Munculnya bercak darah dalam tinja seringkali menjadi pertanda adanya masalah kesehatan yang butuh perhatian medis. Terlebih bila ada darah segar yang keluar bersama tinja. Kondisi yang disebut hematochezia dalam dunia medis itu bisa menandakan bermacam gangguan kesehatan sehingga penting untuk segera menjalani pemeriksaan.
Mengenal Hematochezia
Hematochezia adalah istilah medis yang digunakan untuk menyebut kondisi berupa adanya darah segar dalam tinja. Warna darah yang keluar biasanya menandakan sumber dan tingkat keparahan perdarahan dalam sistem pencernaan. Hematochezia bisa terjadi karena berbagai kondisi dan dapat menjadi pertanda adanya masalah kesehatan serius.
Seberapa serius kondisi yang menyebabkan hematochezia bisa diketahui lewat serangkaian pemeriksaan oleh dokter ahli gastroenterologi yang memiliki spesialisasi di bidang pencernaan, termasuk usus, hati, lambung, dan ginjal.
Hematochezia berbeda dengan melena yang juga merupakan kondisi ketika terdapat darah dalam tinja. Menurut buku Clinical Methods: The History, Physical, and Laboratory Examinations. 3rd edition, melena adalah kondisi ketika terdapat darah berwarna merah kehitaman dalam tinja. Sedangkan warna darah dalam hematochezia adalah merah segar.
Baik hematochezia maupun melena menandakan adanya gangguan pada saluran cerna. Untuk memastikannya, diperlukan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi pasien oleh dokter yang bisa sekaligus merancang pengobatan yang sesuai.
Gejala Hematochezia
Hematochezia sendiri adalah gejala adanya masalah kesehatan pada saluran cerna. Tanda yang utama adalah munculnya darah segar berwarna merah yang bercampur dengan tinja saat buang air besar. Kadang darah ini juga keluar walau sedang tak buang air besar. Darah bisa berupa bercak, bisa pula mengalir dari dalam rektum.
Adapun gejala lain yang menyertai bergantung pada kondisi yang melatari. Di antaranya:
- Nyeri perut
- Perubahan pola buang air besar, misalnya diare atau konstipasi
- Kelelahan yang signifikan
- Mual dan muntah
- Penurunan berat badan yang tak diinginkan
- Warna kulit berubah menjadi pucat
- Demam
Penyebab Hematochezia
Ada berbagai kondisi yang bisa mempengaruhi sistem pencernaan dan menyebabkan hematochezia, seperti:
- Pecahnya wasir atau pembuluh darah yang membengkak di area anus atau rektum
- Peradangan divertikula atau kantong-kantong pada dinding usus
- Infeksi usus atau organ pencernaan lain oleh virus, parasit, atau bakteri
- Polip usus
- Penyakit peradangan usus seperti penyakit Crohn
- Fisura rektum, yakni luka atau robekan pada dinding rektum
- Kanker usus besar atau rektum
- Angiodisplasia atau gangguan pada pembuluh darah di usus
- Tukak lambung
Cara Dokter Mendiagnosis Hematochezia
Diagnosis hematochezia memerlukan serangkaian langkah untuk mengidentifikasi penyebabnya. Berdasarkan diagnosis ini, dokter akan menyusun rencana pengobatan yang sesuai. Langkah-langkahnya antara lain:
- Pemeriksaan fisik pada perut, anus, dan rektum serta wawancara mengenai gejala yang dialami serta hal lain yang berkaitan
- Analisis tinja untuk mengidentifikasi keberadaan darah, infeksi, atau masalah pencernaan tertentu
- Tes hitung darah lengkap untuk mengetahui apakah terjadi infeksi ataupun kekurangan darah
- Pemeriksaan bagian dalam usus besar dengan alat kolonoskop atau kolonoskopi
- Tes pencitraan seperti CT scan atau MRI guna mengidentifikasi perubahan struktural atau adanya lesi di dalam usus
- Pemeriksaan radiologi untuk mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai saluran cerna
Bergantung pada hasil pemeriksaan awal, dokter bisa meminta pasien menjalani tes khusus yang sesuai dengan penyebab yang diduga. Diagnosis yang cepat dan akurat sangat membantu menentukan metode pengobatan yang paling efektif.
Cara Mengatasi Hematochezia
Untuk mengatasi hematochezia, perlu diketahui dulu dengan pasti apa penyebabnya. Setelah menentukan diagnosis, dokter akan merekomendasikan jenis perawatan yang tepat, misalnya:
- Penggunaan krim atau salep oles serta konsumsi banyak makanan berserat dan minum cukup untuk menyusutkan hingga menghilangkan wasir
- Pemberian antibiotik dan diet tinggi serat untuk mengatasi infeksi akibat bakteri
- Pemberian obat antiperadangan dan imunosupresan untuk mengatasi peradangan usus
- Kemoterapi, radioterapi, hingga pembedahan untuk mengatasi kanker di saluran cerna
- Perubahan pola makan menjadi lebih sehat
- Perbaikan pola buang air besar, misalnya tidak terlalu mengejan dengan kuat saat buang air besar
Komplikasi Hematochezia
Hematochezia adalah tanda bahwa ada yang salah pada sistem pencernaan. Masalah ini bisa menimbulkan komplikasi bila tak segera mendapat penanganan, seperti:
- Turunnya jumlah sel darah merah secara signifikan sehingga menyebabkan kelelahan ekstrem, pusing, dan gejala anemia lain yang berat
- Dehidrasi yang ditandai dengan penurunan tekanan darah, kulit kering, dan kehausan hingga terganggunya fungsi organ
- Syok yang terjadi saat aliran darah ke berbagai organ tubuh menjadi sangat terbatas
- Obstruksi usus karena adanya bekuan darah akibat dari meningkatnya perdarahan
- Penyebaran kanker atau metastasis bila pemicu hematochezia adalah kanker
- Peradangan dan penyakit kronis yang membutuhkan perawatan jangka panjang, di antaranya peradangan usus
- Hilangnya cairan dan elektrolit secara signifikan sehingga berdampak buruk pada fungsi saraf dan otot, termasuk jantung
Pencegahan Hematochezia
Hematochezia pada dasarnya bisa dicegah atau setidaknya risikonya bisa ditekan dalam kasus-kasus tertentu, di antaranya:
- Banyak makan sayuran yang kaya akan serat sehingga buang air besar lancar dan tak mengalami wasir yang bisa memicu perdarahan di anus
- Meminum air yang cukup untuk memudahkan buang air besar dan mencegah sembelit
- Berolahraga secara teratur
- Mengelola stres dengan teknik relaksasi seperti yoga atau meditasi
- Menjalani pemeriksaan kesehatan rutin, termasuk kolonoskopi, untuk mendeteksi gangguan pada saluran cerna sejak dini
- Tidak merokok dan mengonsumsi alkohol berlebihan
- Memastikan anus telah bersih setelah buang air besar guna mencegah infeksi dan iritasi yang bisa memicu hematochezia
Kapan Harus ke Dokter?
Jika mendapati keberadaan darah dalam tinja atau tiba-tiba keluar darah dari anus dan terjadi berulang kali, sebaiknya langsung datangi dokter. Hanya dokter yang bisa memberikan diagnosis yang akurat dan melakukan penanganan yang tepat. Jangan tunda mendatangi rumah sakit bila ada kekhawatiran atau gejala yang mungkin terkait dengan hematochezia. Deteksi dini dan penanganan yang cepat akan meningkatkan peluang kesembuhan dan pemulihan.
Narasumber:
Dokter umum
Primaya Hospital Betang Pambelum
Referensi:
- Hematochezia. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2310/hematochezia. Diakses 17 Januari 2024
- Hematemesis, Melena, and Hematochezia. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK411/. Diakses 17 Januari 2024
- Rectal bleeding. https://medlineplus.gov/ency/article/007741.htm. Diakses 17 Januari 2024
- Gastrointestinal Bleeding. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537291/. Diakses 17 Januari 2024
- Endoscopic diagnosis and treatment of severe hematochezia. https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S1096288301800097. Diakses 17 Januari 2024
- Causes of hematochezia and hemorrhagic antibiotic-associated colitis in children and adolescents. https://journals.lww.com/md-journal/fulltext/2017/08180/causes_of_hematochezia_and_hemorrhagic.33.aspx. Diakses 17 Januari 2024