Diabetes adalah penyakit yang tidak mengenal gender. Baik pria maupun wanita bisa mengalaminya. Tapi mungkin belum banyak yang tahu, dampak diabetes pada wanita berbeda dengan pada pria. Karena itu, para wanita penting untuk memahami ciri-ciri diabetes pada wanita dan bagaimana menghindarinya serta risiko komplikasi apa saja yang mungkin terjadi.
Mengenal Diabetes
Diabetes adalah salah satu kelompok penyakit yang tergolong penyakit metabolis. Penyakit ini terjadi ketika kadar gula darah tinggi karena masalah yang berkaitan dengan kerja atau produksi hormon insulin. Hormon insulin adalah hormon yang dihasilkan pankreas yang berfungsi mengatur kadar gula darah. Ketika ada gangguan yang mempengaruhi produksi hormon insulin, kadar gula darah seseorang sulit terkendali dan bisa memicu diabetes jika terlalu tinggi.
Terdapat empat macam diabetes, yaitu tipe 1, tipe 2, tipe 3, dan gestasional. Diabetes dapat menyerang semua orang dari segala usia, ras, atau jenis kelamin, terutama mereka yang memiliki gaya hidup dan kebiasaan makan yang tidak sehat. Untungnya, diabetes bukan penyakit yang tak bisa dihindari. Meski prevalensi diabetes di seluruh dunia termasuk di Indonesia masih tinggi, sudah mulai banyak orang yang sadar dan mengubah kebiasaan buruk yang bisa meningkatkan risiko diabetes.
Menurut sejumlah penelitian, pria lebih banyak menderita diabetes. Tapi angka kematian akibat diabetes lebih tinggi pada kalangan wanita. Hal ini menunjukkan perbedaan pengaruh diabetes terhadap pria dan wanita. Begitu pula ciri-ciri diabetes pada wanita.
Wanita cenderung jarang menjalani deteksi dini dan pengobatan secara intensif atas faktor risiko yang berkaitan dengan penyakit metabolis. Beberapa komplikasi diabetes pun lebih sulit didiagnosis pada wanita daripada pada pria. Selain itu, mekanisme kerja hormon serta peradangan pada beberapa organ tubuh wanita lebih rumit daripada pria.
Ciri-ciri Diabetes pada Wanita
Ciri-ciri diabetes pada wanita tidak terlalu berbeda dengan pada pria. Tapi ada beberapa gejala diabetes yang khas dan hanya muncul pada wanita. Di antaranya:
1. Infeksi jamur
Diabetes pada wanita bisa memicu tumbuhnya jamur pada permukaan selaput lendir tertentu, misalnya lapisan rahim dan mulut. Pertumbuhan jamur tertentu yang berlebih, khususnya candida, bisa menyebabkan infeksi pada mukosa mulut dan vagina. Saat infeksi jamur berkembang di lapisan vagina, gejalanya antara lain:
- Vagina gatal atau nyeri
- Keputihan berat
- Rasa sakit ketika berhubungan seks
Adapun tumbuhnya jamur di mulut mengakibatkan munculnya lapisan seperti membran putih yang menutupi lidah dan rongga mulut. Makin tinggi kadar gula darah, pertumbuhan jamur makin parah.
2. Infeksi saluran kemih
Risiko infeksi saluran kemih pada wanita lebih tinggi ketimbang pria ketika mengidap diabetes. Infeksi ini berkembang saat bakteri memasuki saluran kemih. Gejalanya antara lain:
- Terasa nyeri saat buang air kecil
- Ada sensasi terbakar di saluran kemih
- Urine berdarah atau berwarna gelap
3. Kadar gula darah berubah selama siklus menstruasi
Diabetes dapat berpengaruh terhadap siklus menstruasi ataupun sebaliknya. Ada kecenderungan kadar gula darah pada wanita dengan diabetes meningkat dua minggu terakhir sebelum menstruasi.
4. Risiko penyakit jantung
Wanita yang menderita diabetes lebih berisiko terkena penyakit jantung daripada pria. Khususnya wanita yang sudah memasuki masa menopause lantaran turunnya kadar hormon estrogen. Gejala penyakit jantung pada wanita juga sering berbeda dengan pria sehingga tak bisa dideteksi sejak dini.
5. Libido menurun
Diabetes bisa membuat ketertarikan wanita pada seks menurun. Wanita juga jadi lebih susah menikmati pengalaman tersebut. Beberapa di antaranya bahkan merasa tidak nyaman dan kesakitan saat berhubungan badan karena vagina yang kering.
Penyebab Diabetes pada Wanita
Penyebab diabetes pada wanita dan pria sama, yakni masalah yang berkaitan dengan hormon insulin. Penyebab ini bisa dibedakan menurut tipe diabetes yang dialami:
Tipe 1
Diabetes tipe 1 terjadi karena tubuh tidak bisa atau kurang cukup memproduksi hormon insulin. Penyebabnya kemungkinan besar adalah sistem imun tubuh keliru menyerang sel yang berfungsi memproduksi insulin di pankreas.
Tipe 2
Diabetes tipe 2 adalah tipe diabetes yang paling banyak di dunia. Kira-kira 95 persen kasus diabetes adalah tipe 2. Penyebabnya adalah pola hidup tak sehat, termasuk jarang bergerak aktif dan berat badan berlebih, yang mengakibatkan resistansi insulin, yakni sel tubuh tidak dapat atau kurang sensitif dalam merespons hormon insulin.
Tipe 3
Diabetes tipe 3 berkaitan dengan penyakit Alzheimer yang terjadi karena resistansi insulin di dalam otak. Kondisi ini muncul akibat kurangnya pasokan insulin ke otak. Walhasil, kinerja dan regenerasi sel otak menurun hingga dapat mengakibatkan Alzheimer.
Gestasional
Diabetes gestasional adalah tipe diabetes yang hanya dialami ibu hamil. Penyebabnya adalah hambatan produksi insulin karena aktivitas hormon dari plasenta ibu hamil. Karena itu, kadar gula darah ibu hamil cenderung tidak stabil. Meski begitu, umumnya diabetes gestasional akan hilang sendiri seusai persalinan.
Pemeriksaan Diabetes pada Wanita
Terdapat setidaknya empat cara untuk memeriksa diabetes pada wanita, yakni:
- Tes gula darah puasa: ini cara paling mudah dan paling sering digunakan untuk memeriksa diabetes dengan alat tes gula darah. Sebelum menjalani tes, wajib puasa dulu selama setidaknya 8 jam. Hasilnya lebih akurat jika dilakukan di pagi hari.
- Tes gula darah acak: metode tes ini sama seperti tes gula darah puasa, tapi pasien tak perlu menjalani puasa dulu sebelumnya. Biasanya tes ini dilakukan ketika muncul ciri-ciri diabetes pada wanita ataupun pria.
- Tes toleransi glukosa oral: sebelum tes, pasien mesti puasa dulu selama 8 jam sebelumnya. Pasien akan menjalani tes gula darah, lalu meminum cairan glukosa. Setelah itu sampel darah akan diambil lagi untuk pengetesan 2 jam kemudian.
- Tes hemoglobin A1C: pasien tak perlu puasa dulu sebelum tes. Hasil tes ini menunjukkan kadar glukosa selama beberapa bulan sebelumnya. Karena itu, selain buat mendiagnosis diabetes, cara ini dipakai untuk mengecek seberapa baik pasien dapat mengendalikan kadar gula darahnya.
Cara Mengobati Diabetes pada Wanita
Hingga saat ini tidak ada obat untuk diabetes. Sekali didiagnosis mengalami diabetes, pasien hanya dapat berupaya mengendalikannya. Cara yang paling utama adalah mengubah gaya hidup menjadi sehat. Misalnya memperhatikan asupan gula sehari-hari. Jauhi minuman ringan dan minuman kemasan yang mengandung banyak gula.
Kemudian berolahraga secara teratur. Ketika berolaharaga, otot menggunakan glukosa sebagai energi. Aktivitas fisik reguler juga bisa membantu tubuh menggunakan insulin dengan lebih efektif. Kegiatan fisik ringan yang biasa seperti berbenah rumah atau berkebun juga bisa membantu mengendalikan gula darah.
Beberapa pengidap diabetes memerlukan suntik insulin dan obat-obatan lain untuk menjaga kadar gula darah tetap di level sehat. Pengobatan ini hanya bisa dilakukan sesuai dengan petunjuk dokter.
Komplikasi Diabetes pada Wanita
Diabetes dapat menimbulkan komplikasi bila tak dikendalikan dengan baik. Bagi wanita, komplikasi yang utama berkaitan dengan kehamilan baik pada bayi maupun ibunya.
Komplikasi pada bayi:
- Kelebihan berat badan
- Lahir prematur
- Sulit bernapas
- Gula darah rendah
- Obesitas dan diabetes tipe 2 ketika tumbuh besar
- Kematian sebelum atau sesaat setelah lahir
Komplikasi pada ibu:
- Harus melahirkan dengan cara caesar
- Mengalami diabetes tipe 2 di kemudian hari
Adapun komplikasi diabetes lain pada wanita termasuk:
- Gangguan makan
- Penyakit jantung koroner
- Masalah kulit, termasuk infeksi jamur dan bakteri
- Kerusakan saraf
- Kerusakan mata yang bisa mengakibatkan kebutaan
- Luka yang bisa berujung pada amputasi
- Kolesterol tinggi
- Masalah tiroid
Pencegahan
Diabetes yang tak terkait dengan faktor genetik dapat dicegah sejak dini. Cara paling ampuh untuk menghindari diabetes adalah menerapkan gaya hidup sehat. Pastikan mengontrol berat badan agar tidak berlebih. Cek juga kolesterol dan tekanan darah secara teratur terutama bila merasa ada risiko diabetes.
Selain itu, luangkan waktu setidaknya 30 menit tiap 3-4 hari seminggu untuk berolahraga. Bagi yang berusia 45 tahun ke atas, sebaiknya lakukan tes diabetes tiap 3 tahun. Tes juga perlu bagi orang berusia di bawah 45 tahun yang memiliki berat badan berlebih dan punya satu atau lebih faktor risiko tambahan.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika Anda curiga atau berisiko mengalami diabetes, jangan tunda untuk pergi ke dokter. Demikian pula bila melihat atau merasa ada ciri-ciri diabetes pada wanita yang dialami. Makin cepat kondisi Anda terdiagnosis, makin cepat penanganan bisa dilakukan. Dengan begitu, Anda bisa lebih berpeluang mengendalikan diabetes dengan baik dan menghindari komplikasi yang bisa mengancam jiwa.
Reviewed by
dr. Supris Yurit Erfin Pamungkas, Sp.PD
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Primaya Hospital Karawang
Referensi:
- Explaining the Decline in Early Mortality in Men and Women With Type 2 Diabetes: A population-based cohort study. https://diabetesjournals.org/care/article/31/9/1761/27869/Explaining-the-Decline-in-Early-Mortality-in-Men. Diakses 11 September 2022
- Diabetes and Women. https://www.cdc.gov/diabetes/library/features/diabetes-and-women.html. Diakses 11 September 2022
- Women and Diabetes. https://www.fda.gov/consumers/womens-health-topics/women-and-diabetes. Diakses 11 September 2022
- Diabetes and Women. https://www.acog.org/womens-health/faqs/diabetes-and-women. Diakses 11 September 2022
- Classification and Diagnosis of Diabetes: Standards of Medical Care in Diabetes—2021. https://diabetesjournals.org/care/article/44/Supplement_1/S15/30859/2-Classification-and-Diagnosis-of-Diabetes. Diakses 11 September 2022
- Women & diabetes: Our right to a healthy future. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5861464/. Diakses 11 September 2022
- Progression to type 2 diabetes in women with a known history of gestational diabetes: systematic review and meta-analysis. https://www.bmj.com/content/369/bmj.m1361. Diakses 11 September 2022