Sering kesemutan bisa menjadi tanda awal dari berbagai macam gangguan kesehatan. Salah satunya yaitu paralisis atau biasa disebut juga sebagai kelumpuhan. Kondisi ini tidak hanya berisiko terjadi para orang lanjut usia saja, namun juga bisa dialami oleh semua usia.
Hal ini karena penyebab paralisis sendiri sangatlah banyak. Mulai dari cedera saraf hingga gangguan tidur. Yuk ketahui lebih mendalam seputar paralisis yang mendasari gejala utama otot kaku dan kesemutan.
Apa Itu Paralisis?
Paralisis yaitu suatu kondisi hilangnya fungsi otot dan koordinasi gerak yang membuat seseorang kesulitan atau bahkan tidak bisa menggerakkan sebagian atau seluruh anggota tubuhnya. Paralisis sendiri merupakan sebuah istilah medis untuk menyebutkan kelumpuhan.
Kondisi ini dapat terjadi secara permanen maupun temporer (sementara). Hal tersebut sangat bergantung pada penyebab yang mendasari penyakit tersebut mengingat penyebabnya sendiri cukup beragam. Namun, serangan stroke menjadi penyebab utama yang paling sering terjadi.
Selain serangan stroke, cedera parah pada leher, tulang belakang, dan kepala juga menjadi penyebab yang sering terjadi. Beberapa penyakit yang berhubungan dengan saraf seperti penyakit polio, auto imun, hingga Bell’s palsy juga bisa menjadi penyebabnya.
Bagian yang terkena kelumpuhan pun bisa hanya sebagian (parsial) maupun keseluruhan (komplit). Untuk sebagian saja misalnya hanya berupa tangan, kaki, atau pun separo tubuh. Sedangkan untuk keseluruhan bisa terjadi pada penderita stroke.
Bila dilihat berdasarkan saraf yang terdampak, maka kondisi ini terbagi menjadi beberapa bagian seperti halnya:
- Spastik: otot yang terdampak mengencang dan tegang dan biasanya akan timbul gerakan tak terkontrol seperti kejang-kejang.
- Flaccid: otot yang terkena kelumpuhan akan menyusur dan lembek karena tidak mendapatkan rangsangan gerak.
- Mati rasa: permukaan atau organ yang terkena akan mengalami mati rasa, geli, hingga perasaan nyeri.
Nama | Paralisis |
Gejala Utama | Tidak dapat menggerakkan bagian tubuh tertentu |
Dokter Spesialis | Dokter spesialis saraf |
Penyebab Utama | Stroke, cedera kepala atau tulang belakang, penyakit saraf |
Diagnosis | Cek fisik, anamnesis, dan cek tahap lanjut |
Pengobatan | Terapi rehabilitasi medik, penggunaan alat bantu, pemberian obat-obatan |
Pencegahan | Hindari faktor risiko stroke, selalu gunakan alat pelindung diri saat berkendara |
Komplikasi | Kesulitan bicara dan menelan, kesulitan bernapas, luka dan pengecilan otot |
Faktor Risiko
Di Amerika Serikat, paralisis  termasuk kondisi yang terbilang umum. Hal ini karena sekitar 1:50 orang di sana pernah mengalaminya. Beberapa faktor risiko yang menjadikan seseorang berpotensi terkena kelumpuhan biasanya karena faktor risiko stroke seperti:
- Diabetes
- Tekanan darah tinggi
- Penggunaan narkoba
- Berat badan berlebih (obesitas)
- Konsumsi minuman beralkohol
- Kolesterol tinggi
Beberapa faktor risiko lain yang berpotensi menjadikan seseorang terkena kondisi ini yaitu:
- Bekerja di tempat yang berpotensi mengalami cedera
- Menderita penyakit saraf motorik
- Infeksi bakteri atau virus
Penyebab Paralisis
Mengutip dari situs MedlinePlus, bahwa penyebab utama seseorang mengalami kelumpuhan meliputi 4 hal berikut ini:
- Bell’s palsy
- Stroke
- Penyakit saraf
- Cedera (kepala, leher, dan juga tulang belakang)
Selain penyebab utama di atas, ada beberapa macam penyebab lain yang menjadikan seseorang terkena kondisi ini yaitu:
- Tumor otak
- Penyakit auto imun
- Penyakit akibat infeksi bakteri atau virus tertentu
- Distrofi otot
- Penyakit saraf motorik dan saraf bawaan lahir
- Tumor dan kanker yang berlokasi di area saraf
- Defisiensi vitamin D
Gejala Paralisis
Kelumpuhan ditandai dengan gejala awal yang beragam seperti halnya berikut ini:
- Otot kaku
- Kram otot
- Kesemutan
- Kebas atau mati rasa
- Kejang otot
Jika gejala tersebut tidak kunjung hilang dalam waktu tertentu, maka bisa menimbulkan gejala lanjutan seperti anggota tubuh yang mulai kesulitan untuk bergerak secara bertahap. Jadi, penting sekali untuk segera memeriksakannya ke dokter.
Cara Dokter Mendiagnosis
Dokter dapat mendiagnosis kondisi ini melalui beberapa metode seperti halnya menanyakan riwayat kesehatannya dan potensi cedera, pemeriksaan secara fisik, hingga pemeriksaan lanjutan seperti halnya:
- CT Scan
- Tes pungsi lumbal
- Foto sinar X
- Myelogram (tes lanjutan dengan sinar X dan pewarna khusus)
- Electromyogram (tes aktivitas kelistrikan saraf/otot)
Pencegahan Paralisis
Untuk mencegah paralisis, maka Anda bisa melakukan beberapa upaya pencegahan seperti halnya:
- Menghindari faktor risiko stroke
- Menggunakan sabuk pengaman ketika berkendara
- Jalankan upaya keselamatan sebaik mungkin
- Hindari beraktivitas saat mabuk atau menggunakan obat-obatan
Pengobatan Paralisis
Terdapat beberapa metode yang dapat dilakukan untuk mengobati kondisi ini seperti halnya berikut:
- Terapi okupasi
- Terapi wicara
- Fisioterapi
- Terapi sensori
- terapi sinar infra merah
- pemberian obat-obatan tertentu
- penggunaan alat bantu
- operasi atau pembedahan
Komplikasi
Saat kondisi kelumpuhan tidak mendapatkan penanganan yang tepat, maka nantinya akan berakibat pada beberapa masalah komplikasi seperti:
- Infeksi paru
- Atrofi otot
- Kontraktur otot
- Depresi
- Ulkus dekubitus
- Inkontinensia alvi
- Inkontinensia urin
Kapan Harus ke Dokter?
Kunjungi dokter spesialis saraf sesegera mungkin apabila Anda memiliki gejala seperti halnya:
- Kesemutan
- Mati rasa
- Otot kaku
- Kejang otot
- Kram otot
- Kehilangan koordinasi gerak
Dokter akan mendiagnosis kondisi tersebut secara akurat sehingga nantinya Anda akan mendapatkan perawatan yang tepat sesuai hasil diagnosis.
Narasumber:
Dr. Johannes Siringoringo, Sp. N
Spesialis Saraf
Primaya Hospital BekasiUtara
Referensi:
- Paralysis | Hemiplegia. https://medlineplus.gov/paralysis.html. Diakses pada 05 September 2024.
- Bell’s palsy. https://www.nhs.uk/conditions/bells-palsy/. Diakses pada 05 September 2024.
- Paralysis. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15345-paralysis. Diakses pada 05 September 2024.
- Stroke. https://medlineplus.gov/stroke.html. Diakses pada 05 September 2024.
- Paralysis. https://www.nhs.uk/conditions/paralysis/. Diakses pada 05 September 2024.
- About Spinal Cord Injury. https://www.nichd.nih.gov/health/topics/spinalinjury/conditioninfo. Diakses pada 05 September 2024.
- Paralysis. https://www.christopherreeve.org/living-with-paralysis/health/causes-of-paralysis. Diakses pada 05 September 2024.