Pemeriksaan pap smear diperlukan sebagai upaya deteksi dini terhadap kanker leher rahim atau kanker serviks. Menurut WHO, terdapat sejumlah pemeriksaan atau tes yang bisa digunakan untuk mendeteksi kanker servis. Tapi pemeriksaan pap smear adalah satu-satunya tes yang telah banyak digunakan dalam populasi besar serta terbukti mengurangi kasus dan kematian akibat kanker serviks.
Apa itu Pap Smear?
Pap smear atau juga sering disebut pap test adalah prosedur screening terhadap potensi kanker serviks. Pemeriksaan pap smear dilakukan untuk melihat keberadaan sel kanker atau pra-kanker pada serviks.
Pap smear sangat dibutuhkan bagi wanita, terutama yang berusia 21-65 tahun dan telah aktif melakukan hubungan seksual. Direkomendasikan wanita berusia di atas 21 tahun menjalani pap smear setiap satu hingga tiga tahun sekali. Tujuannya adalah mendeteksi dini potensi kanker serviks yang dipicu oleh infeksi virus human papillomavirus (HPV). Virus ini bisa menular lewat kontak kulit atau kontak seksual.
Manfaat Pap Smear bagi Wanita
Pemeriksaan pap smear sangat bermanfaat bagi wanita karena kanker serviks secara spesifik menyerang wanita. Bila diketahui risiko kanker serviks dari pap smear, dokter bisa segera mengambil tindakan pengobatan dengan segera.
Menurut European Guidelines for Quality Assurance in Cervical Cancer Screening edisi kedua, kombinasi pemeriksaan pap smear dengan program screening reguler dan tindakan lanjutan yang sesuai bisa mengurangi tingkat kematian akibat kanker hingga 80 persen.
Wanita yang tengah merencanakan kehamilan juga sangat membutuhkan pap smear. Sebab, jika seorang wanita terdiagnosis menderita kanker serviks ketika hamil, terdapat sederet risiko yang membahayakan baik bagi sang calon ibu maupun janin, seperti:
- Keguguran
- Kelahiran prematur
- Gangguan pertumbuhan janin
- Gangguan saat persalinan
- Sel kanker menjangkau janin
Adapun manfaat menjalani pap smear secara rutin meliputi:
- Keyakinan bahwa tak ada dugaan masalah pada leher rahim
- Mencegah atau mengobati kanker serviks sejak dini
- Mendeteksi kelainan sel yang bisa memicu kanker serviks bahkan sebelum ada gejala
- Makin dini diketahui, makin mudah tindakan pengobatan pada kanker serviks
- Deteksi dini bisa meningkatkan peluang kesembuhan
Cara Pemeriksaan Pap Smear
Dalam pemeriksaan pap smear, Anda akan berbaring di meja periksa. Kedua kaki diangkat dan ditempatkan ke penopang dalam posisi lebar dan tertekuk, seperti posisi ketika akan melahirkan secara normal. Dokter lantas memasukkan alat seperti cocor bebek atau spekulum untuk membuka vagina. Dalam proses ini, dokter lalu mengorek leher rahim dengan sikat yang halus atau kapas guna mengambil sampel sel yang kemudian dibawa ke laboratorium untuk diperiksa di bawah mikroskop.
Pemeriksaan pap smear tidak menimbulkan rasa sakit baik saat tindakan ataupun setelahnya. Tapi bisa jadi muncul rasa tak nyaman ketika spekulum digunakan untuk membuka vagina dan ketika pengambilan sampel sel. Bila pasien gugup atau khawatir, proses pemeriksaan juga akan terhambat.
Untuk digarisbawahi, pap smear tidak didesain untuk mendeteksi kanker serviks. Pemeriksaan oleh dokter hanya untuk mengetahui ada-tidaknya sel yang abnormal sehingga bisa dilakukan tindakan untuk menyimpulkan penyebabnya dan mengatasinya.
Hasil pemeriksaan pun tidak menjamin 100 persen akurat. Akurasi antara lain bergantung pada proses pengambilan hingga membawa sampel ke laboratorium. Bila ditemukan sel yang abnormal, umumnya dokter akan meminta pasien menjalani tes dalam 4-6 bulan kemudian untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Ditinjau oleh:
dr. H. Arif Budiman Syahputra, SpOG. MKes
Referensi:
https://www.who.int/cancer/detection/cervical_cancer_screening/en/
https://www.webmd.com/women/guide/pap-smear#1