
Puasa Ramadan dapat memberikan berbagai manfaat positif bagi kesehatan jantung. Namun penting untuk menerapkan cara puasa yang tepat dan memperhatikan kondisi kesehatan individual ketika berpuasa. Artikel ini akan membahas manfaat dan risiko puasa Ramadan bagi kesehatan jantung.
Bagaimana Puasa Mempengaruhi Jantung?
Berdasarkan karakteristiknya, puasa Ramadan dapat digolongkan sebagai puasa intermiten, yakni puasa yang berfokus pada pengaturan jadwal makan alih-alih pembatasan jenis makanan. Orang yang berpuasa Ramadan hanya dapat makan/minum di waktu sahur dan berbuka, yakni sebelum matahari terbit dan setelah matahari terbenam.
Adapun puasa intermiten bisa dilakukan dengan mengatur jendela makan tertentu. Misalnya selama 16 jam berpuasa dan waktu makan selama 8 jam. Pengaturan pola makan ini akan menyebabkan perubahan metabolisme yang kemudian mempengaruhi kondisi jantung.
Metabolisme dan kesehatan jantung berhubungan karena sindrom metabolik dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Sindrom metabolik adalah sekumpulan masalah kesehatan yang terjadi secara bersamaan. Seseorang bisa dikatakan mengalami sindrom metabolik bila memiliki setidaknya tiga dari lima faktor risiko berikut ini:
- Glukosa darah tinggi
- Rendahnya kadar high density lipoprotein(HDL) atau kolesterol baik dalam darah
- Tingginya kadar trigliserida dalam darah
- Lingkar pinggang besar atau bentuk tubuh โapelโ
- Tekanan darah tinggi
Manfaat Puasa Ramadan bagi Kesehatan Jantung
Menurut artikel di Health Harvard, berdasarkan penelitian, puasa intermiten dapat menurunkan lingkar pinggang, massa lemak, kadar trigliserida, low-density lipoprotein (LDL)ย atau kolesterol jahat dan total kolesterol, hormon insulin, serta tekanan darah sistolik. Maka, dengan analogi puasa intermiten, puasa Ramadan menawarkan sederet manfaat yang sama bagi kesehatan jantung. Berikut ini rinciannya:
Penurunan Berat Badan
Puasa Ramadan dapat membantu menurunkan berat badan asupan kalori bisa lebih dibatasi selama berpuasa. Penurunan berat badan dapat mengurangi risiko penyakit jantung seperti tekanan darah dan kadar kolesterol tinggi serta diabetes.
Perbaikan Profil Lipid
Lipid adalah senyawa lemak yang melakukan berbagai fungsi dalam tubuh, termasuk kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah. Orang yang berpuasa cenderung punya profil lipid yang baik berdasarkan serangkaian tes. Di antaranya naiknya HDL, sementara LDL serta trigliserida turun. Peningkatan HDL dan penurunan LDL serta trigliserida dapat mengurangi risiko penyakit jantung koroner.
Penurunan Tekanan Darah
Bagi orang yang memiliki tekanan darah tinggi, puasa Ramadan bisa menjadi momentum untuk menurunkannya. Pembatasan asupan garam dan perubahan pola makan selama puasa bisa berkontribusi pada penurunan tekanan darah. Dengan terkendalinya tekanan darah, risiko penyakit jantung dan stroke serta masalah kardiovaskular lain bisa dikurangi.
Peningkatan Sensitivitas Insulin
Sejumlah penelitian menemukan ada peningkatan sensitivitas insulin pada orang yang berpuasa. Dengan begitu, tubuh lebih mampu memanfaatkan insulin secara efektif dan membantu mencegah diabetes tipe 2 yang merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung.
Efek Anti-inflamasi
Puasa bisa memiliki efek anti-inflamasi, yaitu mengurangi peradangan dalam tubuh. Hal ini antara lain ditemukan dalam riset yang dimuat di Cell Reports. Para peneliti mendapati bahwa puasa meningkatkan kadar zat kimia dalam darah yang disebut asam arakidonat yang diketahui dapat menghambat peradangan. Ini mencakup peradangan jantung yang bisa terjadi akibat infeksi.
Risiko dan Hal yang Perlu Diwaspadai
Meskipun membawa banyak manfaat, puasa Ramadan juga memiliki beberapa risiko yang perlu diperhatikan, terutama bagi kelompok tertentu. American Heart Associationย menyebutkan, berdasarkan penelitian, pembatasan makan selama 8 jam berkaitan dengan risiko kematian akibat masalah kardiovaskular sebesar 91 persen.
Studi itu mendapati puasa memiliki manfaat jangka pendek, tapi efek sampingnya ada dalam jangka panjang. Namun bukan berarti puasa bisa menyebabkan kematian yang berhubungan dengan kardiovaskular seperti penyakit jantung. Studi tersebut merekomendasikan pengaturan menu makanan ketika berpuasa yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan setiap individu dan bukti ilmiah terbaru.
Terlebih artikel lain di American Heart Associationย pun menyebutkan puasa secara rutin bisa membuat orang hidup lebih lama dan lebih sehat.
Puasa memang bisa mendatangkan risiko yang berkaitan dengan penyakit jantung dan masalah kesehatan lain bila tak dilakukan dengan tepat, termasuk puasa Ramadan. Risiko itu termasuk:
Dehidrasi
Orang yang berpuasa rentan mengalami dehidrasi ringan hingga sedang. Kondisi kekurangan asupan cairan ini bisa meningkatkan kekentalan darah dan berisiko menyebabkan pembentukan bekuan darah yang dapat menyumbat pembuluh darah dan memicu masalah jantung, termasuk serangan jantung, lantaran jantung tak mendapat pasokan darah yang dibutuhkan.
Ketidakseimbangan Elektrolit
Perubahan mendadak pola makan dan minum seperti yang terjadi saat puasa dapat menyebabkan gangguan elektrolit. Risiko ini terutama dijumpai pada pasien yang mengonsumsi obat jantung tertentu.
Kurang tidur
Selama Ramadan, orang mesti bangun lebih awal untuk sahur. Jika sebelumnya tidur terlalu larut, ini dapat menyebabkan kurang tidur yang berisiko meningkatkan tekanan darah dan kadar gula darah yang memicu penyakit jantung. Belum lagi orang yang kurang tidur cenderung lebih mudah marah dan stres sehingga lebih berisiko mengalami masalah jantung.
Risiko pada Pasien Jantung
Pasien dengan kondisi jantung tertentu perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum berpuasa untuk menilai risiko, kondisi jantung, dan apakah perlu penyesuaian obat selama puasa. Beberapa penelitian menunjukkan adanya peningkatan risiko komplikasi pada kelompok ini.
Rekomendasi Puasa yang Aman
Berdasarkan berbagai penelitian terkini, berikut ini sejumlah rekomendasi untuk memaksimalkan manfaat dan meminimalkan risiko puasa Ramadan terkait dengan kondisi jantung:
Persiapan sebelum Ramadan
- Konsultasi dengan dokter, terutama bagi yang memiliki masalah jantung
- Mulai mengurangi porsi makan secara bertahap 2-3 minggu sebelum Ramadan
- Pastikan cadangan obat-obatan cukup dan ikuti aturan pemakaian dari dokter
Selama berpuasa
- Konsumsi air minimal 2-3 liter selama waktu berbuka hingga sahur
- Hindari makanan tinggi garam dan lemak jenuh
- Lakukan aktivitas fisik moderat
- Perhatikan tanda-tanda dehidrasi
Pola makan sahur dan berbuka
- Konsumsi makanan bergizi seimbang : karbohidrat kompleks, protein,serat, dan lemak sehat
- Hindari makanan tinggi garam/asin , terlalu manis atau berlemak
- Batasi konsumsi kafein seperti kopi dan teh
- Berbuka puasa secara bertahap dimulai dari makanan ringan seperti kurma
Puasa Ramadan bukan hanya soal menahan diri dari hawa nafsu, tapi juga tentang menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Dengan pendekatan yang baik, puasa dapat menjadi momen untuk merawat jantung dan meningkatkan kondisi kesehatan secara umum.
Narasumber:
dr. Willis Kwandou, Sp. JP FIHA
Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah
Primaya Hospital Makasssar
Referensi:
- Arachidonic acid inhibition of the NLRP3 inflammasome is a mechanism to explain the anti-inflammatory effects of fasting. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/38265935/. Diakses 7 Maret 2025
- 8-hour time-restricted eating linked to a 91% higher risk of cardiovascular death. https://newsroom.heart.org/news/8-hour-time-restricted-eating-linked-to-a-91-higher-risk-of-cardiovascular-death. Diakses 7 Maret 2025
- Can intermittent fasting improve heart health?. https://www.health.harvard.edu/heart-health/can-intermittent-fasting-improve-heart-health. Diakses 7 Maret 2025
- Intermittent fasting and cardiovascular disease: A scoping review of the evidence. https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0011502924001044. Diakses 7 Maret 2025
- Can intermittent fasting double your risk of dying from heart problems?. https://www.bhf.org.uk/informationsupport/heart-matters-magazine/news/behind-the-headlines/intermittent-fasting. Diakses 7 Maret 2025
- A perspective on intermittent fasting and cardiovascular risk in the era of obesity pharmacotherapy. https://www.frontiersin.org/journals/nutrition/articles/10.3389/fnut.2025.1524125/full. Diakses 7 Maret 2025
- Regular fasting could lead to longer, healthier life. https://www.heart.org/en/news/2019/11/25/regular-fasting-could-lead-to-longer-healthier-life. Diakses 7 Maret 2025