Diabetes dan tekanan darah tinggi atau hipertensi sering terjadi secara bersamaan. Kedua masalah kesehatan ini memang berkaitan. Ketika seseorang mengalami dua penyakit dalam waktu yang sama, dokter menyebutnya sebagai komorbid. Kondisi komorbid bisa mempengaruhi satu sama lain. Diabetes bisa memperburuk hipertensi, begitu pula sebaliknya. Keduanya juga bisa berujung pada satu penyakit baru yang menjadi komplikasi, salah satunya penyakit jantung.
Diabetes dan Hipertensi Dapat Menyebabkan Penyakit Jantung
Seseorang yang memiliki diabetes harus berupaya menjaga tekanan darahnya tetap terkontrol. Hipertensi adalah satu dari faktor risiko yang bisa meningkatkan terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah, stroke, dan komplikasi lain.
Tekanan darah tinggi lazim didapati pada pengidap diabetes, terutama diabetes tipe 2. Orang dengan penyakit diabetes kemungkinannya dua kali lipat mengalami hipertensi ketimbang orang tanpa penyakit diabetes. Penderita diabetes lebih berisiko memiliki tekanan darah tinggi jika:
- Memiliki riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi
- Berat badan berlebih
- Mengkonsumsi terlalu banyak garam
- Jarang makan buah dan sayur
- Jarang berolahraga
- Hobi merokok
- Sering minum minuman beralkohol
Di sisi lain, orang dengan hipertensi kerap menunjukkan resistansi terhadap insulin dan lebih berisiko mengalami diabetes ketimbang individu yang tekanan darahnya normal. Penyebab utama kesakitan dan kematian dalam diabetes adalah penyakit jantung dan pembuluh darah yang diperburuk oleh hipertensi.
Diabetes dan hipertensi pun terkait erat karena faktor risiko yang serupa, seperti:
- Obesitas
- Peradangan pembuluh darah
- Pengerasan pembuluh darah
- Kadar lemak dalam darah yang terlalu tinggi
Segala faktor risiko dan kondisi tersebut beririsan dengan faktor pemicu penyakit jantung.
Gejala Penyakit Jantung Akibat Diabetes dan Hipertensi
Diabetes dapat mempengaruhi saraf dan menyebabkan serangan jantung yang tidak menimbulkan rasa sakit sehingga tidak disadari oleh pasien. Peristiwa ini disebut serangan jantung hening atau senyap, yang berarti mungkin tidak ada tanda peringatan atau gejalanya sangat ringan. Dokter perlu melakukan tes khusus untuk melihat apakah terjadi serangan jantung.
Serangan jantung atau infark miokard hening adalah serangan jantung dengan gejala minimal. Karena kurangnya gejala ini, pasien tidak menyadari bahwa mereka terkena serangan jantung. Pasien mungkin mengaitkan gejala kecil seperti kelelahan atau ketidaknyamanan dada dengan penyakit seperti flu atau gangguan pencernaan.
Meskipun tidak ada gejala, serangan jantung hening tetap merupakan serangan jantung dan dapat memicu beberapa konsekuensi yang serius, meninggalkan jaringan parut, melemahkan jantung, dan meningkatkan risiko serangan jantung berikutnya yang lebih serius. Karena itu, penting untuk menyebutkan semua tanda potensial, bahkan yang tampaknya tidak signifikan, kepada dokter, terutama jika pasien juga memiliki faktor risiko yang berkontribusi, seperti diabetes tipe 2.
Salah satu faktor yang berperan penting dalam meningkatkan risiko serangan jantung ringan pada penderita diabetes adalah neuropati, yang merupakan komplikasi ringan dari diabetes. Neuropati adalah gangguan pada sistem saraf yang dapat terjadi di seluruh tubuh, termasuk jantung.
Gangguan pada sistem saraf otonom di jantung berpotensi menyebabkan gangguan pada reseptor nyeri. Hal ini akan mengubah sensitivitas ambang nyeri yang pada akhirnya mempengaruhi rasa nyeri dada akibat serangan jantung pada penderita diabetes.
Gejala nyeri dada yang khas pada serangan jantung antara lain terletak di dada sebelah kiri, terasa seperti diremas, dan menjalar ke leher, rahang, punggung, bahu, serta lengan kiri. Sedangkan tanda dan gejala yang ditemukan pada serangan jantung hening adalah:
- Ketidaknyamanan yang timbul-tenggelam di bagian tengah dada yang berlangsung selama beberapa menit
- Rasa tidak nyaman pada tubuh bagian atas, seperti leher, rahang, bahu, punggung, dan lengan
- Napas berat sebelum atau bersamaan dengan rasa tidak nyaman di dada
- Keringat dingin disertai mual atau pusing.
Mengapa Penderita Diabetes Bisa Terkena Serangan Jantung
Diabetes terjadi ketika kadar gula darah terlalu tinggi dalam jangka waktu tertentu. Akibat tingginya kadar gula darah, pembuluh darah bisa menjadi rusak dan menyebabkan komplikasi penyakit jantung serius.
Akan lebih banyak gula yang menempel pada sel darah merah dan terakumulasi di dalam darah. Akumulasi ini di kemudian hari bisa menyumbat dan merusak pembuluh yang membawa darah ke dan dari jantung. Dampaknya, jantung kekurangan oksigen dan nutrisi.
Pengidap diabetes juga lebih mungkin memiliki kondisi lain yang meningkatkan risiko penyakit jantung:
- Tekanan darah tinggi: membuat dinding arteri tertekan dan akhirnya rusak.
- Terlalu banyak kolesterol jahat (LDL): bisa terbentuk plak dalam dinding arteri yang rusak.
- Trigliserida tinggi: memicu pengerasan arteri.
Mengapa Penderita Hipertensi Bisa Terkena Serangan Jantung
Hipertensi bisa memicu penyakit jantung iskemik, yakni kondisi ketika otot jantung tidak mendapat cukup pasokan darah. Penyakit jantung iskemik biasanya terjadi akibat pengerasan pembuluh darah yang membuat aliran darah ke jantung terhambat.
Saat tekanan darah tinggi, pembuluh darah menjadi kurang elastis. Akibatnya, aliran darah dan oksigen ke jantung berkurang. Kurangnya aliran darah ke jantung dapat menyebabkan nyeri dada atau angina, serangan jantung, dan gagal jantung. Semuanya memerlukan tindakan medis segera.
Tips Perawatan Agar Tidak Kena Serangan Jantung
Untuk mencegah serangan jantung, kita perlu memperhatikan faktor risiko yang bisa memicunya. Dalam hal diabetes dan hipertensi, hal yang bisa kita lakukan antara lain:
- Menerapkan pola makan sehat dengan gizi seimbang
- Mengurangi atau menyetop makanan yang tak sehat
- Gunakan rempah-rempah alih-alih garam dan penyedap rasa
- Berolahraga secara teratur untuk menjaga berat badan normal
- Tidak merokok dan mengonsumsi alkohol
- Mengendalikan stres
- Mengonsumsi obat penurun tekanan darah sesuai dengan resep dokter
Kita bisa mencegah penyakit jantung dengan menghindari faktor risiko diabetes dan hipertensi. Temui dokter spesialis jantung untuk mendapatkan saran dan rekomendasi medis yang sesuai dengan kondisi kesehatan masing-masing.
Narasumber
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah
Primaya Hospital Makassar
Referensi:
- Diabetes, Hypertension, and Cardiovascular Disease: Clinical Insights and Vascular Mechanisms. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5953551/. Diakses 11 Oktober 2021
- Diabetic and Hypertensive Heart Disease. https://www.acpjournals.org/doi/10.7326/0003-4819-125-4-199608150-00009. Diakses 11 Oktober 2021
- The diabetic, hypertensive heart: epidemiology and mechanisms of a very high-risk situation. https://www.nature.com/articles/jhh200943. Diakses 11 Oktober 2021
- diabetes and heart disease. https://www.diabetes.org.uk/guide-to-diabetes/complications/cardiovascular_disease. Diakses 11 Oktober 2021
- Diabetes and Your Heart. https://www.cdc.gov/diabetes/library/features/diabetes-and-heart.html. Diakses 11 Oktober 2021
- High Blood Pressure Symptoms and Causes. https://www.cdc.gov/bloodpressure/about.htm. Diakses 11 Oktober 2021