Sebagian besar orang mungkin jarang atau justru tak pernah mendengar istilah angina pectoris. Orang-orang lebih familier dengan istilah angin duduk. Keduanya sebenarnya mengacu pada kondisi serupa yang ditandai dengan rasa nyeri pada dada akibat masalah penyempitan pada jantung. Penting untuk memahami kondisi ini agar tahu apa yang harus dilakukan ketika mengalaminya.
Mengenal Angina Pectoris
Angina pectoris adalah kondisi ketika dada tiba-tiba terasa nyeri dan tidak nyaman seperti diremas atau ditekan dengan kuat. Kondisi ini umumnya dikaitkan dengan masalah jantung, misalnya penyakit jantung koroner.
Jantung kita terbuat dari otot yang bekerja memompa darah ke seluruh tubuh. Otot ini mendapat asupan oksigen dan nutrien dari pembuluh darah yang disebut arteri koroner. Ketika pasokan darah ke otot jantung terganggu yang biasanya karena ada sumbatan pada pembuluh darah, bisa terjadi angina pectoris.
Ada empat bentuk angina pectoris, yakni:
- Angina mikrovaskkular atau sindrom X yang menyebabkan nyeri dada tanpa sumbatan pada arteri koroner. Rasa nyeri disebabkan oleh masalah pada pembuluh darah kecil yang menuju jantung, lengan, dan kaki. Lebih umum terjadi pada perempuan.
- Angina pectoris Prinzmetal yang terjadi hanya saat dalam kondisi istirahat, bukan setelah berolahraga atau mengalami stres. Nyeri biasanya dialami antara tengah malam dan dini hari, berkaitan dengan kejangnya arteri.
- Angina stabil berupa nyeri dada yang muncul saat melakukan aktivitas fisik yang melelahkan, misalnya ketika naik tangga atau berolahraga. Nyeri akan reda setelah minum obat atau istirahat.
- Angina tak stabil berupa nyeri dada yang bisa timbul bahkan saat sedang beristirahat. Rasa nyeri biasanya lebih hebat dan lebih lama daripada angina stabil. Ini juga bisa menandakan serangan jantung.
Gejala
Ada beberapa kriteria yang dapat dinilai untuk menentukan keluhan angina pectoris tersebut terkait dengan penyakit jantung koroner atau tidak, yaitu :
- Lokasi nyeri ada di daerah dada bagian depan yang dapat menyebar ke arah leher, rahang, bahu atau lengan kiri.
- Dicetuskan oleh aktivitas fisik.
- Membaik dengan istirahat atau pemberian obat golongan nitrat dalam 5 menit.
Apabila memenuhi ketiga kriteria tersebut maka merupakan gejala angina yang khas untuk penyakit jantung koroner. Jika ditemukan dua kriteria saja maka termasuk angina tidak khas. Sedangkan jika hanya satu kriteria saja yang didapatkan maka termasuk nyeri dada non-angina.
Penyebab Angina Pectoris
Penyebab angina pectoris umumnya adalah sumbatan pada pembuluh darah baik total maupun sebagian karena aterosklerosis. Aterosklerosis adalah kondisi ketika terjadi pengerasan atau penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan lemak di pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah terhambat.
Penyebab lainnya termasuk:
- Pembuluh darah jantung mengalami kejang
- Anemia
- Penggumpalan darah
- Plak di arteri yang pecah
- Lemahnya aliran darah yang melewati katup jantung yang mengalami penyempitan
- Masalah pada kemampuan pompa otot jantung
- Gangguan irama detak jantung
Cara Dokter Mendiagnosis Angina Pectoris
Dokter akan mengecek riwayat medis dan melakukan pemeriksaan fisik pada pasien untuk menegakkan diagnosis angina pectoris. Selain berdasarkan pemeriksaan gejala, dokter mungkin akan menjalankan sejumlah tes untuk keperluan diagnosis, seperti:
- Elektrokardiogram dengan cara merekam aktivitas kelistrikan jantung untuk mendeteksi adanya kerusakan otot jantung yang terlihat dari irama detak jantung.
- Uji Latih untuk memeriksa fungsi jantung ketika berada di bawah tekanan, misalnya saat berjalan di treadmill atau mengayuh sepeda statis.
- Kateterisasi jantung dengan memasukkan kateter ke arteri koroner lalu menyuntikkan cairan kontras lewat arteri. Dengan pencitraan sinar-X, dokter dapat melihat bila ada penyempitan, sumbatan, atau masalah lain pada arteri.
- Pencitraan resonansi magnetik (MRI) jantung untuk melihat kadar aliran darah ke jantung dan kondisi jantung.
- Pemindaian tomografi terkomputasi (CT scan) untuk mengecek jumlah plak dan kalsium di dalam pembuluh darah yang bisa menghambat aliran darah ke jantung.
Cara Mengatasi Angina Pectoris
Diperlukan pendekatan holistik untuk menangani angina pectoris. Termasuk dengan perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat, pengobatan, hingga operasi jantung jika diperlukan. Tujuan penanganan adalah mengendalikan gejala dan mengurangi risiko serangan jantung.
Perubahan gaya hidup di sini mencakup penerapan pola makan gizi seimbang, rutin berolahraga, dan menjauhi rokok. Adapun obat yang biasa digunakan untuk menanganiย angina pectoris akibat penyakit jantung koroner antara lain dengan golongan antiplatelet, golongan nitrat, antikolesterol, dan lain sebagainya.
Adapun prosedur medis yang sering digunakan untuk mengatasi nyeri dada akibat masalah penyumbatan pada arteri koroner apabila pengobatan tidak memberikan hasil optimal adalah pemasangan ring jantung. Dalam prosedur ini, dokter memasukkan kateter dengan semacam balon di ujungnya lewat pembuluh darah besar. Begitu sampai di pembuluh darah jantung yang terdapat sumbatan, balon dikembangkan untuk memecah plak atau sumbatan. Biasanya prosedur ini diikuti dengan pemasangan stent.
Pada kondisi khusus dimana penyumbatan terlalu kompleks, dokter akan menyarankan operasi bypass jantung. Dalam prosedur ini, dokter membuat semacam jalan pintas pada pembuluh darah jantung. Dokter mengambil sebagian pembuluh darah dari bagian tubuh yang sehat untuk membuat jalan baru bagi aliran darah tanpa melewati arteri koroner yang tersumbat.
Pencegahan Angina Pectoris
Angina pectoris dapat dicegah dengan praktik pola hidup sehat dengan fokus mengendalikan tekanan darah dan kadar kolesterol di batas normal. Caranya antara lain:
- Makan banyak sayur dan buah serta sumber protein rendah lemak seperti ikan dan kacang-kacangan
- Berolahraga secara teratur
- Menjaga berat badan tetap sehat
- Berhenti merokok
Dalam suatu studi didapati tekanan psikologis juga berkaitan dengan angina pectoris. Karena itu, sebagai upaya pencegahan, penting untuk menjaga kesehatan mental dan emosional dengan mengendalikan stres.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika pernah merasa nyeri di dada tanpa diketahui penyebabnya atau merasa terkena serangan jantung, harus datangi dokter secepatnya. Angina pectoris adalah tanda bahwa otot jantung tak mendapat asupan oksigen yang dibutuhkan. Meski tidak mengakibatkan kerusakan permanen pada jantung, kondisi ini bisa jadi merupakan tanda awal serangan jantung sehingga harus mendapat perhatian medis.
Narasumber
dr. Putri Rachmawati, SpJP-FIHA
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah
Primaya Hospital Semarang
Referensi:
- Angina. https://medlineplus.gov/angina.html. Diakses 28 Januari 2023
- Angina – Causes, symptoms & treatments. https://www.bhf.org.uk/informationsupport/conditions/angina.ย Diakses 28 Januari 2023
- Angina Pectoris. https://cura4u.com/conditions/angina-pectoris.ย Diakses 28 Januari 2023
- The association between psychological distress and angina pectoris: A population-based study. https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0224451.ย Diakses 28 Januari 2023
- Angina: contemporary diagnosis and management. https://heart.bmj.com/content/106/5/387.ย Diakses 28 Januari 2023
- Angina pectoris: A clinical and pathologic correlation. https://www.amjmed.com/article/0002-9343(51)90170-2/fulltext.ย Diakses 28 Januari 2023
- Angina. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557672/.ย Diakses 28 Januari 2023
- Angina Pectoris (Stable Angina). https://www.heart.org/en/health-topics/heart-attack/angina-chest-pain/angina-pectoris-stable-angina.ย Diakses 28 Januari 2023