• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Apa Itu Alexithymia, Apakah Berbahaya?

Alexithymia

Alexithymia mungkin masih menjadi istilah yang asing bagi kebanyakan orang. Kondisi psikologis yang berkaitan dengan emosi ini memang tergolong jarang terjadi. Meski tidak seperti masalah kesehatan mental lain yang mengancam jiwa, alexithymia bisa menimbulkan dampak yang besar pada kualitas hidup dan kesejahteraan emosional individu yang mengalaminya.

Mengenal Alexithymia

Alexithymia adalah istilah untuk menyebut kondisi psikologis yang membuat seseorang kesulitan mengenali, memahami, dan mengungkapkan emosi secara tepat. Selain kesulitan mengidentifikasi jenis emosi yang mereka rasakan dan menggambarkan perasaan secara verbal, orang yang memiliki alexithymia kesulitan memahami emosi orang lain.

buat jani dokter primaya

Walau pada dasarnya tidak membahayakan, kondisi ini bisa membuat mereka sulit berinteraksi secara emosional dengan orang lain dan dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan mereka, termasuk hubungan interpersonal, kesehatan mental, dan kualitas hidup secara keseluruhan.

Kondisi ini tidak diketahui secara luas, tapi telah diteliti selama lebih dari 40 tahun. Individu dengan alexithymia seringkali didapati juga memiliki kondisi neurologis atau gangguan kesehatan mental lain yang mendasari. Alexythimia menunjukkan perbaikan pada sejumlah pasien yang gejala depresinya telah ditangani, dan perbaikan alexythimia berkorelasi dengan efektivitas dari terapi yang diberikan.

Gejala Alexithymia

Gejala alexithymia bisa jadi sulit dikenali karena kondisi ini berkaitan dengan ketidakmampuan mengekspresikan perasaan. Orang yang mengalaminya mungkin dikira sebagai apatis atau enggan berkomunikasi dengan orang lain. Tanda dan gejala alexithymia umumnya meliputi:

  • Kesulitan mengidentifikasi perasaan dan emosi
  • Kemampuan yang terbatas dalam mengomunikasikan perasaan kepada orang lain
  • Kesulitan mengenali dan merespons emosi orang lain, termasuk nada suara dan ekspresi wajah
  • Kekurangan fantasi dan imajinasi
  • Gaya berpikir yang kaku dan tidak menunjukkan emosi
  • Sulit mengendalikan stres
  • Berperilaku kurang simpatik
  • Merasa tidak nyaman dan hampa

Selain itu, kondisi ini membuat seseorang kesulitan membedakan emosinya dengan sensasi fisik yang berkaitan dengan emosi itu. Sebagai contoh, individu dengan alexithymia mungkin kesulitan menghubungkan jantung yang berdebar-debar dengan rasa takut atau kegembiraan, tapi masih bisa menyadari bahwa ia mengalami respons fisiologis tersebut pada saat itu.

Penyebab Alexithymia

Penyebab pasti alexithymia tak diketahui. Tapi sejumlah riset mengindikasikan mungkin ada keterkaitan dengan kombinasi faktor genetik, lingkungan, dan neurologis. Beberapa penelitian mendapati orang-orang dengan alexithymia memiliki struktur dan fungsi otak yang berbeda, terutama pada area otak yang bertanggung jawab dalam memproses emosi.

Faktor lain yang mungkin berkontribusi terhadap kemunculan alexithymia termasuk:

  • Trauma masa kecil
  • Stres kronis
  • Cedera otak
  • Masalah medis lain yang mempengaruhi otak
Baca Juga:  Kenali Binge Eating Disorder dan Bagaimana Cara Mengatasinya

Akhir-akhir ini kesulitan dalam regulasi emosi yang dihubungkan dengan Alexythimia meningkat pada pasien dengan adiksi perilaku’ al: judi patologis, adiksi internet serta ketergantungan NAPZA. (Elmas et al., 2016; Schimmenti et al., 2017; Gao et al., 2018)

Cara Dokter Mendiagnosis Alexithymia

Hanya dokter spesialis kesehatan jiwa yang bisa mendiagnosis alexithymia. Dokter akan memberikan serangkaian pertanyaan yang berkaitan dengan kondisi tersebut dan menegakkan diagnosis berdasarkan jawaban pasien. Dokter juga mungkin akan meminta pasien mengisi kuesioner untuk mendukung diagnosis dan melakukan pemeriksaan radio imaging otak bila dibutuhkan.

Cara Menangani Alexithymia

Hingga kini, belum ada satu metode khusus yang bisa diterapkan untuk mengatasi alexithymia. Dokter akan menyesuaikan jenis perawatan dengan kondisi pasien. Bila pasien didiagnosis juga mengalami gangguan kecemasan atau depresi, maka dokter akan memberikan obat-obatan yang bisa membantu mengatasi gejala gangguan mental tersebut.

Meskipun tidak ada pengobatan yang diresepkan untuk mengatasi tantangan yang terkait dengan alexithymia, orang dengan sifat ini dapat berupaya meningkatkan kesadaran emosional mereka melalui berbagai pilihan pengobatan, seperti terapi dan intervensi lainnya.19Berikut ini adalah beberapa cara potensial yang dapat dilakukan terapis kesehatan mental/psikiater untuk mengobati alexithymia:

  • Terapi perilaku dialektis (DBT): Penelitian menunjukkan bahwa DBT, yang membantu orang mempelajari pengaturan emosi dan keterampilan sosial, mungkin berguna untuk memperbaiki alexithymia. Meskipun diperlukan lebih banyak penelitian, satu studi menemukan bahwa penggunaan DBT membantu mengurangi alexithymia sekaligus meningkatkan kemampuan peserta untuk mengidentifikasi emosi orang lain.20
  • Pelatihan interosepsi:Karena alexithymia dan interosepsi (kemampuan mengenali sinyal internal tubuh seperti rasa lapar) saling berkaitan erat, beberapa peneliti menemukan bahwa berfokus pada pengembangan keterampilan interosepsi dapat membantu meningkatkan kemampuan seseorang untuk mengenali emosi internal.
  • Pelatihan kesadaran: Ada beberapa bukti bahwa penggunaan teknik kesadaran dapat membantu mengatasi alexithymia, mungkin karena kesadaran dan pengaturan emosi saling terkait. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memastikan apakah metode pengobatan tersebut efektif.
  • Terapi perilaku kognitif (CBT): Dalam lingkungan terapi, CBT merupakan pendekatan yang umum digunakan untuk mengatasi berbagai kondisi yang menantang, yang mungkin termasuk alexithymia. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa CBT mungkin tidak selalu seefektif DBT dalam mengatasi alexithymia, terutama pada orang dengan autisme dengan disregulasi emosi.

 Komplikasi Alexithymia

Orang yang memiliki alexithymia cenderung sulit menjalin relasi dengan orang lain karena kesulitan mengkomunikasikan emosinya kepada orang lain. Mereka akan merasa sulit berempati kepada orang lain dan tak mampu memberikan respons yang tepat ketika orang lain menunjukkan emosi kepada mereka. Karena itu, rentan terjadi kesalahpahaman dan konflik dalam hubungan dengan orang lain.

Baca Juga:  Penyakit Gangguan Irama Jantung, Gejala dan Cara Mengobatinya

Selain itu, alexithymia dapat meningkatkan risiko gangguan kecemasan dan depresi. Kurangnya keterampilan mengelola emosi membuat individu lebih rentan mengalami stres dan tekanan mental, yang mungkin bisa berkembang menjadi masalah kesehatan mental yang lebih serius.

Pencegahan Alexithymia

Berhubung penyebab alexithymia belum dapat dipastikan, maka belum diketahui pula bagaimana mencegah kondisi ini. Walau demikian, terdapat sejumlah langkah yang bisa diambil untuk mengurangi atau meminimalkan dampaknya. Salah satunya membangun hubungan sosial yang sehat. Interaksi yang positif dengan orang lain bisa membantu individu mengembangkan keterampilan emosional. Selain itu, pengelolaan stres menjadi bagian penting dari upaya pencegahan alexithymia.

Adapun untuk membantu pasien mengatasi gejala alexithymia dan meningkatkan kualitas hidup, bisa direkomendasikan beberapa pendekatan sbb:

  • Menulis di jurnal atau blog tentang kejadian yang dialami setiap hari
  • Membaca novel yang isinya memberikan deskripsi perasaan dan pikiran secara jelas
  • Mengikuti kelas seni seperti musik, menari, melukis, atau lainnya untuk membantu mengenali dan mengekspresikan perasaan
  • Terapi berkelompok dengan sesama individu yang memiliki alexithymiauntuk mengeksplorasi serta berbagi perasaan dan pikiran masing-masing
  • Terapi relaksasi dan hipnosis dengan bimbingan professional

Kapan ke Dokter

Gejala alexithymia yang sulit diidentifikasi dan sering tumpeng-tindih dengan gangguan psikiatrik lainnya membuat individu yang mengalaminya kerap terlambat mendapat diagnosis. Sebagai antisipasi, jika ada gejala yang berkaitan dengan masalah kesehatan, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapat pemeriksaan lebih lanjut agar diketahui akar masalahnya sehingga bisa dirumuskan langkah penanganan yang tepat.

Narasumber:

dr. Esther Margaritha Livida Sinsuw, Sp. KJ

Spesiasis Kedokteran Jiwa

Primaya Hospital Depok

 

Referensi:

Share to :

Buat Janji Dokter

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Select an available coupon below