Perkembangan janin terhambat alias intrauterine growth restriction (IUGR) adalah masalah serius yang memerlukan penanganan segera. Dokter kandungan atau bidan bisa mendeteksi penyebab perkembangan janin terhambat saat melakukan pemeriksaan trimester. Idealnya, ibu hamil memeriksakan kehamilannya sebanyak empat kali, yakni masing-masing sekali pada trimester pertama dan kedua serta dua kali pada trimester ketiga. Bila ada temuan gejala IUGR saat pemeriksaan, dokter bisa segera melakukan tindakan untuk menyelamatkan ibu dan janin dalam kandungan.
Penyebab Pertumbuhan Janin Terhambat
Perkembangan janin terhambat karena janin tak mendapatkan nutrisi dan oksiden yang memadai di dalam kandungan untuk tumbuh secara normal. Banyak faktor yang dapat menjadi penyebab terhambatnya perkembangan janin terkait dengan kondisi ibu, bayi, dan plasenta.
Faktor Ibu
- Penyakit kronis yang berdampak pada jantung, ginjal, hati, atau paru-paru. Misalnya tekanan darah tinggi, diabetes mellitus, dan penyakit autoimun.
- Kebiasaan buruk seperti merokok dan mengonsumsi zat berbahaya lain, termasuk obat-obatan.
- Infeksi, misalnya cytomegalovirus atau rubella.
- Kurang mengonsumsi nutrisi, misalnya karena kondisi ekonomi.
- Tempat tinggal daerah dataran tinggi atau tempat lain yang kurang oksigen.
- Mengalami anemia.
- Hamil pada usia muda atau terlalu tua.
Faktor Bayi
- Cacat bawaan.
- Kelainan genetik atau kromosom.
- Infeksi
- Kelahiran ganda (kembar).
Faktor Plasenta
- Plasenta berukuran kecil.
- Aliran darah melalui plasenta tak normal.
- Ada tumor jinak.
- Fibroid uterus di belakang plasenta.
- Tali pusat masuk ke plasenta.
- Plasenta memisah dari rahim.
Risiko Pertumbuhan Janin Terhambat
Faktor risiko penyebab perkembangan janin terhambat bermacam-macam, antara lain:
- Hamil pada usia di bawah 17 tahun atau lebih dari 35 tahun
- Genetik
- Kehamilan kembar
- Sebelumnya pernah mengalami perkembangan janin terhambat
- Interval kehamilan dengan sebelumnya terlalu pendek
- Malnutrisi
- Perawakan ibu pendek
- Gangguan autoimun
- Merokok
- Mengonsumsi alkohol
- Menggunakan obat terlarang
- Ada penyakit penyerta, seperti hipertensi, obesitas, dan diabetes
Dari faktor risiko itu, ada potensi komplikasi yang berbahaya bagi ibu hamil serta janin dalam rahim sejak masa kehamilan hingga persalinan, yakni:
- Sulit bersalin secara normal
- Gangguan pernapasan pada bayi akibat menghirup feses saat dalam kandungan (sindrom aspirasi meconium)
- Bobot bayi kurang
- Kadar gula darah rendah (hipoglikemia)
- Jumlah sel darah merah tinggi
- Tingkat sistem kekebalan tubuh rendah
- Gangguan tumbuh kembang anak
Bagaimana Cara Mencegahnya?
Sebagai upaya pencegahan, hal utama yang menjadi kewajiban adalah memeriksakan kehamilan sesuai dengan rekomendasi. Terlebih bagi ibu hamil yang memiliki faktor risiko penyebab perkembangan janin terhambat.
Selain pemeriksaan kehamilan, terdapat sejumlah cara bagi ibu hamil untuk menekan risiko perkembangan janin terhambat, seperti:
- Memeriksakan kehamilan secara rutin ke dokter kandungan atau bidan. Bila dokter bisa mengetahui gejala IUGR lebih awal, penanganan lebih berpeluang berhasil.
- Memantau pergerakan janin dalam kandungan. Bila janin jarang bergerak, bisa jadi itu tanda ada masalah.
- Konsumsi obat yang memang sesuai dengan resep dokter.
- Makan makanan sehat dan bergizi.
- Cukup istirahat dan hindari stres.
- Terapkan pola hidup sehat dengan rajin berolahraga.
Segera periksakan diri jika merasa punya faktor penyebab perkembangan janin terhambat. Makin cepat terdeteksi, makin banyak pilihan cara untuk memulihkan pertumbuhan buah hati.
Ditinjau oleh:
Dr. Ridwan Mahmuddin, SpOG
Dokter Spesialis Obstetri & Ginekologi (Kebidanan dan Kandungan)
Referensi:
https://www.aafp.org/afp/1998/0801/p453.html