Insomnia adalah gangguan tidur yang umum. Namun kondisi ini dapat berdampak sangat besar terhadap kehidupan individu yang mengalaminya. Jutaan orang di seluruh dunia memiliki masalah ini. Bila Anda merasa sering sulit tidur pada malam hari, perlu langkah lebih lanjut untuk mengatasinya.
Mengenal Insomnia
Insomnia adalah kondisi yang membuat orang sulit tertidur, sulit tetap tidur, atau keduanya. Gangguan kesehatan ini juga bisa menyebabkan penderitanya terbangun terlalu dini dan tidak bisa tidur lagi. Tidur adalah bagian penting dalam hidup sehari-hari. Akibatnya, individu penderita insomnia akan mengalami banyak kesulitan ketika beraktivitas di kemudian hari lantaran jiwa dan raganya tak punya cukup waktu untuk beristirahat.
Meski begitu, insomnia tidak didefinisikan lewat seberapa lama atau jumlah jam tidur tiap malam, melainkan diukur dengan kualitas tidur seseorang. Jadi meski Anda bisa tidur 7-9 jam tiap malam, kualitas tidur yang kurang bisa menghasilkan dampak negatif akibat kekurangan tidur.
Ada beberapa jenis insomnia, yakni:
- Insomnia akut: gangguan tidur ini berlangsung singkat, sering sembuh sendiri dalam beberapa hari atau minggu tanpa perawatan apa pun.
- Insomnia kronis: gangguan tidur yang berlangsung setidaknya tiga malam dalam sepekan selama tiga bulan atau lebih, berkaitan dengan riwayat gangguan tidur jangka panjang.
- Komorbiditas insomnia: jenis insomnia ini disebabkan oleh kondisi medis lain, seperti artritis atau sakit punggung, yang membuat sulit tidur.
- Onset insomnia: sulit saat mencoba tidur di malam hari.
Terlepas dari jenisnya, insomnia bisa mengganggu fungsi psikososial dan menurunkan kualitas hidup penderitanya. Tidur cukup sangat penting sebagai salah satu aspek gaya hidup sehat. Orang dewasa umumnya perlu tidur 7-8 jam tiap hari untuk dapat menjalani aktivitas dengan lebih lancar keesokan hari.
Gejala
Gejala insomnia yang utama adalah sulit terlelap pada malam hari. Gejala lainnya yang terkait dengan kondisi mental, emosional, dan fisik meliputi:
- Merasa kelelahan setelah tidur di malam hari
- Mengantuk di siang hari
- Depresi
- Kecemasan
- Lekas marah
- Sulit berkonsentrasi
- Sering membuat kesalahan
- Ceroboh
- Sakit kepala
- Sulit mengingat
- Melakukan hal berulang tanpa disadari
Penyebab
Insomnia atau sulit tidur bisa disebabkan oleh sejumlah masalah fisik ataupun psikologis seperti:
- Stres
- Alergi sinus
- Apnea tidur
- Refluks asam
- Radang sendi
- Kondisi neurologis
- Sakit kronis
- Sakit punggung
- Depresi
- Kecemasan
- Merasa kewalahan dalam tanggung jawab
- Ketegangan
- Konsumsi obat
- Masalah hormon
Diagnosis
Dokter melakukan diagnosis insomnia terutama dengan melihat riwayat kesehatan pasien. Beberapa asesmen dan pemeriksaan yang bisa dokter lakukan untuk menegakkan diagnosis antara lain:
- Pengecekan riwayat tidur, seperti durasi, variasi, dan pola tidur, yang dialami pasien. Pengecekan ini dilakukan lewat tanya-jawab.
- Pemeriksaan riwayat pengobatan. Beberapa jenis obat bisa memicu insomnia, jadi dokter akan menanyakan apa saja obat yang pernah dan sedang diminum pasien.
- Tes skala penilaian tidur dan psikologis untuk menilai kemungkinan orang tertidur saat melakukan aktivitas seperti duduk dan membaca, menonton televisi, berbaring di siang hari, duduk santai di ruang publik, bepergian selama satu jam tanpa jeda, duduk dan bicara dengan orang lain dalam waktu lama, duduk tenang setelah makan, serta menunggu lampu lalu lintas.
- Pemeriksaan riwayat penyakit untuk mengetahui apakah ada kondisi atau penyakit kronis yang bisa mengganggu tidur.
- Tes darah untuk mengecek apakah ada masalah hormon yang memicu insomnia.
- Polisomnografi, standar utama untuk mengukur tidur pasien insomnia kronis yang meliputi penggunaan elektroensefalogram (EEG), elektrookulografi (EOG), elektromiografi (EMG), elektrokardiografi (EKG), dan oksimetri nadi.
- Aktigrafi berupa alat portabel yang dikenakan di pergelangan tangan untuk mengukur aktivitas fisik pasien.
Mengatasi Insomnia
Perawatan insomnia biasanya mencakup tiga strategi, yakni perubahan gaya hidup, pemberian obat resep, dan terapi. Jika ada penyakit atau kondisi lain yang melatari gangguan tidur itu, dokter juga akan berfokus menangani masalah kesehatan tersebut.
Contoh perawatan insomnia termasuk:
- Terapi kendali stimulus untuk menemukan cara yang dapat membantu pasien cepat tidur, misalnya pergi tidur hanya ketika mengantuk, memakai kamar hanya untuk tidur, menghindari tidur di siang hari, menghindari penggunaan lampu berintensitas tinggi di kamar, menyesuaikan suhu udara yang nyaman, dan mencegah suara berisik masuk kamar.
- Menghindari minum minuman berkafein seperti kopi, teh, dan soda di siang hari.
- Makan makanan sehat dengan banyak sayur dan buah.
- Terapi relaksasi untuk melemaskan otot dan meningkatkan fokus agar lebih mudah tidur.
- Terapi edukasi tidur higienis agar pasien bisa mempraktikkan gaya hidup sehat dan menjaga lingkungan sekitar area tempat tidur yang mendukung upaya untuk tidur
- Pengobatan untuk mengatasi masalah psikologis dan ketidakseimbangan hormonal.
Obat-obatan biasanya hanya diresepkan untuk jangka waktu singkat sekitar 2-3 minggu. Penggunaan obat insomnia dalam jangka panjang bisa menimbulkan kecanduan dan mempengaruhi kondisi mental pasien. Pemberian obat juga disesuaikan dengan kondisi pasien, termasuk memperhitungkan bila pasien punya alergi atau sedang hamil/menyusui.
Komplikasi
Insomnia memiliki efek yang merusak kesehatan dan menurunkan kualitas hidup. Beberapa dampak membahayakan yang berkaitan dengan insomnia termasuk:
- Mengalami kecelakaan di jalan
- Penurunan kemampuan kognitif
- Risiko berbagai penyakit, dari serangan jantung, stroke, diabetes, hingga Alzheimer
- Masalah daya tahan tubuh
- Penurunan produktivitas kerja
- Gangguan kehidupan sosial
Pencegahan
Insomnia bisa dicegah dengan mempraktikkan kebiasaan tidur yang lebih baik, misalnya:
- Tidur hanya ketika mengantuk atau lelah
- Minum segelas susu hangat sebelum tidur
- Memastikan kamar tidur sunyi dan gelap
- Jada temperatur yang nyaman di kamar
- Gunakan kamar hanya untuk tidur
- Hindari makanan berat dan minum terlalu banyak pada malam hari
- Hindari minuman berkafein dan merokok di sore hingga malam hari
- Tidur dengan pola tetap tiap hari
- Hindari menonton TV dan bermain ponsel sebelum tidur
Selain itu, praktikkan gaya hidup yang dapat menunjang kesehatan fisik dan jiwa.
Kapan Harus ke Dokter?
Meski lazim dijumpai, insomnia adalah masalah kesehatan yang pelik. Dibutuhkan penanganan profesional oleh tenaga medis untuk mendeteksi dan mengatasinya. Bila Anda merasa sulit tidur dan selalu lelah di pagi hari sewaktu bangun tidur, coba berkonsultasi dengan dokter untuk menemukan solusinya.
Narasumber
dr. Hery Murtantyo Hutomo, Sp.KJ
Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa
Primaya Hospital Bekasi Utara
Referensi:
- What Is Insomnia?. https://www.nhlbi.nih.gov/health/insomnia. Diakses 22 Oktober 2022
- Insomnia: Definition, Prevalence, Etiology, and Consequences. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1978319/. Diakses 22 Oktober 2022
- Insomnia. https://medlineplus.gov/insomnia.html. Diakses 22 Oktober 2022
- Insomnia. What it is, how it affects you, and how to help you get back your restful nights. https://www.sleepfoundation.org/insomnia. Diakses 22 Oktober 2022
- What Is Insomnia?. https://jamanetwork.com/journals/jama/fullarticle/2787317. Diakses 22 Oktober 2022
- Insomnia. https://sleepeducation.org/sleep-disorders/insomnia/. Diakses 22 Oktober 2022
- Insomnia. https://emedicine.medscape.com/article/1187829-overview. Diakses 22 Oktober 2022
- The assessment and management of insomnia: an update. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6732697/. Diakses 22 Oktober 2022