Paru paru basah adalah penyakit serius yang bisa terjadi pada orang dari usia anak-anak hingga dewasa. Sebetulnya paru-paru basah adalah istilah awam dari proses peradangan paru atau secara medis disebut dengan pneumonia. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), pneumonia adalah penyebab kematian utama pada anak-anak di seluruh dunia. Sekitar 1,4 juta anak di bawah usia 5 tahun meninggal setiap tahun akibat pneumonia. Karena itu, penting untuk mengupayakan pencegahan. Jika sudah ada diagnosis, penanganan harus dilakukan secepatnya untuk mencegah komplikasi.
Mengenal Paru Paru Basah
Paru paru basah (pneumonia) adalah kondisi peradangan pada salah satu atau kedua paru-paru yang terjadi akibat infeksi bakteri, virus, atau jamur. Saat mengalami peradangan, paru-paru akan menghasilkan cairan dalam kantong-kantong udara di dalamnya, apabila infeksi disebabkan oleh bakteri maka cairan tersebut bisa menyerupai nanah.
Pneumonia bisa menyebabkan masalah kesehatan yang ringan, tapi bisa juga berkembang menjadi penyakit yang lebih serius. Pada bayi, anak kecil, dan lansia berumur 60 tahun ke atas, pneumonia bisa mengancam jiwa sehingga penting untuk mendapat penanganan medis sesegera mungkin.
Di Indonesia sendiri, pneumonia berada di urutan ketiga sebagai penyakit penyebab kematian tertinggi pada anak-anak berumur di bawah 5 tahun setelah kelainan bawaan dan infeksi saluran pernapasan atas. Orang yang tampaknya sudah pulih dari selesma (batuk-pilek) atau flu namun kondisinya menjadi memburuk, bisa jadi ia mengalami pneumonia.
Gejala
Gejala paru paru basah bermacam-macam. Gejala ini pada umumnya mirip dengan flu, tapi bisa lebih berat. Di antaranya:
- Demam tinggi lebih dari 38 derajat Celsius
- Batuk kering ataupun berdahak
- Sesak napas atau sulit bernapas
- Nyeri dada yang kian terasa ketika mengambil napas dalam-dalam atau batuk
- Sakit kepala
- Tubuh lemas dan kelelahan
- Pegal-pegal di sekujur tubuh
- Kehilangan nafsu makan
- Mual dan muntah
Penyebab
Terdapat tiga penyebab utama paru paru basah, yakni virus, bakteri, dan jamur. Di antara ketiganya, virus adalah yang paling kerap menyebabkan infeksi paru. Selesma atau flu bisa menjadi pemicu masuknya kuman ini ke dalam paru-paru. Namun paru-paru basah juga bisa disebabkan oleh zat iritan seperti paparan zat kimia, polusi udara dan asap rokok.
1. Pneumonia bakteri
Penyebabnya adalah berbagai macam bakteri, seperti Streptococcus pneumoniae (pneumokokus), Haemophilus influenzae, Legionella pneumophila, dan Staphylococcus aureus. Paru paru basah yang disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae adalah salah satu jenis pneumonia yang serius dan membahayakan jiwa pasien.
2. Pneumonia virus
Ada berbagai jenis virus yang bisa menyebabkan pneumonia, termasuk virus influenza, virus syncytial pernapasan (RSV), dan virus corona penyebab Covid-19. Separuh kasus pneumonia disebabkan oleh infeksi virus.
3. Pneumonia jamur
Jenis jamur atau fungi yang dapat menyebabkan paru paru basah termasuk Cryptococcus neoformans, Histoplasma capsulatum, dan Aspergillus fumigatus. Jenis pneumonia ini umumnya terjadi pada orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, seperti penderita HIV/AIDS atau pengidap kanker.
Cara Dokter Mendiagnosis Paru Paru Basah
Diagnosis paru paru basah bisa dilakukan melalui pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan pasien. Guna mengonfirmasi diagnosis, dokter dapat menjalankan sejumlah tes diagnostik, misalnya:
- Pemeriksaan dahak dan lendir lewat prosedur medis tertentu untuk mencari tanda-tanda keberadaan virus, bakteri, atau jamur
- Rontgen dada untuk melihat tanda infeksi pada paru-paru berupa bercak putih atau bayangan
- CT scan dada, yakni penggunaan teknologi sinar-X untuk mendapatkan gambar detail paru-paru. Tes ini biasa dilakukan ketika tak ditemukan tanda-tanda infeksi pada foto rontgen biasa sehingga memerlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui kondisi paru
- Tes darah guna menentukan jenis infeksi dan tingkat keparahan kondisi pasien
Cara Mengatasi Paru Paru Basah
Penanganan paru paru basah bergantung pada penyebab dan kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan. Penanganan perlu dilakukan secepatnya agar tidak terjadi komplikasi. Bagi yang menderita pneumonia bakteri, dokter akan meresepkan obat antibiotik. Adapun pengobatan pneumonia virus melibatkan penggunaan obat antibirus. Sedangkan pneumonia jamur mebutuhkan penanganan khusus dengan obat antijamur.
Jika demam tak kunjung turun, ada masalah pernapasan, atau kondisi kesehatan pasien semakin menurun maka pasien perlu dilarikan ke rumah sakit. Perawatan di rumah sakit biasanya meliputi pemberian antibiotik lewat infus serta pengaturan pernapasan. Bila kondisi pasien memburuk, bisa jadi diperlukan penanganan di unit perawatan intensif (ICU).
Selain itu, bila tingkat oksigen dalam darah pasien terlalu rendah, mungkin dibutuhkan terapi oksigen untuk memulihkan kadar oksigen ke level yang aman. Pasien juga mungkin menjalani prosedur pembersihan saluran napas dengan mengeluarkan lendir dan dahak menggunakan nebulizer. Selama perawatan dan pemulihan, pasien mesti beristirahat dan minum air putih yang cukup.
Komplikasi
Bila paru paru basah tak diobati atau penanganannya terlambat, bisa terjadi komplikasi yang serius, misalnya:
- Infeksi yang menyebar dan menyebabkan kerusakan pada organ tubuh lain
- Peradangan pada lapisan luar paru-paru yang menyebabkan kesulitan pernapasan dan nyeri dada
- Abses paru atau terbentuknya nanah di dalam paru-paru yang bisa menyebabkan kerusakan pada paru
- Pernapasan gagal karena paru-paru tak mampu mengambil oksigen yang cukup dari udara dan melepaskan karbon dioksida
Pencegahan
Terdapat sejumlah cara untuk mencegah paru paru basah. Salah satunya adalah menjalani vaksinasi pneumokokus dan influenza untuk mencegah pneumonia yang disebabkan oleh virus. Cara lainnya termasuk:
- Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara teratur untuk mencegah penyebaran virus dan bakteri penyebab pneumonia
- Tidak merokok dan menghindari paparan asap rokok, terutama bagi anak-anak
- Meningkatkan daya tahan tubuh dengan banyak makan makanan sehat, berolahraga secara rutin, dan istirahat yang cukup
Kapan Harus ke Dokter?
Paru paru basah tergolong penyakit yang membutuhkan pertolongan medis agar tak terjadi komplikasi dan pasien bisa sembuh sepenuhnya. Jika sebelumnya mengalami flu dan gejalanya terus memburuk walau sudah sempat membaik, sebaiknya segera temui dokter untuk mengantisipasi kemungkinan mengalami pneumonia.Terlebih apabila sudah demam tinggi dan perburukan gejala seperti sesak napas, atau batuk yang tak kunjung sembuh.
Reviewer
dr. Arinta Prinarbaningrum
Dokter Umum – Primaya Hospital Bekasi Utara
Referensi:
- Pneumonia. https://www.who.int/health-topics/pneumonia. Diakses 23 April 2023
- Mengenal Apa Itu Pneumonia. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2193/mengenal-apa-itu-pneumonia. Diakses 23 April 2023
- Pneumonia. https://kidshealth.org/en/parents/pneumonia.html. Diakses 23 April 2023
- Pneumonia—Overview. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7241411/. Diakses 23 April 2023
- Bacterial pneumonia and its associated factors in children from a developing country: A prospective cohort study. https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0228056. Diakses 23 April 2023
- Severe covid-19 pneumonia: pathogenesis and clinical management. https://www.bmj.com/content/372/bmj.n436. Diakses 23 April 2023
- Pneumonia. https://www.healthdirect.gov.au/pneumonia. Diakses 23 April 2023