• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Bayi Tabung dan Inseminasi Buatan: Mana Lebih Baik?

Bayi Tabung dan Inseminasi Buatan Mana Lebih Baik

Tidak semua pasangan bisa mendapatkan keturunan dengan mudah. Kehamilan bagi beberapa orang mungkin adalah hal yang membutuhkan perjuangan ekstra karena adanya masalah kesuburan. Beberapa cara untuk mengatasi masalah kesuburan ini adalah melakukan bayi tabung dan inseminasi buatan.

Jika Anda ingin memulai perawatan kesuburan atau berkonsultasi memilih prosedur kehamilan mana yang paling cocok untuk Anda, bisa menghubungi konsultan medis agar mendapat informasi lengkap. Layanan homecare dan telekonsultasi Kavacare siap membantu Anda dalam penanganan dan pendampingan kondisi medis, termasuk masalah kesuburan. Silakan hubungi kami di nomor 0811 1446 777.

buat jani dokter primaya

 

Apa Itu Bayi Tabung dan Inseminasi Buatan?

Bayi tabung atau in-vitro fertilization (IVF) dan inseminasi buatan atau intrauterine insemination (IUI) adalah 2 jenis terapi kesuburan dengan tindakan medis untuk membantu pasangan agar dapat hamil. Kedua prosedur ini dilakukan ketika usaha kehamilan secara alami tidak membuahkan hasil walau telah dikonsultasikan dan dicoba berulang kali.

Kedua prosedur ini mungkin dianjurkan oleh dokter kandungan jika Anda dan pasangan mengalami kesulitan untuk hamil atau memiliki masalah kesuburan. Baik bayi tabung maupun inseminasi buatan termasuk 2 jenis prosedur yang banyak dianjurkan dan ditempuh pasangan untuk mendapatkan anak.

 

Perbedaan Bayi Tabung dan Inseminasi Buatan

Bayi tabung dan inseminasi buatan berbeda secara prosedur. Inseminasi buatan tergolong lebih sederhana, sedangkan bayi tabung melalui proses invasif.

1. Prosedur Bayi Tabung

Bayi tabung dilakukan dengan beberapa langkah. Normalnya, ovarium atau indung telur hanya memproduksi satu folikel setiap bulan. Pada wanita yang menjalani prosedur bayi tabung akan diberikan suntikan hormon yang disesuaikan dosisnya sesuai kebutuhan dan arahan dari dokter. Suntikan hormon ini diberikan sebagai upaya agar ovarium memproduksi lebih banyak folikel berisi sel telur.

Diharapkan dalam prosedur ini, indung telur mampu memproduksi 10 – 15 folikel berisi sel telur. Namun jumlah ini tergantung kondisi setiap orang, seperti faktor usia, riwayat medis, dan kondisi ovarium.

Pada prosedur bayi tabung, setelah sel telur matang, dokter akan mengambil sel-sel telur tersebut. Pengambilan sel telur dilakukan melalui operasi. Sel telur yang berhasil diambil kemudian dibawa ke laboratorium, diletakkan pada wadah khusus. Di laboratorium, sel telur dipertemukan dengan sperma dari pasangan yang telah diambil dan disimpan.

Diharapkan pada proses ini nantinya akan terjadi pembuahan dan muncul embrio. Jika sel telur berhasil dibuahi, embrio pun dimasukkan ke rahim dan kehamilan berjalan seperti pada umumnya.

2. Prosedur Inseminasi Buatan

Inseminasi buatan dilakukan dengan memasukkan sperma langsung ke dalam uterus atau rahim. Prosedur ini membantu mengurangi jarak yang ditempuh sperma untuk mencapai sel telur, sehingga kesempatan hamil lebih besar.

Baca Juga:  Tips Memilih Dokter Kandungan Untuk Konsultasi

Sampel cairan sperma diambil lebih dulu, kemudian sperma dipisahkan dari cairan lainnya. Sperma yang telah diambil dimasukkan ke dalam rahim dengan cara injeksi. Secara signifikan jumlah sperma yang dapat mencapai rahim pun meningkat.

Prosedur memasukkan sperma dilakukan sehari setelah puncak masa ovulasi. Memasukkan sperma ke rahim tidak memakan waktu lebih dari 10 menit. Dokter akan menggunakan alat khusus bernama spekulum untuk menemukan mulut rahim, kemudian selang kecil dimasukkan. Melalui selang tersebut sperma diinjeksikan masuk ke rahim.

Inseminasi buatan kadang dikombinasikan dengan induksi ovulasi, yaitu pemberian obat-obatan untuk menstimulasi pembentukan dan pelepasan sel telur. Cara ini bisa meningkatkan kesempatan pasangan untuk hamil.

 

Bagaimana Memilih Prosedur Kehamilan yang Tepat?

Baik bayi tabung maupun inseminasi buatan adalah langkah yang dapat memperbesar peluang kehamilan. Untuk memilih prosedur kehamilan yang tepat, awalnya dokter akan memeriksa penyebab masalah kesuburan. Akan dilihat apakah ada gangguan ovulasi, kondisi sperma yang kurang baik, tersumbatnya saluran keluar sel telur (tuba falopi), atau kemungkinan adanya endometriosis (penebalan dinding rahim).

Pertimbangan lainnya untuk memilih prosedur kehamilan yang tepat adalah dari usia pasangan, riwayat kesehatan, apakah ada masalah medis, serta riwayat kesehatan keluarga. Hal-hal ini kemudian dianalisis untuk menentukan rekomendasi sesuai kebutuhan dan kondisi.

Karena rangkaian prosesnya sangat personal, maka opini pasien pun memiliki peran penting dalam pertimbangan dokter memberikan rekomendasi untuk prosedur yang dilakukan.

 

Mana yang Lebih Baik?

Menentukan mana yang lebih baik antara IVF dan IUI tergantung pada kondisi setiap pasien. Situasi setiap tentu pasien berbeda-beda, sehingga perlu diskusi lebih jauh dengan dokter spesialis untuk mengetahui rekomendasi tindakan terbaik.

 

Kapan Perlu Dilakukan Inseminasi Buatan?

Dokter mungkin akan merekomendasikan pasangan untuk melakukan inseminasi buatan lebih dulu jika masalah kesuburan tidak bisa dijelaskan (unexplained infertility). Pada kondisi ini tidak ditemukan adanya penyebab gangguan kesuburan. Inseminasi buatan juga lebih dianjurkan jika ada masalah kesuburan pada pria, misalnya disfungsi ereksi.

Dari segi biaya, inseminasi buatan pun tergolong lebih murah. Prosedurnya juga tidak invasif seperti bayi tabung. Inseminasi buatan sering direkomendasikan sebagai langkah pertama prosedur kehamilan pada pasangan yang mengalami masalah kesuburan.

Baca Juga:  Persiapan Melahirkan Caesar Kedua? Ini yang Perlu Bunda Ketahui

 

Kapan Perlu Dilakukan Bayi Tabung?

Biasanya bayi tabung langsung direkomendasikan pada pasangan yang mengalami masalah seperti:

  • Masalah kesuburan parah pada pria
  • Saluran indung telur yang tersumbat
  • Gagal saat melakukan inseminasi buatan
  • Kecemasan mewariskan kelainan genetik.

Pada prosedur bayi tabung memungkinkan untuk dilakukan tes genetik sebelum implantasi atau proses pembuahan dilakukan. Prosedur tes genetik bisa dilakukan untuk mengidentifikasi kelainan genetik atau kelainan kondisi kromosom pada embrio.

Dari hasil pemeriksaan tersebut bisa ditentukan embrio mana yang paling baik untuk dipindahkan ke rahim. Pemeriksaan ini sangat membantu pasien-pasien yang memiliki kekhawatiran masalah genetik atau pernah mengalami kegagalan prosedur kehamilan berulang kali.

 

Tingkat Kesuksesan Bayi Tabung dan Inseminasi Buatan

Tingkat kesuksesan prosedur kehamilan berbeda-beda. Pada inseminasi buatan, kesuksesannya mencapai 15% – 20%, dihitung dari satu kali percobaan. Biasanya dokter merekomendasikan 3 kali percobaan untuk meningkatkan peluang kesuksesan hamil, mencapai 40% – 50% secara kumulatif.

Sedangkan pada bayi tabung, tingkat kesuksesannya bergantung pada banyak faktor seperti usia pasangan, jumlah sel telur yang sehat, penyebab masalah kesuburan, kondisi kehamilan sebelumnya, dan sebagainya.

Secara umum pasangan yang melakukan prosedur bayi tabung memiliki tingkat kesuksesan kehamilan 50% – 75% dalam satu kali siklus. Namun jika satu siklus tingkat keberhasilannya rendah, pasien mungkin perlu melakukan 2 – 3 siklus bayi tabung sebelum berhasil hamil.

Kesuksesan ini juga dipengaruhi oleh usia. National Institute for Health and Care Excellence (NICE) di Inggris merekomendasikan prosedur bayi tabung dilakukan oleh wanita yang berusia maksimal 43 tahun dan sudah mencoba program hamil dengan berhubungan badan tanpa kontrasepsi selama 2 tahun. Atau, wanita yang sudah melalui 12 siklus inseminasi artifisal, dengan minimal 6 siklusnya menggunakan metode IUI.

Jika Anda baru memulai perawatan kesuburan, perlu memahami jika bayi tabung dan inseminasi buatan tidak 100% menjanjikan peluang kehamilan dalam sekali percobaan. Anda mungkin harus menjalani beberapa kali prosedur. Mungkin dokter akan menganjurkan mengganti metode, misalnya jika gagal inseminasi buatan, dicoba melakukan bayi tabung.

ย 

(Artikel ini telah direview oleh dr. Eddy Wiria, PhD, Co-Founder dan CEO Kavacare)

Referensi:

  • Whatโ€™s the Difference Between IVF and IUI? https://health.clevelandclinic.org/iui-vs-ivf/ diakses 14 Februari 2023
  • IUI vs. IVF: Which Is Right for You? https://www.nm.org/healthbeat/healthy-tips/iui-vs-ivf-which-is-right-for-you diakses 14 Februari 2023
  • IVF https://www.nhs.uk/conditions/ivf/#:~:text=These%20guidelines%20recommend%20that%20IVF,unprotected%20sex%20for%202%20years. diakses 14 April 2023
Share to :

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.