.

Pada dasarnya, setiap orang dapat melakukan screening awal potensi penyumbatan dan pecahnya pembuluh darah yang paling mudah yaitu mengecek tekanan darah melalui alat pengukur tekanan darah sesaat setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas. “Bangun tidur sebelum beraktivitas adalah waktu yang paling tepat untuk menunjukkan tekanan darah dibandingkan setelah beraktivitas,” ujar dr. Subrady Leo Soetjipto Soepodo, Sp.BS, Dokter Spesialis Bedah Saraf Primaya Hospital Pasar Kemis.

Walaupun pendarahan terjadi di otak, namun masyarakat perlu memahami bahwa pemicu pendarahan di otak bisa berasal dari penyempitan atau pecahnya pembuluh darah di bagian tubuh lainnya seperti jantung, lengan, kaki, atau bagian tubuh lain. Untuk memastikan terjadinya gangguan otak akibat pecah pembuluh darah, dibutuhkan pemeriksaan imaging standar emas untuk perdarahan otak adalah CT Scan Otak, DSA, dan MRA

Untuk menyelamatkan nyawa seseorang yang mengalami pendarahan pada otak, seorang dokter harus mengontrol kembali tekanan darah dan menyelamatkan organ yang ada di dalam tubuh seseorang. “Kami memastikan agar pendarahan yang terjadi pada pasien dapat berhenti atau membeku agar tidak terjadi pendarahan besar,” ujar dr. Subrady Leo Soetjipto Soepodo, Sp.BS, Dokter Spesialis Bedah Saraf Primaya Hospital Pasar Kemis.

Baca Juga:  Kenali Apa dan Bagaimana Perawatan Hidrosefalus

Waktu atau durasi kesembuhan seseorang pasca pendarahan otak bervariasi, bergantung dari jumlah jaringan otak dapat diselamatkan. Pasien yang telah selesai dirawat di rumah sakit harus tetap melakukan rehabilitasi. Proses penyembuhan bersifat bertahap dan tahapan penyembuhan antar pasien pun berbeda-beda bergantung dari organ tubuh yang mengalami gagal fungsi dan kondisi orang tersebut.

“Rehabilitasi bisa dilakukan mulai dari pemulihan kemampuan orang mengunyah, menelan, berjalan, berbicara, dan berbagai tahapan rehabilitasi lainnya. Bahkan, agar seseorang dapat kembali bekerja, pasien sebaiknya dapat berkonsultasi dengan dokter okupasi untuk mengetahui tahapan pemulihan yang tepat agar dapat kembali bekerja,” ujar dr. Subrady Leo Soetjipto Soepodo, Sp.BS, Dokter Spesialis Bedah Saraf Primaya Hospital Pasar Kemis.

Pada dasarnya, pendarahan pada otak dapat dicegah dengan cara mencegah faktor risiko dan memeriksakan diri ke rumah sakit.

——-

Primaya Hospital Group adalah Rumah Sakit yang menyediakan standar pelayanan prima yang mengutamakan mutu keselamatan pasien. Hal tersebut tercermin dari telah terakreditasinya Primaya Hospital Group tingkat nasional oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dan dua dari dua belas rumah sakit kami telah terakreditasi internasional oleh Joint Commission International (JCI). Kami memberikan layanan kesehatan yang menyeluruh untuk masyarakat Indonesia dan warga negara asing (WNA) serta memberikan layanan pasien dengan jaminan Perusahaan/Asuransi/BPJS/KIS dengan teknologi terbaik. Untuk menjangkau kebutuhan kesehatan masyarakat. Primaya Hospital Group tersebar di wilayah dan kota-kota besar di Indonesia dengan lokasi strategis dan mudah diakses sehingga kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan dapat terpenuhi dengan baik. Kami memiliki layanan unggulan bagi para pasien yaitu pusat layanan jantung dan pembuluh darah, layanan ibu dan anak, layanan trauma, serta layanan kanker. Primaya Hospital Group memiliki fasilitas pelayanan yang lengkap diantaranya layanan Gawat Darurat, Kamar Operasi, Ruangan ICU,Unit Hemodialisa,Fisioterapi,Radiologi,Laboratorium,dan Farmasi yang hadir selama 24 jam. Selain itu, kami memiliki area parkir yang luas, ruang edukasi pasien, ruang poli yang nyaman, ruang laktasi, area bermain di Poli Anak, ATM Center, Musholla, WiFi untuk keluarga pasien, kantin, dan area lobi

Bagikan ke :

Promo

Masuk ke Akun Anda dibawah ini

Isi form dibawah ini untuk melakukan pendaftaran

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.