Perawatan pasien stroke membutuhkan perhatian khusus, sebab umumnya dilakukan secara rawat jalan. Penting untuk menyiapkan rumah aman pasien stroke sebaik mungkin. Berikut hal-hal yang wajib dipahami keluarga pasien stroke untuk persiapan perawatan pasien stroke di rumah.
Untuk membantu menciptakan rumah aman pasien stroke, Anda bisa mempercayakannya pada Kavacare. Hubungi Kavacare Support di nomor 0811 1446 777 untuk mendapatkan perawatan hingga fisioterapi di rumah bagi pasien stroke oleh tenaga medis profesional.
Mengenal Apa Itu Stroke
Stroke terjadi saat pembuluh darah yang membawa oksigen dan nutrisi menuju otak terhambat atau pecah. Hambatan ini bisa terjadi karena adanya gumpalan yang menyumbat atau pecahnya pembuluh darah. Ketika otak tidak menerima suplai darah dan oksigen yang cukup, hanya dalam hitungan menit sel-sel otak pun akan mati.
Ada dua jenis stroke berdasarkan penyebabnya. Stroke yang disebabkan oleh tersumbatnya pembuluh darah (stroke iskemik/ischemic stroke) dan stroke akibat pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik/hemorrhagic stroke).
Penyebab Stroke
Stroke iskemik dipicu oleh menyempitnya pembuluh darah sehingga terjadi penurunan aliran darah secara drastis (iskemia). Biasanya penyempitan ini akibat dari penumpukan lemak, penggumpalan darah, atau adanya sumbatan lain yang terbawa aliran darah. Jenis stroke ini paling banyak ditemui.
Stroke hemoragik terjadi saat salah satu pembuluh darah di otak bocor atau pecah, mengakibatkan perdarahan. Beberapa faktor pemicunya seperti tekanan darah tinggi tidak terkontrol, konsumsi pengencer darah tanpa pengawasan, trauma pada kepala, melemahnya pembuluh darah, atau pembengkakan pada dinding pembuluh darah. Penyebab lainnya adalah stroke iskemik yang kemudian memicu perdarahan pada otak.
Gejala Stroke
Jika Anda atau keluarga memiliki risiko stroke, beberapa gejala yang perlu diwaspadai:
- Kesulitan bicara dan memahami ucapan orang lain. Pasien akan kebingungan, tidak lancar mengucap, bicara pelo, atau tampak sulit memahami perkataan orang lain
- Lumpuh sebagian atau mati rasa pada beberapa bagian tubuh. Pasien stroke tiba-tiba mengalami paralisis atau kelumpuhan sebagian, serta mati rasa pada sebagian wajah, tangan, atau kaki
- Gangguan penglihatan. Seseorang yang mengalami serangan stroke kemungkinan pandangannya mendadak buram atau berbayang
- Sakit kepala mendadak. Salah satu gejala stroke adalah timbulnya sakit kepala hebat diikuti kesadaran yang menurun
- Sulit berjalan. Kehilangan keseimbangan atau kepala terasa berputar mengakibatkan pasien sulit melangkah tanpa bantuan.
Dampak Stroke pada Kehidupan Sehari-hari
Komplikasi pada stroke dapat menyebabkan disabilitas sementara maupun permanen. Beberapa dampaknya seperti:
- Kelumpuhan atau tidak mampu menggerakan otot pada sebagian anggota tubuh
- Kesulitan bicara atau menelan, karena stroke memengaruhi otot area mulut dan tenggorokan
- Hilang ingatan, kesulitan berpikir, tidak mampu memahami konsep maupun mengambil keputusan
- Sulit mengontrol emosi, bahkan dapat mengalami depresi
- Sensasi tidak nyaman yang terus menerus, seperti nyeri, mati rasa, atau kesemutan
- Perubahan signifikan pada perilaku hingga tidak mampu merawat diri sendiri
Hal yang Harus Diperhatikan saat Merawat Pasien Stroke
Tahun 2018, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia mencatat dari 1000 penduduk Indonesia, 10 orang di antaranya terserang stroke. Angka ini mengalami peningkatan dari tahun 1990-an. Sedangkan pada tahun 2019 tercatat pula setiap harinya RS Pusat Otak Nasional (RS PON) menangani 500 pasien rawat jalan, dengan 350 di antaranya adalah pasien stroke.
Dari data tersebut disimpulkan perawatan stroke umumnya dilakukan rawat jalan di rumah. Maka, merawat pasien stroke di rumah tentu butuh perhatian khusus. Anda dan keluarga perlu memerhatikan beberapa hal, yaitu:
- Kurangi Risiko Serangan Stroke. pasien sewaktu-waktu dapat mengalami serangan stroke kembali. Untuk mencegahnya terjadi kembali, pastikan pola makan pasien terjaga, rutin konsumsi obat sesuai resep, dan berolahraga sesuai anjuran
- Hati-hati dengan Risiko Jatuh. Setelah mengalami stroke, keseimbangan pasien seringkali terganggu dan rentan terjatuh. Pada pasien stroke, jatuh tidak bisa disepelekan. Terjatuh pada pasien stroke dapat menyebabkan fraktur (patah tulang) serta cidera serius. Pasien stroke yang pernah terjatuh juga berisiko semakin ragu untuk beraktivitas secara mandiri karena takut terjatuh kembali.
- Perhatikan Perubahan Sikap dan Kemampuan Pasien. Perubahan perilaku maupun kemampuan pasien bergerak atau komunikasi memengaruhi jenis perawatan yang sebaiknya diberikan
- Proses Penyembuhan Tergantung Banyak Hal. Pasien stroke dapat pulih, tetapi banyak faktor yang memengaruhi seperti bagian otak mana yang terserang, semangat pasien, motivasi dari keluarga, serta tingkat kesehatan pasien secara umum
- Perkembangan Pasien Stroke Berbeda-beda. Beberapa pasien stroke dapat pulih dan beraktivitas lebih baik dalam 3-4 bulan pasca serangan stroke, tetapi ada pula yang butuh waktu 1-2 tahun hingga mengalami perkembangan signifikan
- Pertimbangkan Bantuan. Perawatan pasien stroke butuh perhatian ekstra. Anda dan keluarga mungkin perlu bantuan tenaga profesional untuk mendampingi, di samping melakukan terapi rutin saat konsultasi ke dokter
- Pahami Kebutuhan Pasien Stroke. Anda dan keluarga sebaiknya mencatat perkembangan pasien, serta mempertimbangkan apakah rumah tempat pasien dirawat nantinya perlu disiapkan agar sebagai rumah aman pasien stroke
Modifikasi Rumah agar Aman bagi Pasien Stroke
Rumah aman pasien stroke perlu mempertimbangkan beberapa situasi, seperti pasien yang fisiknya jauh lebih lemah, adanya kelumpuhan, kesulitan bergerak, dan mudah lelah. Selain itu pasien stroke bisa mengalami hilang ingatan, berarti berada di rumah sendiri pun mungkin terasa asing. Ditambah pasien stroke sering kesulitan menahan buang air kecil.
Beberapa hal yang bisa Anda dan keluarga lakukan saat menyiapkan rumah aman pasien stroke adalah:
1. Lantai
Gunakan karpet tipis, vinyl, atau laminasi pada lantai untuk mempermudah akses gerak, termasuk saat menggunakan alat bantu seperti kursi roda. Jika pasien menggunakan kursi roda elektrik, sebaiknya hindari penggunaan karpet karena roda ketika berbelok atau berputar bisa merusak karpet.
2. Ruang untuk Berlalu-lalang
Perhitungkan jarak antara perabotan, luas koridor, serta jarak pintu. Siapkan ruang gerak memadai untuk pergerakan pasien dengan alat bantu. Pastikan juga pintu dapat terbuka setidaknya hingga 90 derajat sejajar dengan dinding agar pasien stroke dengan alat bantu leluasa keluar masuk dari pintu.
3. Mencapai Tempat yang Lebih Tinggi
Jika pasien stroke memungkinkan untuk berjalan di sekitar rumah dengan beberapa posisi ruangan yang ketinggiannya berbeda, siapkan pijakan baru serta tempat berpegang tambahan (handle/railing). Pada rumah dengan dua lantai dan pasien mampu naik atau turun tangga, tambahkan pegangan di kedua sisi tangga. Siapkan pula alat bantu gerak di setiap lantai agar tidak perlu repot menaikkan atau menurunkannya.
4. Kamar Mandi
Usahakan menyiapkan kamar mandi dengan pintu cukup lebar dilalui kursi roda. Selain itu jika memungkinkan, siapkan wastafel yang lebih rendah agar pasien stroke dengan kursi roda lebih mudah mengaksesnya. Untuk keperluan mandi, dapat memodifikasi kepala shower yang mudah diraih dalam posisi duduk.
Lingkungan Aman bagi Pasien Stroke
Tidak cukup sekadar modifikasi rumah aman pasien stroke. Dianjurkan agar tercipta lingkungan yang lebih aman untuk pengobatan pasien stroke adalah dengan adanya pendampingan tenaga profesional. Contohnya terapis yang dapat membantu pasien stroke melakukan kegiatan pemulihan seperti belajar berjalan, menggerakkan anggota tubuh, atau terapi bicara.
Selain terapis, Anda dan keluarga bisa menggunakan jasa perawat khusus pasien stroke. Perawat pasien stroke dapat membantu menemani pasien melakukan kegiatan sehari-hari, seperti mandi dan makan. Perawat pasien stroke juga lebih memahami kondisi kesehatan pasien, sehingga pengawasan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan pasien.