Sudah jadi pengetahuan umum bahwa aktivitas fisik bermanfaat buat kesehatan jantung. Aktivitas itu termasuk olahraga. Olahraga memang baik dilakukan secara rutin demi menjaga jantung tetap sehat. Tapi ternyata orang yang gemar berolahraga juga tak terhindar dari risiko serangan jantung.
Mengenal Serangan Jantung
Serangan jantung adalah kondisi medis serius yang terjadi etika pasokan darah ke jantung terhambat atau terhenti sama sekali. Dalam dunia kedokteran, serangan jantung disebut infark miokard. Orang yang mengalaminya membutuhkan perawatan di rumah sakit jantung. Serangan jantung bisa berakibat fatal, tapi ada juga serangan yang ringan. Namun bukan berarti serangan ringan tak membutuhkan pemeriksaan.
Terlepas dari intensitasnya, serangan itu bisa merusak otot jantung karena kurangnya suplai oksigen. Terlebih bila serangan terjadi berulang kali walau ringan. Oksigen dan nutrisi diterima jantung bersama dengan darah.
Pasokan darah ke jantung mengalami gangguan ketika ada masalah pada pembuluh darah atau arteri koroner. Arteri bisa menjadi sempit atau mengeras karena akumulasi plak yang terdiri atas lemak, kolesterol, dan zat lain di dalamnya. Ketika plak itu tertumpuk, aliran darah dalam arteri menjadi terganggu, bahkan tersumbat sepenuhnya. Sumbatan bisa juga terjadi karena gumpalan darah yang muncul akibat pecahnya plak dalam arteri.
Siapa yang Berisiko Terkena Serangan Jantung?
Pada prinsipnya, olahraga adalah salah satu cara mencegah berbagai macam penyakit jantung. Tapi olahraga ada aturannya. Orang tidak bisa sembarangan berolahraga, terutama bila ada kondisi medis tertentu yang bisa terpicu akibat aktivitas olahraga yang dilakukan.
Orang yang berisiko terkena serangan jantung saat berolahraga umumnya memang sudah mengidap penyakit jantung dan pembuluh darah sebelumnya. Menurut sejumlah penelitian, olahraga rutin bisa menguatkan jantung dan menurunkan risiko masalah kardiovaskuler. Tapi olahraga berlebihan justru akan meningkatkan risiko serangan jantung dan henti jantung mendadak. Hal ini khususnya berlaku buat orang-orang yang punya risiko serangan jantung sebelumnya, baik akibat gaya hidup kurang sehat maupun faktor keturunan.
Sebuah penelitian terhadap sejumlah pelari maraton menemukan bahwa darah mereka mengandung penanda biologis (biomarker) yang terkait dengan kerusakan jantung. Temuan ini didapatkan setelah para pelari menuntaskan lomba lari ekstrem.
Indikator kerusakan jantung itu biasanya sirna dengan sendirinya. Namun, bila jantung mengalami tekanan fisik berulang, kerusakan yang temporer bisa mengakibatkan perubahan fisik pada jantung, misalnya dinding jantung lebih tebal atau terbentuk luka pada jantung. Orang berusia muda dan sehat lebih kecil kemungkinannya mengalami serangan jantung saat berolahraga. Namun bukan berarti orang muda mustahil terkena serangan jantung.
Tanda Serangan Jantung
Tanda serangan jantung yang terjadi saat orang berolahraga tak berbeda dengan serangan umumnya. Namun tanda ini bisa jadi berbeda-beda pada setiap orang. Contohnya:
Dada terasa tidak nyaman
Orang yang mengalami serangan jantung sering memegangi dadanya karena terasa sakit yang hebat dan tiba-tiba. Tapi bisa pula dada hanya terasa sedikit tidak nyaman seperti tertekan atau penuh. Rasa sakit bisa jadi hanya ringan dan timbul-tenggelam sehingga sulit mengetahui apakah itu tanda serangan jantung. Terlebih jika rasa nyeri menjalar hingga bagian tubuh lain, terutama leher, rahang, bahu, hingga lengan dan punggung.
Napas pendek
Saat berolahraga, napas mungkin akan tersengal-sengal. Bila merasa napas tersengal lebih dari biasanya atau susah mengambil napas panjang, bisa jadi itu salah satu tanda serangan jantung. Gejala ini bisa muncul tanpa ada rasa sakit pada dada.
Pusing atau pandangan berputar
Wajar bila orang merasa capek saat berolahraga sampai-sampai merasa pandangan berputar. Namun jika gejala ini tak pernah muncul sebelumnya, waspadalah karena mungkin itu tanda terjadi serangan jantung.
Irama detak jantung tak wajar
Detak jantung yang cepat dan seperti berlarian serta berdegup kencang bisa menjadi indikasi adanya masalah jantung.
Berkeringat dingin
Orang berolahraga normalnya mengeluarkan keringat. Namun jika muncul keringat dingin yang tak biasa diikuti gejala lain di atas, mungkin itu tanda serangan jantung.
Penyebab Serangan Jantung Saat Olahraga
Sebuah penelitian yang hasilnya dimuat di jurnal Circulation menemukan indikasi adanya beberapa jenis olahraga yang bisa meningkatkan risiko serangan jantung. Secara umum, olahraga ringan hingga sedang selama 150 menit per hari bisa menguatkan otot jantung. Namun olahraga berintensitas tinggi yang memicu kelelahan ekstrem justru akan meningkatkan risiko munculnya masalah jantung akut.
Saat olahraga, jantung memerlukan darah dan oksigen lebih banyak. Orang yang memiliki masalah pada arteri koronernya akan kesulitan mengatur permintaan dan pasokan darah ke jantung. Otot jantung tak dapat menerima darah dan oksigen yang diperlukan karena penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah. Walhasil, terjadi serangan jantung.
Olahraga juga memicu peningkatan tekanan darah menambah beban kerja jantung. Makin keras olahraga, makin tinggi tekanan darah dan beban kerja jantung. Bagi orang yang sebelumnya sudah punya masalah jantung, aktivitas fisik itu sangat berisiko.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Kena Serangan Jantung Saat Olahraga?
Serangan jantung adalah kondisi medis serius yang memerlukan penanganan secepatnya. Bila merasakan ada tanda serangan jantung, segeralah hentikan aktivitas itu dan beristirahat. Minum air putih dan atur napas, usahakan tidak panik.
Bila punya obat khusus masalah jantung resep dari dokter, konsumsi obat tersebut. Lalu segeralah datangi rumah sakit jantung atau minta orang di sekitar untuk mengantar bila kondisi tidak memungkinkan. Bagi pasien serangan jantung, waktu adalah segalanya. Makin cepat penanganan, makin besar peluang pemulihan pasien.
Tips Mencegah Serangan Jantung Saat Olahraga
Olahraga adalah kewajiban bagi yang ingin hidup sehat. Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan demi mencegah serangan jantung saat olahraga:
- Jaga intensitas olahraga tidak terlalu berat, sesuaikan dengan kemampuan tubuh
- Berolahraga dengan intensitas ringan hingga sedang selama 30 menit tiap hari sudah cukup
- Minum obat untuk jantung sebelum berolahraga bila perlu atau diminta dokter
- Berikan waktu istirahat bagi tubuh agar bisa pulih sebelum olahraga lagi
Selain itu, upayakan cara lain yang dapat menekan risiko serangan jantung, termasuk
- Terapkan pola makan sehat dan gizi seimbang
- Kendalikan stres
- Pantau tekanan darah, kadar kolesterol, dan gula darah
- Tidak merokok
Kapan Harus ke Dokter?
Jika merasa punya faktor risiko serangan jantung, sebaiknya konsultasi dengan dokter di rumah sakit jantung. Konsultasi perlu termasuk untuk meminta rekomendasi olahraga yang tepat dan aman untuk kondisi pasien. Bila perlu, dokter akan meresepkan obat-obatan atau melakukan tindakan medis agar pasien tetap dapat berolahraga secara rutin.
Ditinjau oleh:
dr. Rony M Santoso, SpJP(K), FIHA, FESC, FAPSC, FSCAI
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah
Referensi:
https://www.nhlbi.nih.gov/health-topics/heart-attack
https://jamanetwork.com/journals/jama/fullarticle/195439
https://www.ahajournals.org/doi/10.1161/CIRCULATIONAHA.107.181485