Covid-19 adalah penyakit baru yang belum banyak diteliti oleh para pakar di bidang medis. Itu sebabnya informasi mengenai pandemi Covid-19 terus berkembang mengikuti hasil riset yang terus diperbarui. Riset tersebut antara lain tentang keluhan para pasien Covid-19. Salah satunya terkait dengan asam lambung Covid-19.
Mengenal Penyakit Asam Lambung
Penyakit asam lambung atau gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah gangguan pencernaan ketika isi lambung, termasuk cairan asam, naik dan mengiritasi esofagus (kerongkongan). Isi lambung juga bisa naik hingga mulut atau bahkan ke paru-paru.
Orang yang mengalami GERD akan merasakan panas dalam perut yang kadang menjalar hingga dada (heartburn). Gejala ini biasanya terjadi sesudah makan dan makin terasa saat berbaring.
GERD adalah masalah sistem pencernaan, bukan akibat kelebihan cairan asam dalam tubuh. Di bagian bawah esofagus, terdapat katup yang disebut sphincter. Kerja otot katup ini yang tak normal bisa membuat cairan asam dan isi lambung lain mengalir kembali ke kerongkongan. Penyakit asam lambung bisa mengganggu kehidupan sehari-hari dan menimbulkan komplikasi, termasuk luka pada jaringan yang bisa berkembang menjadi kanker esofagus.
Siapa Saja yang Bisa Terkena Penyakit Asam Lambung?
Kemungkinan seseorang terkena penyakit asam lambung tergantung faktor risiko pada dirinya, antara lain:
Gaya hidup: Secara umum, orang yang memiliki gaya hidup tidak sehat lebih berisiko terkena penyakit ini.
Usia: Berdasarkan usia, orang yang lebih tua lebih mungkin mengalami masalah esofagus terkait dengan GERD.
Gender: Adapun gender tidak berpengaruh, baik pria maupun wanita sama-sama berisiko.
Berat badan: Orang yang mengalami obesitas atau kelebihan berat badan tiga kali lebih mungkin mengalami penyakit asam lambung.
Keturunan: Jika ada anggota keluarga yang punya masalah GERD, risiko terkena penyakit serupa lebih besar.
Rokok dan alkohol: Rokok, paparan asap rokok, dan alkohol juga bisa meningkatkan risiko GERD. Meski demikian, seberapa besar risikonya belum diketahui pasti.
Stres dan obat: Stres dan obat-obatan tertentu juga dapat membuat orang lebih berisiko mengalami penyakit asam lambung.
Makanan: Orang yang gemar makan makanan pedas lebih berisiko terkena GERD.
Benarkah Penyakit Asam Lambung Bagian dari Gejala Covid-19?
Covid-19 dikenal pula sebagai penyakit 1.000 wajah karena begitu banyak gejalanya. Meski virus corona penyebab Covid-19 menyerang sistem pernapasan, ada pula pasien yang mengeluhkan masalah pencernaan. Sejumlah pasien positif datang dengan keluhan pencernaan seperti sakit perut, mual, muntah, dan diare. Namun hingga kini belum ada informasi pasti mengenai gejala asam lambung Covid-19.
Saat ini Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) memasukkan diare, mual, dan muntah dalam daftar gejala Covid-19 yang dikenali. Sedangkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) masih mencatat diare saja dalam daftar gejala yang terkait dengan sistem pencernaan.
Penyebab Keluhan Lambung pada Pasien Covid-19
Covid-19 adalah penyakit pernapasan. Tapi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit itu bisa pula masuk ke saluran pencernaan lambung dan usus atau gastrointestinal dengan menempel pada reseptor protein yang disebut ACE2. Dalam tubuh manusia, banyak reseptor ACE2 yang berada di saluran pencernaan. Karena itulah bisa muncul keluhan lambung pada pasien Covid-19.
Sebuah kajian yang melibatkan lebih dari 25 ribu pasien Covid-19 menemukan sekitar 18 persen di antaranya memiliki gejala gastrointestinal. Yang paling umum adalah diare, diikuti mual dan muntah. Adapun keluhan lambung, termasuk asam lambung Covid-19, terbilang jarang.
Dampak Covid-19 terhadap Penyakit GERD
Orang yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid diketahui lebih berisiko mengalami gejala yang lebih parah ketika terinfeksi Covid-19. Namun penyakit asam lambung atau GERD belum masuk kategori komorbid Covid-19 hingga saat ini.
Meski demikian, ada penelitian dari University of Sao Paulo, Brasil, yang mendapati peningkatan risiko Covid-19 pada penderita asam lambung. Menurut hasil riset itu, pasien Covid-19 yang memiliki masalah esofagus dua hingga tiga kali lebih berisiko meninggal.
Penelitian di Brasil berupaya menemukan kaitan antara tingkat keparahan Covid-19 dan masalah pencernaan yang sebelumnya diderita pasien. Pasien yang masuk rumah sakit diketahui telah mengonsumsi beberapa jenis obat penurun jumlah cairan asam lambung. Namun tidak diketahui pasti apakah Covid-19 memperparah penyakit GERD yang diderita.
Dampak Stress terhadap Penderita Covid-19, Bisa Picu Penyakit Asam Lambung?
Ada kaitan stres akibat Covid-19 dengan munculnya penyakit asam lambung. Di Indonesia sendiri, rumah sakit lebih banyak menerima pasien penyakit asam lambung selama pandemi. Stres diketahui sebagai salah satu faktor yang bisa meningkatkan risiko penyakit asam lambung.
Pandemi Covid-19 yang berdampak terhadap semua sektor kehidupan berpotensi menyebabkan stres pada sebagian orang. Sebab, mereka jadi sulit bersosialisasi atau kehilangan sumber pendapatan. Tekanan hidup itu bisa memicu GERD.
Pemberian Obat Asam Lambung pada Penderita Covid-19 dan GERD
Pasien Covid-19 yang memiliki komorbid akan mendapat perawatan untuk kedua penyakit tersebut, termasuk bila menderita GERD. Dokter yang memeriksa akan menentukan obat asam lambung Covid-19 yang sesuai dengan kondisi pasien.
Saat ini ada dua hasil studi mengenai efek obat asam lambung pada penderita Covid-19. Dari studi pertama ditemukan pasien yang mengonsumsi obat penurun asam lambung dua kali sehari lebih berisiko terjangkit Covid-19. Sebab, obat itu bisa merusak lapisan mukosa lambung sehingga memudahkan masuknya virus corona ke saluran pencernaan.
Sedangkan riset lain justru menemukan obat asam lambung yang diberikan secara intravena ke pasien Covid-19 dapat meningkatkan kondisi kesehatan pasien tersebut. Penelitian lebih lanjut terkait dengan obat asam lambung Covid-19 masih diperlukan.
Penanganan yang Tepat untuk Penderita GERD yang Kena Covid-19
Di masyarakat ada anggapan bahwa pasien Covid-19 perlu banyak makan agar bisa segera pulih. Secara umum, anggapan itu benar. Makanan dapat menjadi sumber nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Tapi, bagi penderita penyakit asam lambung, pola dan menu makanan harus diperhatikan betul.
Pasien Covid-19 yang memiliki GERD sebaiknya tidak makan dalam porsi banyak secara langsung karena malah menambah risiko kambuh penyakit asam lambung. Sebaliknya, makan secara teratur dan sering tapi dalam porsi kecil. Pasien juga tak boleh langsung berbaring.
Adapun obat buat penderita GERD yang kena Covid-19 diberikan sesuai dengan hasil pemeriksaan dokter. Obat yang umumnya diresepkan dokter antara lain:
- Antivirus
- Suplemen multivitamin
- Obat asam lambung
- Obat pereda gejala Covid
Dari beberapa penelitian ditemukan bahwa virus corona masih didapati pada saluran pencernaan walau di saluran pernapasan sudah bersih. Dalam kasus ini, dokter akan menangani pasien lebih lanjut untuk memastikan tidak kembali terjangkit Covid-19.
Ditinjau oleh:
dr. Kosin Salim, SpPD
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Referensi:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7374651/
https://www.nature.com/articles/s41392-020-00373-7