Banyak jenis gangguan kesehatan yang dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan lama berlangsungnya, yaitu kronis dan akut. Kondisi yang kronis umumnya memerlukan perawatan lebih lama hingga sembuh. Tak terkecuali diare kronis yang berpotensi membahayakan terutama bila terjadi pada anak-anak.
Mengenal Diare Kronis
Diare adalah kondisi ketika seseorang buang air besar lebih sering daripada biasanya dan tinjanya menjadi encer atau berair. Seseorang disebut mengalami diare akut bila diare itu berlangsung dalam waktu singkat. Sedangkan bila diare berlangsung lebih lama, istilahnya adalah diare kronis.
Diare kronis adalah diare yang terjadi selama empat pekan atau lebih. Karena itu, dampak yang dialami oleh penderitanya umumnya bisa lebih besar. Menurut National Institutes of Health, anak-anak berusia di bawah 3 bulan lebih berisiko mengalami diare kronis yang parah dan membahayakan nyawa sehingga perlu segera dibawa ke dokter bila muncul tanda diare.
Ada setidaknya tiga poin yang membedakan diare kronis dan diare akut, yakni:
- Durasi: diare kronis empat pekan atau lebih, sementara diare akut kurang dari dua pekan
- Penyebab: diare kronis biasanya gangguan sistem pencernaan, sedangkan penyebab diare akut adalah infeksi virus atau bakteri
- Gejala: gejala diare kronis bisa lebih ringan tapi lebih lama, sementara diare akut umumnya lebih parah tapi lebih singkat
Walau diare kronis tidak selalu lebih membahayakan daripada diare akut, kondisi ini perlu diwaspdai karena bisa mengganggu kehidupan sehari-hari dan mempengaruhi kualitas hidup. Jika mengalami diare dalam jangka waktu lama, penting untuk berkonsultasi dengan dokter guna mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Gejala
Secara umum, gejala diare kronis sama dengan gejala diare akut. Hal yang membedakan adalah durasi gejala yang dialami. Gejala diare kronis berlangsung empat pekan atau lebih lama. Gejala itu antara lain:
- Frekuensi buang air besar meningkat dengan interval lebih pendek
- Tinja encer atau berair, kadang disertai lendir atau darah
- Pola buang air besar tak teratur, kadang diselingi sembelit
- Nyeri perut baik sebelum, selama, maupun sesudah buang air besar
- Letih dan lesu karena dehidrasi dan hilangnya nutrisi
- Penurunan berat badan
- Gangguan tidur
Penyebab
Terdapat berbagai faktor penyebab diare kronis. Penyebab paling umum adalah gangguan pada sistem pencernaan. Contohnya:
- Sindrom iritasi usus besar, yakni sekumpulan gejala yang menandakan adanya iritasi pada usus besar, faktornya antara lain stres, pola makan tidak sehat, dan ketidakseimbangan bakteri usus
- Penyakit peradangan usus seperti penyakit Crohn dan kolitis ulseratif
- Gangguan penyerapan nutrisi oleh usus, antara lain akibat penyakit celiac
- Infeksi bakteri atau parasit kronis
- Gangguan motilitas atau otot usus yang mempengaruhi proses pencernaan
Selain itu, ada kemungkinan intoleransi atau ketidakmampuan mencerna makanan sebagai penyebab diare kronis, misalnya intoleransi laktosa, fruktosa, atau gluten. Diare kronis bisa juga terjadi akibat efek samping obat-obatan tertentu, seperti antibiotik.
Cara Dokter Mendiagnosis Diare Kronis
Diagnosis dokter penting untuk memastikan penyebab diare kronis sehingga bisa diambil langkah penanganan yang sesuai. Diagnosis biasanya dilakukan dengan pemeriksaan fisik, riwayat medis, tes laboratorium, dan prosedur pencitraan bila perlu. Dalam pemeriksaan fisik, dokter biasanya akan mengecek area perut atau abdomen untuk mencari tahu apakah ada indikasi terjadinya peradangan atau masalah pada organ pencernaan.
Dari pemeriksaan riwayat medis, dokter bisa mendapat informasi mengenai masalah kesehatan yang pernah dialami, durasi dan frekuensi diare, makanan/minuman yang dikonsumsi, dan lain-lain yang berkaitan dengan diare kronis yang dialami.
Untuk membantu menegakkan diagnosis, dokter juga bisa merekomendasikan tes laboratorium. Misalnya tes darah untuk mengukur kadar elektrolit. Sedangkan tanda infeksi, peradangan, atau gangguan pencernaan lain bisa dideteksi lewat tes tinja.Â
Bila dianggap perlu, prosedur pencitraan seperti endoskopi atau kolonoskopi bisa dilakukan agar dokter bisa mengamati langsung kondisi saluran pencernaan.
Cara Mengatasi Diare Kronis
Orang yang mengalami diare kronis sangat berisiko terkena dehidrasi atau kekurangan cairan. Karena itu, penting untuk memastikan kebutuhan cairan terpenuhi dengan banyak minum air putih setiap hari. Minuman elektrolit juga mungkin dibutuhkan untuk menjaga kadar elektrolit dalam tubuh.
Untuk meredakan gejala, hindari makanan yang bisa menambah keparahan diare seperti makanan pedas, berlemak, dan kaya serat. Hindari pula makanan atau minuman dengan kandungan tertentu yang memicu reaksi alergi atau intoleransi, seperti laktosa dan gluten.
Pengendalian stres dengan latihan teknik pernapasan, yoga, dan meditasi juga bisa membantu meredakan gejala. Adapun dokter bisa meresepkan suplemen dan probiotik untuk menjaga kesehatan dan memulihkan fungsi usus.Â
Komplikasi
Diare kronis bisa menyebabkan komplikasi yang serius, terutama dehidrasi parah. Hilangnya cairan dan elektrolit dalam waktu lama karena diare kronis sangat mungkin membuat tubuh kekurangan cairan sehingga fungsi organ-organ vital menjadi terganggu. Komplikasi lainnya termasuk:
- Kekurangan nutrisi
- Gangguan tumbuh kembang pada anak
- Penyakit penyerta, seperti infeksi saluran pernapasan dan infeksi saluran kemih
Pencegahan
Cara utama untuk mencegah diare kronis adalah mempraktikkan pola hidup bersih dan sehat. Misalnya selalu mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan atau sesudah buang air di toilet. Menjaga lingkungan sekitar tetap bersih juga penting agar tak terjadi kontaminasi yang bisa memicu diare, terutama pada air minum.
Hindari konsumsi makanan yang belum matang atau tak diolah dengan higienis. Pastikan sudah mencuci sayur, buah, atau bahan makanan lain yang akan dimasak atau dikonsumsi. Bila hendak jajan, sebaiknya pilih lapak atau warung yang higienis.Â
Bagi anak-anak, vaksinasi tertentu bisa mencegah infeksi yang bisa menyebabkan diare kronis, seperti rotavirus. Menerapkan pola makan sehat dengan gizi seimbang juga bisa membantu menjaga kesehatan organ pencernaan dan meminimalkan risiko terkena diare kronis.
Kapan Harus ke Dokter?
Orang yang memiliki riwayat diare berulang lebih berisiko mengalami diare kronis. Begitu pula bila memiliki masalah pada sistem pencernaan. Bila Anda memiliki kondisi tersebut, berkonsultasilah dengan dokter untuk mengantisipasi diare kronis yang bisa terjadi. Jika sudah mengalami gejala diare lebih dari empat minggu, segera datangi dokter untuk mendapat pemeriksaan dan evaluasi lebih lanjut.
Narasumber
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Primaya Hospital Makassar
Referensi:
- Chronic Diarrhea. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK544337/. Diakses 5 Juni 2023
- Patient education: Chronic diarrhea in adults (Beyond the Basics). https://www.uptodate.com/contents/chronic-diarrhea-in-adults-beyond-the-basics. Diakses 5 Juni 2023
- Diarrhea in infants. https://medlineplus.gov/ency/patientinstructions/000691.htm. Diakses 5 Juni 2023
- Chronic Diarrhea. https://link.springer.com/referenceworkentry/10.1007/978-3-642-02202-9_190. Diakses 5 Juni 2023
- Treatments for Chronic Diarrhea. https://stanfordhealthcare.org/medical-conditions/digestion-and-metabolic-health/chronic-diarrhea/treatments.html. Diakses 5 Juni 2023
- Diarrhoea. https://www.nhsinform.scot/illnesses-and-conditions/stomach-liver-and-gastrointestinal-tract/diarrhoea. Diakses 5 Juni 2023