Abses adalah masalah kesehatan yang umum. Tapi, di antara sejumlah jenis abses, abses otak tergolong sangat jarang terjadi. Abses muncul karena infeksi oleh bakteri. Ketika infeksi itu menjangkau otak, terjadilah abses otak. Otak sebagai salah satu organ tervital manusia sangat rentan jika mengalami infeksi. Karena itu, dibutuhkan pengetahuan mengenai bahaya abses dan penanganannya guna mencegah masalah neurologis hingga kematian.
Mengenal Abses Otak
Abses otak adalah infeksi pada otak yang biasanya terjadi akibat infeksi bakteri atau mikroorganisme lain. Infeksi ini memunculkan kantong di dalam jaringan otak yang berisi bakteri, sel darah putih dari sistem imun, nanah, dan cairan. Makin lama, kantong itu akan makin besar dan menyebabkan tekanan pada jaringan otak yang sensitif hingga memicu kerusakan.
Infeksi yang berkembang juga dapat menghambat aliran darah ke bagian otak lainnya. Ketika hal ini terjadi, kerusakan akan meluas dan bisa berakibat fatal. Abses otak juga sering disebut sebagai abses serebral.
Seringnya abses serebral terjadi sebagai komplikasi masalah kesehatan lain, seperti sinusitis, otitis, dan trauma pada tengkorak. Jika terdiagnosis sejak dini, penyakit ini bisa lebih mudah ditangani antara lain dengan antibiotik.
Penanganan yang cepat sangat penting untuk mencegah kerusakan jangka panjang ataupun konsekuensi fatal. Tanpa penanganan medis, abses serebral bisa menyebabkan masalah yang berkaitan dengan saraf dalam jangka panjang dan mengancam jiwa pasien. Pasien yang memiliki masalah kekebalan tubuh lebih berisiko terkena abses otak.
Gejala
Pasien yang mengalami abses otak biasanya mengeluhkan sakit kepala sebagai gejala utama. Ada juga mengalami kejang dan perubahan kondisi mental. Masalah neurologis seperti gangguan berbicara, mati rasa, atau tubuh terasa lemah bisa terjadi bila abses muncul pada area penting pada otak. Bila abses serebral terjadi sebagai akibat infeksi lain, gejala yang dialami pasien akan lebih bervariasi.
Pada umumnya, gejala abses otak meliputi:
- Sakit kepala tumpul dan terus-menerus
- Kepala seperti berputar-putar
- Demam, kadang disertai meriang
- Muntah-muntah
- Kejang
- Merasa sangat mengantuk
- Kelelahan
- Hilang kesadaran
- Leher kaku
- Salah satu sisi tubuh terasa lemah
- Gangguan bicara
- Masalah penglihatan
- Sulit menggerakkan bagian tubuh
- Perubahan kepribadian
Gejala-gejala ini kerap muncul dalam hitungan hari hingga pekan seiring dengan berkembangnya infeksi. Namun tak jarang gejala tak disadari atau tak terasa hingga abses otak telanjur berkembang lebih lanjut. Kadang gejala seperti demam dan meriang muncul sejak awal infeksi sebelum kantong abses mulai menekan jaringan otak.
Penyebab
Seperti jenis abses lain, penyebab abses otak adalah infeksi yang dipicu bakteri. Selain bakteri, mikroorganisme yang bisa memicu Cerebral Abscessย adalah jamur dan parasit. Infeksi pada bagian tubuh lain, seperti pneumonia dan abses gigi, bisa menjalar lewat aliran darah dan menjangkau otak hingga menyebabkan abses otak.
Infeksi pada wajah atau sinus juga bisa menyebar langsung ke otak. Dalam kasus yang lebih jarang terjadi, abses otak bisa berkembang pada pasien setelah menjalani prosedur bedah saraf otak, misalnya karena adanya tumor otak.
Pasien yang punya masalah seputar sistem imun lebih berisiko terkena abses. Selain itu, cedera kepala yang membuat tengkorak tertekan bisa mengakibatkan infeksi pada otak dan berujung pada abses.
Jenis bakteri atau mikroorganisme lain yang bisa menyebabkan abses otak antara lain:
- Staphylococci atau Staph yang sering dikaitkan dengan cedera kepala, endokarditis (peradangan lapisan dalam jantung), dan infeksi yang muncul seusai operasi.
- Enterobacteriaceae yang mengakibatkan infeksi telinga dan bakteri bisa berpindah ke otak jika infeksi tak ditangani dengan baik.
- Protozoa toxoplasma gondii yang banyak didapati pada pasien HIV/AIDS. Mikroorganisme ini kerap memicu abses otak.
- Penyakit jantung bawaan ( cyanotic heart desease )
Cara Dokter Mendiagnosis Abses Otak
Karena gejala abses otak biasanya tidak spesifik, dokter tidak selalu dapat menduga pasien mengalami kondisi tersebut hingga muncul gejala lain yang lebih definitif. Adapun prosedur yang digunakan dokter untuk melakukan diagnosis antara lain:
- Pemeriksaan riwayat kesehatan, termasuk dengan mencari tanda adanya infeksi lain yang menyebabkan munculnya abses pada otak.
- Tes darah dengan mengambil sampel darah pasien untuk diperiksa di laboratorium untuk mencari tahu apakah ada tanda infeksi di aliran darah.
- Tes pencitraan, antara lain dengan pencitraan resonansi magnetik (MRI) dan tomografi terkomputerisasi (CT) untuk menghasilkan gambar detail otak sehingga jika ada abses dapat diketahui.
- Bila abses sudah terdeteksi, dokter bisa mengambil sampel cairan nanah dengan jarum khusus dan mengetesnya untuk mengidentifikasi sumber infeksi dan menentukan metode penanganan yang lebih efektif.
Cara Mengatasi Abses Otak
Penanganan abses otak biasanya mencakup penggunaan obat-obatan yang ditujukan untuk menyingkirkan sumber infeksi dan meredakan tekanan pada otak yang disebabkan oleh tumbuhnya abses. Obat itu antara lain:
- Antibiotik seperti cefotaxime, ceftriaxone, atau metronidazole.
- Vankomisin untuk melawan infeksi Staph.
- Kortikosteroid kadang digunakan untuk meredakan peradangan dan pembengkakan.
- Obat anti-kejang guna mengobati atau mencegah kejang.
Kecuali abses sangat kecil, dokter biasanya akan menguras cairan nanah pada abses lewat prosedur pembedahan.
Komplikasi
Abses otak sering berkembang dengan sangat cepat. Tanpa butuh waktu lama, abses akan membesar dan menimbulkan masalah serius dalam waktu dua pekan. Dengan makin bertambahnya terkanan terhadap jaringan otak yang sehat, gejala akan makin parah dan komplikasi bisa terjadi.
Komplikasi abses otak antara lain:
- Meningitis
- Ventrikulitis
- Herniasi otak
- Kejang
- Keracunan darah
- Defisit neurologis
- Gumpalan darah dalam pembuluh darah intrakranial
- Kematian
Pencegahan
Seperti dijelaskan dalam United Brain Association, cara paling efektif untuk mencegah abses otak adalah dengan mencegah infeksi yang bisa memicu abses. Misalnya:
- Mempraktikkan kebiasaan higienis pada gigi dan mulut dengan rajin menggosok gigi dan membersihkan sela gigi dengan benang khusus.
- Rutin memeriksakan kesehatan gigi setidaknya 6 bulan sekali.
Selain itu, bila terjadi infeksi pada bagian tubuh lain, jalani perawatan dengan baik agar infeksi tak menyebar hingga menjangkau otak.
Kapan Harus ke Dokter?
Penanganan abses otak secepat mungkin sangatlah penting untuk keselamatan jiwa pasien. Segera hubungi dokter bila merasakan gejala abses pada otak, terutama leher kaki, masalah neurologis, dan sakit kepala.
Narasumber
Dokter Spesialis Bedah Saraf
Primaya Hospital Bekasi Barat
Referensi:
- Cerebral Abscess. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/cerebral-abscess. Diakses 20 Desember 2022
- Brain Abscess. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441841/. Diakses 20 Desember 2022
- Brain Abscess Fast Facts. https://unitedbrainassociation.org/brain-resources/brain-abscess/. Diakses 20 Desember 2022
- Brain Abscess. https://reference.medscape.com/article/212946-overview. Diakses 20 Desember 2022
- Brain Abscess. https://msdmanuals.com/professional/neurologic-disorders/brain-infections/brain-abscess. Diakses 20 Desember 2022
- Brain abscess in immunocompetent patients: recent findings. https://journals.lww.com/co-infectiousdiseases/Abstract/2022/06000/Brain_abscess_in_immunocompetent_patients__recent.9.as. Diakses 20 Desember 2022px