• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Schizophrenia: Gejala, Mencegah dan Mengobati

Schizophrenia

Schizophrenia adalah gangguan mental yang kompleks dan kerap sulit didiagnosis. Setiap orang bisa mengalami kondisi yang masih diwarnai kesalahpahaman dan stigma ini. Untuk mengendalikan schizophrenia, dibutuhkan pemahaman yang memadai termasuk dari orang-orang di sekitarnya serta perawatan yang berkelanjutan di bawah bimbingan profesional.

Mengenal Schizophrenia

Schizophrenia adalah gangguan mental serius yang mempengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku. Kondisi ini bisa sangat mengganggu kehidupan sehari-hari karena membuat individu tersebut kesulitan membedakan antara kenyataan dan yang tidak nyata. Karena itu, orang yang memiliki schizophrenia membutuhkan pertolongan dan dukungan baik dari sisi medis maupun sosial.

buat jani dokter primaya

Namun, seperti dijelaskan WHO, orang yang mengalami schizophrenia masih kerap mengalami diskriminasi dan bahkan pelanggaran hak asasi. Sebab, masih banyak kesalahpahaman dan stigma negatif mengenai kondisi ini. Faktanya, banyak orang yang memiliki schizophrenia dapat mengikuti pembelajaran di sekolah ataupun bekerja serta menjalani hubungan personal yang membahagiakan.

Kuncinya ada pada diagnosis dini dan perawatan yang tepat. Dukungan dari keluarga juga penting untuk memastikan pasien menjalani perawatan secara terus-menerus agar gejalanya bisa terkelola dengan baik.

Gejala Schizophrenia

Orang yang memiliki schizophrenia menunjukkan perilaku yang berbeda dengan orang-orang pada umumnya. Tapi gejala schizophrenia pada tiap orang bisa berbeda-beda. Berikut ini di antaranya:

  • Delusi atau keyakinan kukuh terhadap sesuatu yang tak berubah meski sudah diberi bukti bahwa keyakinan itu tidak berdasarkan kenyataan. Contoh delusi: merasa akan disakiti orang lain, mendapat pesan atau sinyal rahasia dari orang lain, terkenal dan kaya di seluruh dunia, atau kiamat sudah dekat.
  • Halusinasi atau mengalami sesuatu yang tidak dialami orang lain, misalnya melihat dan mendengar sesuatu yang sebenarnya tidak ada.
  • Ucapan yang tak teratur atau beralih dari satu topik ke topik lain
  • Kehilangan minat pada aktivitas apa pun
  • Gangguan perilaku, seperti menarik diri dari lingkungan, tidak memperhatikan diri sendiri, atau enggan berkomunikasi

Penyebab Schizophrenia

Tak diketahui apa penyebab pasti schizophrenia. Tapi kebanyakan ahli yakin kondisi ini muncul karena ada faktor genetik dan lingkungan. Orang yang memiliki riwayat keluarga dengan schizophrenia lebih berisiko mengalami kondisi ini. Adapun faktor lingkungan yang bisa meningkatkan risiko schizophrenia termasuk:

  • Stres
  • Trauma
  • Penggunaan obat-obatan
  • Genetik
Baca Juga:  Penyakit ADHD - Gejala, Penyebab dan Mengatasinya

Selain itu, ketidakseimbangan neurotransmiter, seperti dopamin, bisa jadi berperan dalam perkembangan schizophrenia pada seseorang.

Cara Dokter Mendiagnosis Schizophrenia

Dokter bisa menegakkan diagnosis schizophrenia melalui serangkaian tahap dari wawancara medis, pemeriksaan fisik, hingga evaluasi kesehatan mental. Dalam wawancara medis, dokter akan mencoba menggali cerita mengenai gejala yang dialami pasien serta pengalaman yang mungkin berkaitan dengan kondisinya.

Sedangkan dalam evaluasi kesehatan mental, dokter umumnya menggunakan kriteria diagnostik tertentu untuk menentukan apakah pasien memenuhi kriteria diagnosis schizophrenia. Dengan DSM-5, misalnya, seseorang bisa didiagnosis schizophrenia jika mengalami dua atau lebih gejala dalam jangka waktu lama selama sedikitnya satu bulan. Selain itu, mesti diketahui ada tanda-tanda gangguan selama 6 bulan dengan gejala aktif minimal 1 bulan.

Cara Mengatasi Schizophrenia

Pengidap schizophrenia membutuhkan perawatan dalam jangka panjang secara terus-menerus. Penanganan kondisi ini melibatkan kombinasi terapi obat-obatan dan psikoterapi. Sejumlah pendekatan yang biasa diambil dokter untuk mengatasi schizophrenia antara lain:

  • Obat-obatan antipsikotik untuk mengurangi gejala seperti delusi dan halusinasi. Obat ini bisa diberikan secara oral ataupun injeksi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien.
  • Terapi psikososial yang meliputi:
  • Terapi individu untuk mengidentifikasi tanda-tanda awal munculnya gejala dan menemukan cara untuk mengendalikannya
  • Latihan keterampilan sosial yang menekankan peningkatan komunikasi dan interaksi sosial serta kegiatan sehari-hari
  • Terapi keluarga untuk menyediakan dukungan dan edukasi bagi keluarga
  • Rehabilitasi vokasi dan dukungan untuk menyiapkan diri dalam menemukan dan mempertahankan pekerjaan

Komplikasi Schizophrenia

Schizophrenia bisa memicu berbagai komplikasi, seperti:

  • Isolasi sosial atau kesulitan dalam menjalin dan menjaga hubungan sosial yang sehat
  • Penyalahgunaan narkotik dan obat-obatan terlarang serta minuman beralkohol yang dapat mendatangkan berbagai risiko lain
  • Gangguan kesehatan karena kurangnya perhatian pada kesejahteraan diri sendiri
Baca Juga:  Pemeriksaan Kolesterol Total: Tujuan, Manfaat, dan Prosedur

Yang juga penting diperhatikan adalah pada orang dengan schizophrenia mungkin muncul pikiran atau keinginan untuk bunuh diri. Dukungan penuh dari keluarga diperlukan untuk mencegah hal ini.

Pencegahan Schizophrenia

Belum diketahui cara mencegah schizophrenia. Bagi orang yang didiagnosis mengalami kondisi ini, penting untuk mengikuti anjuran dokter agar bisa menjalani hidup dengan berkualitas. Kehadiran keluarga sebagai orang terdekat juga penting untuk membantu pemulihan pasien. Beberapa langkah yang bisa membantu mengurangi risiko atau mengelola gejala kondisi ini antara lain:

  • Memperhatikan kesehatan mental, termasuk mengenali tanda dan gejala schizophrenia serta mencari pertolongan medis bila merasa perlu
  • Mempraktikkan gaya hidup sehat dan aktif dengan makan makanan gizi seimbang dan rutin berolahraga
  • Mengelola stres untuk meminimalkan gejala dan mencegah gangguan kesehatan lain
  • Berobat secara teratur bila memang sebelumnya sudah terdiagnosis skizofrenia untuk meminimalkan kekambuhan

Kapan Harus ke Dokter?

Bial ada gejala yang mencurigakan dan mengarah ke schizophrenia, seperti delusi atau halusinasi, lekaslah datangi dokter untuk berkonsultasi. Makin cepat diagnosis didapatkan, makin efektif penanganan yang bisa dilakukan.

Narasumber:

dr. Veronica Suwono, Sp. KJ

Spesialis Kedokteran Jiwa

Primaya Hospital Makassar

 

Referensi:

Share to :

Buat Janji Dokter

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.