Selama ini kebanyakan orang mengenal Aedes aegypti sebagai nyamuk yang dapat memicu penyakit demam berdarah. Mungkin belum banyak yang tahu, nyamuk ini juga bisa membuat orang mengalami penyakit lain, yakni chikungunya. Meski sama-sama terjadi karena nyamuk Aedes, chikungunya sama sekali berbeda dengan demam berdarah.
Mengenal Chikungunya
Chikungunya adalah penyakit virus yang menyebar melalui gigitan nyamuk Aedes. Selain Aedes aegypti, nyamuk Aedes albopictus kerap menjadi perantara penyebaran penyakit ini. Virus chikungunya lebih banyak menyebar di kawasan tropis dan menyebabkan wabah demam chikungunya berulang.
Demam chikungunya ditandai dengan artralgia (nyeri sendi) dan myalgia (nyeri otot) yang bisa berlangsung selama bertahun-tahun dan dapat menyebabkan efek yang merusak pada kesehatan, kualitas hidup, dan produktivitas ekonomi. Demam ini mirip dengan yang terjadi ketika orang terkena demam berdarah.Â
Banyak pasien yang mengeluh merasa tulangnya terasa sakit saat terinfeksi chikungunya. Karena itu, penyakit ini juga kerap disebut sebagai flu tulang. Chikungunya hanya bisa menyebar lewat perantara nyamuk. Hingga saat ini belum ada vaksin ataupun obat khusus untuk menangani infeksi virus chikungunya.
Gejala
Menurut Pan American Health Organization, gejala chikungunya biasanya mulai muncul 4-8 hari setelah gigitan nyamuk, tapi bisa juga terjadi kapan pun dalam jangka waktu 2-12 hari. Gejala yang utama adalah demam tinggi dan sekujur badan terasa sakit-sakitan.
Gejala lain meliputi:
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Nyeri sendi
- Ruam kulit
- Nyeri pada mata
- Mual dan muntah
Gejala ini bisa berlangsung selama beberapa minggu. Sebagian besar pasien membaik dalam satu minggu. Namun ada juga yang mengalami gejala berkepanjangan dan mempengaruhi kualitas hidupnya.
Penyebab
Penyebab penyakit chikungunya adalah virus chikungunya. Virus ini berasal dari famili Togaviridae dan genus Alphavirus. Virus ini menyebar lewat gigitan beberapa jenis nyamuk, terutama Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Nyamuk tersebut berperan sebagai perantara atau vektor penyebaran virus.
Prosesnya adalah nyamuk menggigit manusia yang telah terinfeksi virus chikungunya. Lantas ketika nyamuk tersebut menggigit orang lain, ia sekaligus menyebabkan infeksi pada orang tersebut. Virus itu menyebar lewat aliran darah dan memicu infeksi sistemik.
Sejumlah faktor yang meningkatkan risiko terkena chikungunya antara lain:
- Tinggal atau mendatangi tempat yang tercatat memiliki kasus chikungunya
- Kurang menjaga kebersihan lingkungan rumah sehingga banyak sarang nyamuk
- Kondisi cuaca dan iklim cocok untuk perkembangbiakan nyamuk, misalnya musim hujan yang lembap dan hangat
- Berusia dewasa; anak-anak lebih jarang terinfeksi virus chikungunya
- Sistem imun tubuh lemah karena masalah kesehatan tertentu, seperti diabetes, HIV, dan penyakit autoimun
Cara Dokter Mendiagnosis Chikungunya
Dokter umumnya akan menjalankan serangkaian tes dan pemeriksaan fisik sebagai cara mendiagnosis chikungunya. Beberapa metode yang umum digunakan untuk mendiagnosis chikungunya antara lain:
- Pemeriksaan fisik untuk mengecek tanda dan gejala chikungunya.
- Tes serologis untuk mendeteksi aktivitas antibodi terhadap virus chikungunya dalam darah. Tes dilakukan dengan sampel darah pasien. Tes ini juga bisa berfungsi memastikan penyakit yang dialami adalah chikungunya, bukan penyakit lain yang punya gejala serupa.
- Tes reaksi berantai polimerase (PCR) untuk mendeteksi DNA virus chikungunya dalam darah pasien.
Dokter juga mungkin melakukan pemeriksaan tambahan untuk memastikan diagnosis. Pemeriksaan ini mencakup tes laboratorium tambahan, termasuk tes darah lengkap dan tes fungsi hati.
Cara Mengatasi Chikungunya
Belum ada obat yang terbukti dapat menyembuhkan pasien chikungunya. Namun ada sederet cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi chikungunya. Contohnya:
- Mencegah dehidrasi dengan minum banyak air putih
- Mengistirahatkan tubuh untuk memperkuat sistem imun dalam melawan infeksi
- Mengonsumsi obat pereda nyeri, misalnya parasetamol
- Fisioterapi dan olahraga ringan untuk meredakan rasa sakit dan kaku di sendi
Guna mencegah risiko perdarahan, hindari konsumsi obat anti-inflamasi nonsteroid seperti aspirin dan ibuprofen.
Komplikasi
Chikungunya pada umumnya tak mendatangkan konsekuensi serius. Tapi tetap ada risiko komplikasi yang bisa terjadi, seperti:
- Gangguan pada sistem saraf pusat, misalnya meningitis atau ensefalitis.
- Artritis atau nyeri sendi kronis yang berlangsung berbulan-bulan
- Masalah kesehatan pada janin bagi calon ibu yang mengandung
- Masalah mental, seperti kecemasan, depresi, dan gangguan tidur
- Menurunnya kualitas hidup
Pencegahan
Belum ada vaksin yang dapat mencegah penyebaran virus chikungunya. Namun seringnya orang hanya mengalami chikungunya sekali seumur hidup karena telah mengembangkan antibodi yang dapat melawan virus tersebut di kemudian hari. Cara lainnya:
- Menggunakan produk repelen insektisida untuk mencegah gigitan nyamuk
- Menjaga kebersihan lingkungan rumah agar nyamuk tak punya tempat untuk berkembang biak, pastikan tak ada genangan di barang bekas yang bisa menjadi sarang nyamuk
- Hindari tempat-tempat yang kerap menjadi sarang nyamuk, misalnya barang bekas yang dipenuhi genangan air atau kolam yang tak lagi difungsikan tapi masih dipenuhi air
- Memakai kelambu ketika tidur
- Bila berada di daerah yang terjangkit chikungunya, kenakan pakaian yang menutup sebagian besar tubuh seperti kemeja lengan panjang dan celana panjang serta sepatu
Kapan Harus ke Dokter?
Jika merasakan gejala letih lesu dan tulang seperti sakit semua, datangi dokter untuk memeriksakan diri. Terutama jika ada orang di sekitar tempat tinggal yang terjangkit chikungunya atau merasakan gejala yang serupa. Meski pasien pada umumnya dapat sembuh sendiri, dibutuhkan pemeriksaan medis untuk memastikan diagnosis dan memberikan penanganan yang sesuai dengan kondisi pasien.
Narasumber
dr. Barry Anggara Putra, Sp.PD
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Primaya Hospital Bekasi Timur
Referensi:
- Chikungunya fever. https://www.nature.com/articles/s41572-023-00429-2. Diakses 29 April 2023
- Chikungunya. https://rarediseases.org/rare-diseases/chikungunya/#causes. Diakses 29 April 2023
- Chikungunya Symptoms, Diagnosis, & Treatment. https://www.cdc.gov/chikungunya/symptoms/index.html. Diakses 29 April 2023
- Chikungunya. https://www.paho.org/en/topics/chikungunya. Diakses 29 April 2023
- Chikungunya Fact Sheets. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/chikungunya. Diakses 29 April 2023
- Chikungunya Clinical Evaluation & Disease. https://www.cdc.gov/chikungunya/hc/clinicalevaluation.html. Diakses 29 April 2023