• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Nutrisi Pada Penyakit Ginjal Kronik

terapi pengganti ginjal, dokter jufriza, rumah sakit awal bros, rumah sakit evasari awal bros, makanan pasien penyakit ginjal

Pasien gagal ginjal harus menjaga pola serta nutrisi makannya dengan ketat. Karena, banyak makanan yang mungkin bergizi untuk orang yang tidak memiliki gagal ginjal, justru bisa memperparah kondisi penyakit ini. Makanan pasien penyakit ginjal yang sering dianjurkan adalah diet rendah protein. Dokter Jufriza Fathoni, MARS – Dokter Umum Bersertifikat Hemodialisa yang juga Koordinator Unit Hemodialisis Primaya Evasari Hospital mengatakan nutrisi pada penyakit ginjal kronik memiliki tujuan terapi diet pada pasien dengan kondisi tersebut yaitu:

  • Untuk menurunkan akumulasi sisa nitrogen
  • Membatasi gangguan metabolik karena uremia
  • Mencegah malnutrisi
  • Memperlambat progresi dari penyakit ginjal kronik

Peningkatan asupan protein atau asam amino akan mempengaruhi hemodinamik ginjal yang berperan terhadap kerusakan fungsi dan jaringan ginjal. “Diet rendah protein pada pasien penyakit ginjal kronik memiliki manfaat untuk menurunkan akumulasi bahan buangan yang tidak dapat diekskresikan oleh ginjal. Di samping juga dapat mengurangi gejala uremia, menurunkan proteinemia dan memperlambat inisiasi dialisis. Oleh sebab itu solusi makanan pasien penyakit ginjal adalah diet rendah protein,” ujar Dokter Jufriza.

buat jani dokter primaya
Baca Juga:  Ciri-ciri Asam Lambung Naik

Makanan Pasien Penyakit Ginjal

Kapan sebaiknya pasien mulai diet rendah protein? Para Nefrologist menganjurkan bahwa diet rendah protein sudah bisa dimulai pada saat LFG 60 ml/mnt/1.73 m (Penyakit Ginjal Kronik stadium 3). Pengurangan tersebut dilakukan secara progresif berdasarkan stadium PGK dan banyaknya intake protein dari setiap pasien. Modifikasi diet protein pada pasien penyakit ginjal kronik yaitu:

  • Protein sangat rendah, kurang dari 0,3 g/kg BB
  • Diet protein rendah, 0,6-0,8 g/kg BB
  • Diet protein normal, 1-1,2 g/kg BB

Menurut Dokter Jufriza selaku Dokter Umum Bersertifikat Hemodialisa di Primaya Evasari Hospital Jakarta bahwa diet rendah protein disarankan untuk menambahkan dengan α-ketoacid atau asam amino esensial untuk menghindari malnutrisi. Hal ini memiliki manfaat yaitu asidosis metabolic, menyediakan asam amino esensial, memperbaiki metabolisme protein, menurunkan ekskresi protein
urine dan menghambat perjalanan penyakit ginjal kronik. Pada kebutuhan energi bila diet hanya mengandung sedikit kalori maka akan menganggu keseimbangan nitrogen dan menyebabkan pasien kehilangan massa otot. Diet dengan 35 kcal/kg/hari diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen pada pasien Chronic Kidney Disease (Penyakit Ginjal Kronik). Kebutuhan energi pada pasien penyakit ginjal kronik yang sehat tidak berbeda dengan orang dewasa sehat.

Baca Juga:  Bagaimana Cara Ibu Hamil dan Menyusui Tetap Fit Saat Puasa?

Faktor yang mempengaruhi terapi nutrisi pada dialisis:

  1. Tipe membrane dialysis (single use – re use)
  2. Rata- rata kehilangan asam amino pada satu sesi HD : 6-8 gram
  3. Pasien CAPD terjadi kehilangan protein 5 – 12 gram perhari
  4. Perubahan dalam metabolisme asam amino dan absorpsi di usus
  5. Kondisi asidosis metabolic

Penilaian status nutrisi, monitoring dan intervensi nutrisi sangatlah penting dalam penatalaksanaan pasien penyakit ginjal kronik. Perubahan metabolisme menyebabkan penyakit ginjal kronik pada stadium 1-5. Penatalaksanaan nutrisi yang berbeda dibutuhkan evaluasi dan terapi yang spesifik. Tujuannya untuk memperlambat progresivitas penyakit ginjal, memperbaiki kualitas hidup, menurunkan morbiditas dan mortalitas kardiovaskular pada penyakit ginjal kronik.

Bagikan ke :

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.