• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Tindakan untuk Skoliosis, Tulang Belakang Melengkung

Tindakan untuk Skoliosis, Tulang Belakang Melengkung

Setiap orang memiliki tulang belakang yang berfungsi menyokong postur tubuh, memberikan struktur, dan memberikan perlindungan terhadap saraf tulang belakang. Tulang belakang umumnya tegak lurus di tengah. Tapi, pada beberapa orang, tulang ini melengkung alias mengalami skoliosis. Skoliosis perlu mendapat perhatian sejak dini karena bila tak tertangani akan menyebabkan masalah di kemudian hari.

 

buat jani dokter primaya

Mengenal Skoliosis

Skoliosis adalah kondisi tulang belakang yang melengkung ke samping hingga membentuk sudut tertentu, biasanya lebih dari 10 derajat. Dokter biasanya menggunakan huruf C atau S untuk menggambarkan lengkungan tulang itu. Seseorang yang memiliki skoliosis biasanya terlihat memiliki bahu atau pinggul yang tidak rata ketika berdiri.

Skoliosis bisa berkembang pada masa bayi atau anak usia dini. Namun biasanya usia awal timbulnya skoliosis adalah 10-15 tahun, baik pada laki-laki maupun perempuan. Pada perempuan, kemungkinan skoliosis makin berkembang hingga lengkungannya lebih lebar.

Skoliosis adalah penyebab utama kelainan bentuk tulang belakang pada anak-anak, dari bayi hingga remaja. Tapi kondisi ini dapat mempengaruhi orang dewasa juga. Bila ditemukan sejak dini, skoliosis umumnya ditangani dengan terapi. Adapun jika pada orang dewasa, penanganan mungkin meliputi operasi untuk memulihkan kondisi tulang belakang.

 

Gejala Skoliosis

Sering kali skoliosis pertama kali dicurigai ketika ada sesuatu yang tidak beres terkait dengan tulang belakang. Misalnya pakaian tidak pas atau menggantung tidak rata saat dikenakan. Atau tulang terlihat melengkung ke samping saat melihat punggung dengan cermin ketika berganti pakaian.

Gejala umum skoliosis meliputi:

  • Bilah bahu tidak rata (satu tulang belikat mungkin lebih menonjol dari yang lain)
  • Tulang rusuk, pinggang, atau pinggul tidak rata
  • Tulang belakang tampak asimetri
  • Tubuh bersandar ke satu sisi
  • Perubahan gaya berjalan akibat ketidaksejajaran pinggul
  • Kesulitan bernapas (lebih sering terjadi pada kasus skoliosis bawaan atau neuromuskular yang parah)
  • Kejang otot (kasus yang lebih parah) atau nyeri tulang belakang akibat ketidakseimbangan batang tubuh
  • Rentang gerak berkurang
Baca Juga:  Embolisme Paru: Gejala, Penyebab, dan Penanganannya

 

Penyebab Skoliosis

Dalam lebih dari 80 persen kasus, penyebab skoliosis tidak diketahui. Kondisi itu disebut skoliosis idiopatik. Dalam kasus lain, skoliosis dapat berkembang sebagai akibat dari degenerasi cakram tulang belakang, seperti yang terlihat pada radang sendi atau osteoporosis. Bisa juga kondisi ini telah terjadi turun-temurun dalam keluarga atau bersifat keturunan.

Terdapat dua jenis utama skoliosis berdasarkan penyebabnya, yaitu:

  • Skoliosis struktural. Ada banyak kemungkinan penyebabnya, termasuk penyakit neuromuskular, metabolisme, jaringan ikat, cacat lahir, cedera, dan infeksi. Skoliosis idiopatik juga tergolong struktural.
  • Skoliosis non-struktural. Ini jenis skoliosis yang umumnya bersifat sementara dan bisa sembuh ketika kondisi yang melatarinya ditangani. Misalnya panjang kaki berbeda atau terjadi peradangan.

 

Diagnosis Skoliosis

Diagnosis skoliosis biasanya menggunakan kombinasi pemeriksaan fisik dan pencitraan (sinar-X, radiografi tulang belakang, MRI, atau CT scan). Dalam pemeriksaan fisik, dokter akan mengamati beberapa hal, dari tulang punggung, bahu, pinggul, hingga kepala. Adapun tes pencitraan digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosis awal dan menilai tingkat keparahan lengkungan: secara umum, kurang dari 20 derajat ringan, 25-40 derajat sedang, dan 50+ derajat parah.

Sebagian besar kasus skoliosis didiagnosis pada masa kanak-kanak atau remaja (biasanya antara usia 10 dan 15 tahun). Beberapa sekolah dasar menjalankan pemeriksaan skoliosis untuk siswa yang mencakup tes membungkuk, yakni siswa berdiri dengan kedua kaki menyatu dan kemudian membungkuk 90 derajat di pinggang. Ini membuat gejala skoliosis lebih mudah diamati oleh para profesional medis.

 

Perawatan Skoliosis

Penanganan pasien skoliosis akan ditentukan oleh dokter berdasarkan:

  • Usia, kondisi kesehatan secara keseluruhan, dan riwayat medis
  • Penyebab yang mendasari skoliosis
  • Separah apa kondisi tulang
  • Toleransi pasien terhadap obat, prosedur, atau terapi tertentu
  • Pendapat atau preferensi pasien
Baca Juga:  Kenali Gejala Acanthosis Nigricans, Tanda Awal Diabetes

Adapun jenis perawatan antara lain:

  • Observasi dan pemeriksaan berulang untuk melihat apakah tulang belakang terus melengkung, biasanya untuk lengkungan kurang dari 25 derajat dan masih tumbuh.
  • Brace, yakni alat untuk menahan tulang belakang tetap tegak lurus. Alat ini biasanya digunakan untuk lengkungan 25-30 derajat. Jenis brace dan lama penggunaan brace tergantung tingkat keparahan kondisi pasien. Biasanya anak-anak dan remaja yang menggunakannya.
  • Operasi mungkin direkomendasikan ketika lengkungan mencapai 45 derajat atau lebih dan brace tidak berhasil memperlambat perkembangan lengkungan ketika pasien masih dalam usia pertumbuhan.

 

Pencegahan Skoliosis

Skoliosis yang tak diketahui penyebabnya tak bisa dicegah. Sedangkan jenis skoliosis lain dapat dicegah, misalnya dengan membiasakan duduk tegak, tidak sering membawa beban berat di punggung, dan mengonsumsi nutrisi yang baik untuk pertumbuhan tulang. Berolahraga secara teratur juga dapat membantu menjaga bentuk tulang belakang.

 

Kapan Harus ke Dokter

Peluang kesembuhan pasien skoliosis lebih besar bila kondisi itu terdeteksi sejak dini. Maka peran orang tua dibutuhkan dalam hal ini, yakni dengan rajin mengamati kondisi tulang belakang anak. Bila mendapati ada yang mencurigakan, segera datangi dokter.

Adapun para remaja dan orang dewasa yang sudah dapat merawat diri sendiri mesti tahu gejala skoliosis. Begitu merasa mengalami gejala tersebut, sebaiknya selekasnya periksakan diri.

 

Narasumber

dr. Jainal Arifin , M.Kes., Sp. OT., K.Spine

Dokter Spesialis Bedah Ortopedi dan Traumatologi

Primaya Hospital Makassar

 

Referensi:

Scoliosis: Review of diagnosis and treatment. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2532872/. Diakses 21 Desember 2021

Predicting scoliosis progression: a challenge for researchers and clinicians. https://www.thelancet.com/journals/eclinm/article/PIIS2589-5370(19)30253-6/fulltext. Diakses 21 Desember 2021

Health and Function of Patients With Untreated Idiopathic Scoliosis. https://jamanetwork.com/journals/jama/fullarticle/195893. Diakses 21 Desember 2021

Scoliosis. https://www.aans.org/en/Patients/Neurosurgical-Conditions-and-Treatments/Scoliosis. Diakses 21 Desember 2021

Share to :

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.