Kehamilan adalah momen yang tak akan terlupakan bagi orang tua, terutama ibu. Apalagi kehamilan anak pertama. Begitu banyak hal baru yang ditemukan oleh calon ibu. Tak jarang muncul kebingungan, bahkan kekhawatiran, karena mendapati pengalaman baru. Kehamilan memang membuat tubuh perempuan berubah. Vagina yang menjadi kering salah satu contohnya. Saat merasa vaginanya berbeda dengan biasanya, mungkin akan timbul pertanyaan di benak ibu mengenai kesehatan dan perkembangan janin.
Vagina Kering Saat Hamil, Apakah Wajar?
Vagina kering pada umumnya terjadi pada perempuan yang telah memasuki masa menopause. Meski demikian, vagina kering saat hamil juga merupakan suatu kewajaran. Itu tandanya terjadi perubahan dalam tubuh ibu yang dipicu oleh kehamilan dan perkembangan janin.
Saat hamil, hormon kewanitaan ibu berubah. Ada hormon yang bertambah, ada yang berkurang, dan ada pula yang fluktuatif alias naik-turun. Vagina kering menandakan ada perubahan kadar hormon estrogen. Hormon ini berperan dalam sistem reproduksi perempuan. Meski demikian, ibu hamil tidak selalu mengalami vagina kering.
Penyebab Vagina Kering Selama Masa Kehamilan
Vagina perempuan semestinya selalu lembap. Hormon estrogen bertanggung jawab atas keseimbangan kelembapan ini, juga atas pembaruan jaringan dan aliran darah ke vagina. Selama kehamilan, mungkin terjadi ketidakseimbangan flora vagina (mikroba dalam vagina) karena perubahan hormon estrogen. Hal itu menyebabkan gejala antara lain vagina gatal, terasa seperti terbakar, dan kering.
Penyebab lain vagina kering meliputi:
- Efek samping alergi dan obat-obatan tertentu
- Kelainan autoimun Sindrom Sjogren yang memicu peradangan dinding vagina
- Stres
- Kebiasaan minum alkohol dan merokok
- Sering membersihkan vagina dengan berbagai zat kimia
Apakah Vagina Kering Berbahaya untuk Ibu dan Perkembangan Janin?
Vagina kering merupakan salah satu masalah kehamilan yang umum terjadi. Namun gangguan itu tidak berpengaruh terhadap perkembangan janin. Kondisi vagina biasanya akan kembali pulih setelah melahirkan dan tidak ada efek jangka panjang.
Namun vagina kering dapat berdampak pada kehidupan seksual. Hubungan seks akan terasa tidak nyaman dan malah muncul rasa sakit yang mengganggu. Kadang saat berhubungan seks terjadi gesekan yang sampai dapat menimbulkan perdarahan dan melukai kulit vagina. Walhasil, pihak perempuan enggan terlibat dalam aktivitas seksual, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi hubungan personal serta menyebabkan libido menjadi rendah.
Cara Mengatasi Vagina Kering Saat Hamil
Meski tidak berpengaruh pada perkembangan janin, vagina kering tetap mesti butuh penanganan selama kehamilan. Terlebih bila gejala yang muncul sudah sangat membuat tidak nyaman. Bagusnya, terdapat cara mengatasi vagina kering saat hamil.
Jika di rumah, ibu dapat menggunakan pelumas vagina berbahan air yang dapat dibeli di apotek. Adapun bila vagina kering karena menopause, ada pilihan berupa terapi penggantian hormon. Terapi ini bertujuan menyeimbangkan kadar hormon sehingga meningkatkan kelembapan vagina dan mendorong untuk berhubungan seksual.
Sebaiknya kurangi pula penggunaan bahan kimia yang dapat membuat jaringan vagina mengalami iritasi dan gejala vagina kering memburuk. Selain itu, seringlah menjaga kebersihan vagina dengan rajin membersihkannya dengan sabun lembut dan langsung mengeringkannya dengan handuk.
Meminum air putih yang cukup juga dapat memulihkan kelembapan vagina. Demi menghindari iritasi, gunakan pakaian dan celana katun yang longgar dan lembut. Untuk mendapat informasi cara mengatasi vagina kering saat hamil yang relevan dengan kondisi yang dialami ibu, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.
Kapan harus ke Dokter?
Vagina kering memang tidak berisiko terhadap perkembangan janin. Namun tetap disarankan untuk menemui dokter jika merasa gejala makin mengganggu kehidupan, yang ditandai dengan vagina terasa gatal dari dalam dan luar.
Dokter akan memeriksa panggul guna melihat perubahan pada dinding vagina dan mengecek adanya infeksi sebelum merekomendasikan penanganan. Sebaiknya tidak melakukan diagnosis secara mandiri tanpa sumber yang memadai dan kompeten untuk menghindari kekeliruan yang justru dapat membuat gejala memburuk.
Ditinjau oleh:
dr. Risma Maharani, Sp. OG, MKes
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan
Primaya Hospital Bekasi Timur
Referensi:
- https://www.webmd.com/women/guide/vaginal-dryness-causes-moisturizing-treatments
- https://www.nhs.uk/conditions/vaginal-dryness/
- https://stacks.cdc.gov/view/cdc/76888
- https://www.nia.nih.gov/health/sex-and-menopause-treatment-symptoms