• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Haphephobia: Penyebab, Gejala, dan Cara Menghadapinya

Phobia (fobia) spesifik merupakan kelompok gangguan cemas yang ditemukan pada rata-rata 8% Wanita dan 3% pria setiap tahun. Umumnya fobia spesifik mencakup rasa takut terhadap hewan tertentu (zoophobia), takut ketinggian (acrophobia), takut tempat tertutup atau sempit (claustrophobia) serta sejumlah fobia spesifik lainnya. Orang yang menderita fobia akan berusaha menghindar dari pencetusnya agar tidak mengalami serangan panik karena kecemasan luar biasa.

Bagi banyak orang, sentuhan dari orang lain mungkin adalah hal biasa, tapi bagi beberapa orang, mendapat sentuhan langsung bisa menjadi hal yang paling dihindari karena dapat menimbulkan cemas atau ketakutan luar biasa. Haphephobia atau fobia terhadap sentuhan adalah satu jenis fobia yang bisa berdampak sangat signifikan terhadap interaksi dan hubungan sosial. Karena itu, diperlukan penanganan profesional untuk memulihkan dan menjaga kualitas hidup individu yang mengalaminya.

buat jani dokter primaya

Mengenal Haphephobia

Haphephobia merupakan satu bentuk fobia yang kurang begitu dikenal oleh masyarakat luas dibanding fobia sosial maupun fobia spesifik lainnya. Gangguan ini ditandai dengan ketakutan berlebih terhadap sentuhan atau kontak fisik dengan orang lain ataupun benda. Individu yang mengalami haphephobia kerap merasa sangat tertekan membayangkan akan disentuh atau bersentuhan.

Seperti didapati pada sejumlah studi, ketakutan ini lebih dari sekadar keengganan atau ketidaksukaan, melainkan bisa menyebabkan gejala kecemasan hebat seperti serangan panik dan ketakutan ekstrem yang dapat mengganggu kehidupan sosial, pekerjaan, dan hubungan interpersonal individu yang mengalaminya.

Mengenali dan memahami haphephobia penting untuk memberikan dukungan dan perawatan yang tepat. Konsultasi dengan dokter spesialis gangguan kecemasan atau psikiater akan membantu menangani kondisi ini secara efektif.

Gejala Haphephobia

Gejala haphephobia bisa muncul dengan berbagai gejala fisik dan psikologis. Gejala ini akan muncul ketika individu yang mengalaminya menghadapi situasi atau kondisi yang bisa memicu fobianya. Pengidap haphephobia akan selalu ingin menghindari kontak fisik, termasuk pelukan. Selain itu, mereka akan terlihat sangat tidak nyaman ketika dihadapkan pada situasi yang mengharuskan adanya sentuhan fisik serta merasa cemas ketika harus bersentuhan seperti bersalaman atau setelah disentuh orang lain.

Gejala lain yang umum terjadi sama seperti jenis fobia lain, seperti:

  • Jantung berdebar-debar
  • Napas pendek
  • Berkeringat
  • Gemetar
  • Mual dan muntah
  • Kehilangan kesadaran
  • Pusing

Penyebab Haphephobia

Penyebab haphephobia belum bisa dipastikan. Sejumlah penelitian menunjukkan faktor genetik atau keturunan bisa berperan dalam perkembangan gangguan ini. Selain itu, diyakini ada kaitan dengan pengalaman traumatis pada masa lalu, terutama dihubungkan dengan pengalaman seksual yang tidak menyenangkan. Pengalaman traumatis seperti pernah mendapat sentuhan yang tidak menyenangkan atau menyakitkan, perlakuan kekerasan atau pelecehan seksual, termasuk kekerasan pada masa kecil, bisa memicu haphephobia

  • Gangguan kecemasan lain yang dialami seseorang bisa meningkatkan risiko mengalami bentuk fobia tertentu, termasuk haphephobia
  • Pengaruh lingkungan seperti aturan budaya atau nilai moral bahwa sentuhan dengan orang lain adalah sesuatu yang tidak baik atau dosa,serta membahayakan kesehatan juga bisa memicu haphephobia

Cara Dokter Mendiagnosis Haphephobia

Umumnya profesional kesehatan mental seperti psikolog atau psikiater bisa mendiagnosis haphephobia pada seseorang. Diagnosis didasarkan pada hasil pemeriksaan terhadap gejala yang dialami serta serangkaian wawancara psikiatrik dan riwayat kesehatan pasien. Dokter juga akan membuat skala penilaian kecemasan untuk membantu menegakkan diagnosis. Dasar diagnosis menggunakan kriteria fobia spesifik sesuai PPDGJ III

Ciri khas seorang pengidap fobnia adalah menunjukan ketakutan atau kecemasan hebat sebagai respons terhadap situasi atau objek penyebab fobianya, serta berusaha sekuat tenaga untuk mengatasi timbulnya rasa panik dengan cara menghindar.

Baca Juga:  Gangguan Tidur: Gejala, Mencegah dan Mengobati

Pengidap haphephobia dapat dibedakan dari social fobia terutama karena secara umum individu nampak cukup hangat dan mampu mengembangkan relasi dengan orang lain, namun sangat khawatir terhadap situasi yang intim saat harus menunjukkan perhatian secara sentuhan fisik. Sedangkan orang dengan sosial fobia akan menghindari berbagai situasi sosial karena merasa terancam akan dinilai ataupun dipermalukan.

 

Cara Mengatasi Haphephobia

Penanganan haphephobia kerap melibatkan kombinasi terapi. Kadang obat-obatan seperti anti anxietas dan anti depresan diperlukan untuk mengatasi gejala cemas yang muncul, terutama jika ada gangguan mental lain yang juga dialami. Prinsip penanganan fobia adalah mengendalikan kecemasan irrasional yang dapat menimbulkan serangan panik sehingga akan memperbaiki kualitas hidup dan kenyamanan individu pengidap fobia.

  • Obat-obatan psikofarmaka dapat digunakan untuk membantu mengendalikan serangan panik terutama saat individu tidak mampu menghindar dari situasi pencetus fobianya. Pada pengidap haphephobia yang harus sering bersentuhan dengan orang lain dalam pekerjaannya, mendapatkan anti anxietas dalam dosis tertentu akan membantu mengendalikan serangan panik yang kemudian dilanjutkan dengan psikoterapi untuk mendapatkan hasil yang optimal.
  • Terapi paparan (exposure therapy), merupakan pilihan utama dalam penanganan fobia. Sekitar 90% individu pengidap fobia terbantu dengan terapi ini. Tehnik ini dilakukan dengan mengekspose individu pada obyek fobianya secara bertahap dan berulangkali. Jadi terapis dengan sengaja membuat individu tersebut terpapar pada situasi atau obyek yang berkaitan dengan sentuhan. Terapi ini dilakukan di lingkungan yang terkontrol dan secara bertahap oleh terapis yang terlatih.
  • Terapi relaksasi ataupun tehnik pernapasan dan hipnoterapi juga dapat membantu seseorang untuk mengendalikan rasa paniknya. Biasanya terapi relaksasi dilakukan mengawali dan selama sesi terapi paparan.
  • Terapi perilaku kognitif bertujuan membantu mengidentifikasi dan mengubah pola pikir serta keyakinan negatif yang berkaitan dengan sentuhan.Terapi ini akan membantu individu yang memiliki haphephobia dalam mengelola kecemasan irrasionalnya.
Baca Juga:  Buku Pink Kehamilan, Cari Tahu Isi dan Manfaat Pentingnya

Agar bisa mendapatkan hasil yang diharapkan, terapi ini perlu dilakukan secara berkelanjutan dan didukung oleh orang-orang terdekat, terutama keluarga.

Komplikasi Haphephobia

Seperti halnya bentuk fobia lain, haphephobia dapat berkembang menjadi komplikasi yang merugikan, terutama terkait dengan kehidupan sosial. Di antaranya:

  • Isolasi sosial karena individu dengan haphephobia cenderung menarik diri dari situasi sosial dan menghindari kontak fisik dengan orang lain
  • Kesulitan dalam menjalin hubungan interpersonal yang membutuhkan kedekatan agar berhasil, termasuk sentuhan fisik
  • Penurunan kualitas hidup lantaran mereka menghindari partisipasi dalam berbagai aktivitas yang berguna untuk perkembangan pribadi, termasuk kegiatan kelompok yang menyenangkan
  • Gangguan depresi dan kecemasan yang terus-menerus dialami karena ketakutan konstan terhadap sentuhan
  • Hambatan dalam karier, terutama untuk profesi atau pekerjaan yang membutuhkan kontak fisik atau kedekatan dengan orang lain

Pencegahan Haphephobia

Belum diketahui cara pasti untuk mencegah haphephobia. Namun ada sejumlah langkah yang bisa diterapkan guna mengurangi risiko terjadinya panik, seperti:

  • Belajar mengelola stres dan kecemasan dengan panduan profesional, misalnya lewat yoga, latihan pernapasan, ataupun mindfulness therapy
  • Membangun dan menjaga hubungan yang sehat dengan orang lain untuk mendapatkan dukungan sosial
  • Berpartisipasi secara aktif dalam setiap sesi psikoterapi yang diikuti secara rutin untuk mengendalikan gejala haphephobia serta melatih pola pikir yang rasional dan efektif

Kapan Harus ke Dokter?

Haphephobia memerlukan penanganan profesional, terutama saat anda menyadari bahwa gejalanya sudah sangat mengganggu kehidupan sosial, pribadi, ataupun keluarga. Berkonsultasilah dengan psikolog atau psikiater untuk mendapatkan masukan dan penanganan yang tepat. Makin cepat mendapatkan pertolongan, makin mudah penanganannya dan kemungkinan menjalani hidup secara positif dan sehat pun semakin besar.

Narasumber:

dr. Esther Margaritha Livida Sinsuw, Sp. KJ

Spesialis Kedokteran Jiwa

Primaya Hospital PGI Cikini

 

Referensi:

Share to :

Buat Janji Dokter

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.