Kebanyakan orang merasa cemas saat akan mengikuti atau menghadiri peristiwa penting, seperti presentasi, ujian hingga kencan pertama. Kemunculan rasa cemas atau khawatir ini wajar. Tapi beda ceritanya jika kecemasan itu kerap datang tanpa alasan jelas beserta perasaan lain yang tak menyenangkan hingga menurunkan kualitas hidup individu. Bisa jadi itu tanda adanya gangguan kecemasan alias anxiety disorder.
Mengenal Gangguan Kecemasan
Semua orang pasti pernah merasa cemas. Rasa cemas adalah cara tubuh untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi suatu tantangan. Jantung akan lebih banyak memompa darah dan oksigen supaya tubuh siap. Dengan begitu, seorang individu bisa lebih waspada dan mampu mengatasi tantangan itu dengan lebih efisien. Hal ini berbeda dengan gangguan kecemasan.
Gangguan kecemasan adalah kondisi ketika muncul kekhawatiran atau ketakutan berlebih yang mengganggu aktivitas seseorang. Kondisi ini bisa bertahan hingga berhari-hari, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun tanpa diketahui apa penyebabnya. Anxiety disorder bisa terjadi pada anak-anak hingga orang dewasa.
Terdapat beberapa jenis gangguan kecemasan, yakni:
- Gangguan kecemasan umum: Kekhawatiran berlebih dan kronis mengenai rutinitas dan aktivitas sehari-hari. Gangguan ini muncul selama setidaknya enam bulan. Orang yang mengalami jenis gangguan ini selalu mengantisipasi hal terburuk yang mungkin terjadi dalam sebuah situasi.
- Gangguan obsesif-kompulsif: Pikiran atau kebiasaan yang intrusif, tak diinginkan, dan mengganggu yang tampak mustahil dikendalikan.
- Gangguan panik: Ciri utamanya adalah rasa panik berlebih yang muncul tiba-tiba dan berulang tanpa tanda peringatan sebelumnya.
- Fobia: Rasa takut yang ekstrem dan irasional terhadap suatu hal. Ketakutan ini membuat individu yang mengalaminya menghindari hal tersebut.
- Gangguan stres pascatrauma: Gejala gangguan mental seperti depresi dan mudah marah yang terjadi secara persisten setelah seseorang mengalami kejadian traumatis.
- Gangguan kecemasan sosial: Ketakutan terhadap situasi sosial di mana individu berada di tengah lingkungan baru atau ada kemungkinan menghadapi tekanan dari individu lainnya.
- Bisu selektif: Kondisi ketika seseorang bisa berbicara dengan bebas di lingkungan yang familier tapi menjadi bisu atau enggan berbicara dalam situasi tertentu atau ketika berada di dekat orang-orang tertentu.
Gejala
Gejala gangguan kecemasan bervariasi, bergantung pada jenis gangguan dan situasi yang dialami. Yang pasti, gejala ini bisa muncul meski tak sedang dalam kondisi tertekan. Contohnya:
- Menarik diri dari lingkungan sosial
- Tidak mampu memenuhi tanggung jawab di sekolah, rumah, atau tempat kerja
- Resah dan gelisah
- Sulit tidur atau ketika tidur kerap terbangun
- Mudah marah
- Mudah terkejut
- Kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari berkurang
- Mengonsumsi obat-obatan atau alkohol untuk meredakan gejala
- Kecapekan
- Sesak napas
- Berkeringat dingin
- Pola makan berubah
- Mual dan muntah
- Sakit kepala
- Sering melamun
- Sulit berkonsentrasi
- Suasana hati cepat berubah
- Merasa selalu dalam bahaya
- Merasa tak berharga
- Terobsesi atau berlebihan dalam memperhatikan suatu hal
- Merasa tak punya harapan
Penyebab
Gangguan kecemasan terjadi bukan karena satu penyebab tunggal, melainkan kombinasi sejumlah faktor. Berikut ini beberapa faktor risiko dan penyebab gangguan kecemasan:
- Genetik (keturunan keluarga)
- Masalah pada dua bagian otak, yakni amigdala dan hipokampus
- Mengalami kekerasan dalam rumah tangga
- Perempuan 60 persen lebih berisiko daripada pria
- Menderita penyakit kronis
- Punya pengalaman traumatis
Cara Dokter Mendiagnosis Gangguan Kecemasan
Diagnosis Anxiety disorder adalah prosedur yang kompleks. Dokter perlu menjalankan serangkaian pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis dan menyimpulkan jenis gangguan yang dialami pasien. Salah satu prosedur utama adalah pemeriksaan fisik untuk mengecek gejala yang dialami dan memastikan gejala itu berkaitan dengan gangguan kecemasan.
Bila dokter umum menduga kuat pasien mengalami gangguan kecemasan, biasanya pasien akan dirujuk ke psikiater atau psikolog. Psikiater kemudian akan menjalankan tes kejiwaan dan wawancara terstruktur untuk menentukan apakah kecemasan itu persisten, intens, dan melemahkan pasien.
Beberapa tes yang kerap digunakan untuk menilai kecemasan antara lain:
- Hamilton Anxiety Scale
- Beck Anxiety Inventory
- Penn State Worry Questionnaire
- Generalised Anxiety Disorder Scale
Cara Mengatasi Gangguan Kecemasan
Begitu seseorang terdiagnosis mengalami gangguan kecemasan secara klinis, dokter kejiwaan atau psikolog akan menyusun rencana metode penanganan medis untuk mengatasi kondisi itu. Metode yang biasa digunakan antara lain:
- Berbagai macam terapi untuk membantu mengubah perilaku, meningkatkan kepercayaan diri, mempelajari keterampilan baru, atau lainnya sesuai dengan kondisi pasien.
- Obat-obatan untuk meredakan gejala kecemasan dan menenangkan perasaan.
- Perubahan gaya hidup, misalnya dengan menerapkan pola makan gizi seimbang dan melakukan olahraga yang baik untuk kesehatan mental.
- Mengikuti support group atau kelompok individu yang memiliki masalah serupa untuk berbagi dan mendiskusikan pengalaman bersama.
Komplikasi
Bila gangguan kecemasan tak mendapat penanganan yang tepat, bisa terjadi komplikasi yang secara perlahan menurunkan kualitas hidup dan mengancam jiwa pasien. Di antaranya:
- Penyalahgunaan hingga kecanduan alkohol dan obat terlarang
- Terisolasi secara sosial
- Penurunan produktivitas
- Kehilangan pekerjaan
- Kegagalan akademis
- Migrain
- Masalah pencernaan
- Insomnia
- Menyakiti diri sendiri
- Pikiran untuk bunuh diri
Pencegahan
Tidak ada cara untuk mengetahui apakah seorang anak atau individu akan mengalami gangguan kecemasan. Namun jika ada faktor risiko atau sebagai langkah antisipasi, ada sejumlah cara yang bisa diupayakan, seperti:
- Menyusun strategi manajemen stres
- Menjaga hubungan dan komunikasi yang baik dengan lingkungan sosial
- Mendapatkan dukungan sosial dari keluarga
- Menerapkan gaya hidup sehat, higienis, dan aktif
- Menyayangi diri sendiri
- Menjaga sikap optimistis
- Berkonsultasi dengan psikolog/psikiater
Kapan Harus ke Dokter?
Ada banyak jenis Anxiety disorder dan seseorang bisa mengalami lebih dari satu jenis gangguan itu dalam satu waktu, termasuk anak dan remaja. Bila merasa ada gejala gangguan kecemasan, segera datangi dokter. Makin cepat kondisi ini terdiagnosis, makin banyak pilihan penanganan medis yang bisa diambil untuk membantu mengatasinya sehingga pasien bisa menjaga kualitas hidupnya.
Narasumber
dr. Hery Murtantyo Hutomo, Sp.KJ
Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa
Primaya Hospital Bekasi Utara
Referensi:
- Anxiety Disorder: Get the Facts. https://adam.mb.ca/get-facts. Diakses 16 Oktober 2022
- Types of Anxiety Disorders in Children. https://nyulangone.org/conditions/anxiety-disorders-in-children/types. Diakses 16 Oktober 2022
- Prevention of Anxiety Disorders. https://academic.oup.com/book/38543/chapter/333672433. Diakses 16 Oktober 2022
- Prevention and Coping with an Anxiety Disorder. https://www.anxiety.org/prevention-and-coping-with-an-anxiety-disorder. Diakses 16 Oktober 2022
- Prevention of anxiety disorders. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/21484451/. Diakses 16 Oktober 2022
- Anxiety in adults. https://www.nidirect.gov.uk/conditions/anxiety-adults. Diakses 16 Oktober 2022
- Anxiety Disorders. https://www.nami.org/About-Mental-Illness/Mental-Health-Conditions/Anxiety-Disorders. Diakses 16 Oktober 2022
- Anxiety Disorders and Panic Attacks. https://uhs.umich.edu/anxietypanic. Diakses 16 Oktober 2022