Dalam proses kehamilan, penting untuk memahami konsep fertilisasi karena menentukan seberapa besar peluang mendapatkan keturunan. Jika penasaran, simak lebih lanjut proses fertilisasi dan kehamilan di bawah ini hingga akhir.
Proses kehamilan setiap wanita tidaklah sama, sebagian ada yang lebih cepat dibandingkan lainnya setelah berhubungan intim. Bahkan, ada yang mengalami kehamilan tanpa memiliki gejala sampai melewatkan masa menstruasi.
Lalu, bagaimana proses kehamilan terjadi? Apa yang dimaksud dengan fertilisasi pada kehamilan? Hal ini penting untuk diketahui agar ada gambaran tentang kehamilan terutama bagi yang berencana memiliki anak setelah menikah.
Apa itu Fertilisasi dan Kehamilan?
Kehamilan adalah kondisi seorang wanita mengandung janin dalam rahim yang terbentuk dari proses fertilisasi. Proses kehamilan memang terdengar rumit karena proses awal kehamilan hingga kelahiran tidak mudah dan penuh tantangan.
Fertilisasi adalah proses kompleks terjadinya kehamilan pada seorang wanita. Jika fertilisasi berhasil, maka wanita akan mengalami hamil. Namun jika gagal, wanita akan mengalami menstruasi sehingga tidak ada proses pembuahan.
Fertilisasi dan kehamilan adalah proses yang terjadi pada wanita dan proses ini dikenal juga sebagai konsepsi, yang merupakan bagian dari proses reproduksi untuk mendapatkan keturunan. Oleh karena itu, fertilisasi menjadi hal krusial.
Proses fertilisasi adalah proses pembuahan ketika sperma bertemu dengan sel telur dan bergabung menjadi satu sel. Kemudian, sel ini berkembang menjadi embrio yang menjadi cikal bakal terbentuknya janin dalam rahim.
Bagaimana Proses Terjadinya Fertilisasi?
Proses fertilisasi atau pembuahan hanya terjadi selama masa subur dalam beberapa hari ovulasi. Prosesnya diawali dengan masa ovulasi hingga implantasi dalam proses ini, terjadi perpindahan sel telur ke dalam rahim setelah dibuahi.
Bahkan, jika sperma berhasil sampai ke tuba falopi, tetapi belum tentu sperma membuahi sel telur. Berikut tahapan proses fertilisasi yang terjadi pada manusia, yaitu:
1. Proses Masuknya sperma
Pada saat sperma masuk melalui vagina, tidak otomatis membuahi sel telur yang dilepaskan organ reproduksi wanita. Sel telur akan melalui banyak adaptasi yang disebut kapasitasi, sebelum sperma bertemu dengan sel telur.
Prosesnya, sperma akan mengalami peningkatan ion kalsium sehingga eor sperma bergerak aktif. Setelah mendekat ke sel telur, antigen pada sel sperma menghilang sehingga sperma dapat mengikat sel telur untuk proses selanjutnya.
2. Sperma dan Sel Telur Bertemu
Ketika pada sel telur terdapat zona pellucida yang tebal, maka sperma tidak memungkinkan mengikatnya sehingga tidak terjadi pembuahan. Zona pellucida adalah suatu lapisan yang membungkus sel telur terkandung tiga jenis glikoprotein.
Adapun untuk mencapai tuba fallopi dari leher rahim, sperma butuh waktu sekitar 15 menit dengan kecepatan renang 2,5 cm. Waktu paling cepat sperma mencapai sel telur adalah dalam waktu 45 menit untuk proses pembuahan.
3. Sel telur dan Sperma Bersatu
Proses pembuahan sel telur, sperma membutuhkan PH30 yang disebut fretilin, berfungsi untuk melebur sel telur dan sperma yang terjadi pada tuba fallopi. Pada tahap ini, sperma akan melepas ekornya, sebagian lainnya membelah sel telur.
Setelah itu, terjadi pembuahan yang anan sel telur dan sperma saling bertemu di tuba falopi. Proses ini memicu fungsi pronukleus jantan pada sperma dengan pronukleus betina pada ovum. Waktu dibutuhkan untuk pembuahan adalah 24 jam
4. Proses Aktivasi
Proses fertilisasi terakhir adalah aktivitas atau melihat respon sel telur terhadap sel sperma saat pembuahan. Biasanya, respon pertama sel telur akan mencegah terjadinya pembuahan oleh banyak sperma atau disebut polispermi.
Setelah proses pembuahan terjadi, sel telur yang sudah dibuahi atau disebut zigot akan berkembang menjadi embrio. Setelah itu, embrio akan menempel di dinding rahim dalam waktu 5-10 hari setelah terjadinya pembuahan.
Itulah tahapan proses terjadinya fertilisasi menuju kehamilan, di mana kehamilan bisa terjadi karena adanya pembuahan sel telur oleh sperma yang terjadi prosesnya di dalam rahim.
Bagaimana Jika Fertilisasi Tidak Berhasil?
Ketika proses fertilisasi tidak berhasil, maka sel telur tidak aktif. Hal ini dapat diketahui dari adanya peluruhan dinding rahim atau dikenal dengan menstruasi. Pada vagina akan keluar darah dan lendir dari peluruhan tersebut.
Pada kondisi menstruasi normal, biasanya hanya berlangsung 7 hari yang tidak disertai rasa nyeri hebat. Jika mengalami menstruasi yang tidak normal, apalagi sampai mengganggu aktivitas pekerjaan, maka bisa periksa ke dokter.
Sementara itu, sperma sendiri bisa hidup di saluran reproduksi wanita selama 72 jam. Bahkan, beberapa kasus sperma bisa hidup hingga lima hari. Sedangkan, umum sel telur jauh lebih pendek hanya hidup 12-23 jam saja setelah ovulasi.
Ketika sperma tidak mencapai sel telur dan tuba fallopi, maka peluang pembuahan akan tertutup. Artinya, tidak akan ada proses fertilisasi sehingga tidak akan terjadi kehamilan karena sperma tidak berhasil membuahi sel telur.
Di Mana Proses Fertilisasi Terjadi?
Mungkin masih banyak yang beranggapan bahwa pembuahan terjadi dalam rahim. Padahal, rahim merupakan tempat untuk janin tumbuh dan berkembang. Adapun proses pembuahan atau fertilisasi terjadi di saluran tuba falopi.
Fertilisasi dan kehamilan dapat terjadi karena sel telur bertemu dan bersatu dengan sel sperma. Dalam prosesnya, fertilisasi membutuhkan waktu yang cukup lama, tidak saat itu juga terjadi kehamilan. Ada proses yang harus dilewati.
Awal prosesnya, sperma harus berjalan menuju rahim ke saluran tuba. Sesampainya di tuba falopi ini, sperma yang beruntung akan bertemu sel telur dan terjadi pembuahan. Sel telur yang dibuahi tertanam di dinding rahim dan menjadi janin.
Namun, terkadang sel telur yang sudah dibuahi tumbuh di luar rahim. Kondisi ini disebut sebagai kehamilan ektopik. Kehamilan ini terjadi di tuba fallopi, tetapi bisa juga terjadi di ovarium, leher rahim dan bahkan perut yang cukup berisiko
Kapan Waktu Fertilisasi Terjadi?
Fertilisasi atau pembuahan terjadi setelah ovulasi. Pada saat ovulasi, sel telur dilepaskan dari ovarium dalam siklus menstruasi. Sementara siklus menstruasi itu sendiri terjadi dari hari pertama hingga periode berikutnya.
Pada umumnya, ovulasi terjadi sekitar 10-16 hari sebelum menstruasi berikutnya. Namun, banyak yang mengalami siklus menstruasi tidak teratur sehingga ovulasi setiap orang berbeda sehingga perlu diketahui masa subur yang tepat.
Adapun gambaran siklus menstruasi 28 hari, yaitu hari pertama haid atau menstruasi, maka hari ke 14 terjadi ovulasi. Jika sperma berhasil membuahi sel telur, maka terjadi pembuahan pada wanita yang akan menjadi calon ibu.
Kemudian, setelah 6 hari pembuahan sel telur akan ditanamkan ke dalam dinding rahim. Setelah hari ke 21, jika konsepsi dan implantasi terjadi selama siklus menstruasi, kehamilan terjadi. Namun, perlu 5-7 hari lagi untuk tes positif.
Demikian informasi seputar fertilisasi dan kehamilan yang perlu diketahui sebagai panduan untuk memudahkan proses kehamilan. Sebab, kehamilan bisa terjadi karena adanya proses pembuahan atau fertilisasi di dalam rahim wanita.
Narasumber:
dr. Seindy Glamour, Sp.OG – KFER
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Fertilitas
Primaya Hospital PGI Cikini
Referensi:
- Conception. https://my.clevelandclinic.org/health/articles/11585-conception. Diakses pada 14 Juni 2023.
- Pregnancy and Conception. https://www.webmd.com/baby/understanding-conception. Diakses pada 14 Juni 2023.
- Your pregnancy at week 3. https://www.medicalnewstoday.com/articles/296751. Diakses pada 14 Juni 2023.