
Pseudobulbar affectย merupakan salah satu kondisi kesehatan yang memungkinkan seseorang tertawa sendiri tanpa sebab. Apabila Anda pernah melihat tokoh joker dalam film, tentunya kondisi ini mirip dengan tokoh tersebut.
Penyakit ini memungkinkan penderitanya untuk menangis maupun tertawa tanpa ada sebab pasti yang mendasarinya. Berbeda dengan orang normal yang tertawa karena memang pengaruh dari faktor lingkungan maupun karena ingatan. Nah, untuk tahu lebih mendalam seputar kondisi ini, yuk simak rinciannya berikut.
Apa Itu Pseudobulbar Affect?

Pseudobulbar affectย (PBA) yaitu kondisi ketika seseorang tertawa atau pun menangis tanpa sebab. Kondisi ini digambarkan oleh tokoh Joker (Arthur Fleck) yang biasa tertawa sendiri walaupun tidak ada hal lucu yang terjadi.
Bahkan, suasana hati yang ditampilkan bisa saja bertolak belakang dengan ekspresi yang mereka tampilkan tersebut. Bahkan saat suasana hati sedang buruk, wajah dapat menunjukkan ekspresi sebaliknya.
Penyebabnya sendiri belum pasti. Akan tetapi, para peneliti mengungkapkan bahwa kondisi ini terjadi karena adanya kerusakan pada otak maupun karena adanya perubahan zat kimia pada otak sehingga terjadi gangguan dalam mengendalikan emosi.
Ekspresi yang ditunjukkan pun berbeda dengan marah maupun sedihnya orang normal. Biasanya, ekspresi yang ditampilkan bersifat berlebihan karena tubuh tidak memiliki kontrol untuk berekspresi. Ini mirip dengan bagaimana sosok joker tertawa.
Kondisi ini juga seringkali disertai dengan suasana hati yang kacau berupa marah maupun frustasi. Bahkan, marah sampai meledak-ledak walaupun hanya berlangsung dalam waktu yang sangat singkat.
Namun, kondisi ini tidak seperti gangguan mental yang sering ditandai dengan penurunan berat badan maupun gangguan pola tidur dan pola makan. Kondisi ini juga berbeda dengan karakteristik pada penderita bipolar yang juga sama-sama tertawa maupun menangis.
Nama | Pseudobulbar Affect |
Gejala Utama | Tertawa dan menangis sendiri tanpa sebab |
Dokter Spesialis | Dokter spesialis otak dan saraf |
Penyebab Utama | Gangguan pada otak maupun sistem saraf |
Diagnosis | Wawancara medis, cek tahap lanjut, pemeriksaan fisik |
Faktor Risiko | Penderita penyakit gangguan otak, penderita demensia |
Pengobatan | Rutin konsumsi obat yang telah diresepkan |
Pencegahan | Belum ada metode pencegahan khusus |
Komplikasi | Perasaan cemas, depresi, malu |
Faktor Risiko
PBA dapat terjadi pada pada mereka yang memiliki gangguan atau penyakit seperti halnya:
- Cedera otak
- Parkinson
- Tumor otak
- Alzheimer
- Demensia
- Penyakit Wilson
- Multiple sclerosis
- Stroke
- ALS (Amytrophic lateral sclerosis)
- Epilepsi
- ADHD(Attention deficit hyperactivity disorder)
Penyebab Pseudobulbar Affect
Belum pasti apa penyebab PBA. Namun, beberapa peneliti menghubungkan kaitan antara kerusakan otak, khususnya kerusakan di area korteks prefontal. Bagian otak satu ini berperan dalam mengendalikan emosi, termasuk ekspresi sesuai tingkat perubahan emosi.
Kerusakan otak ini bisa diakibatkan oleh cedera maupun hal lainnya. Selain itu, perubahan senyawa tertentu dalam otak juga berpengaruh dalam menyebabkan seseorang terkena kondisi pseudobulbar affectย ini.
Gangguan otak dan sistem saraf juga berperan dalam menyebabkan kondisi PBA ini. Beberapa macam penyakit yang dihubungkan dengan penyakit ini yaitu tumor otak, alzheimer, parkinson, ALS, ADHD, demensia, epilepsi, hingga penyakit Wilson.
Gejala Pseudobulbar Affect
Beberapa gejala yang sering dirasakan oleh para penderita pseudobulbar affect ย meliputi berikut ini:
- Tiba-tiba menangis atau tertawa tanpa sebab
- Tertawa meledak-ledak tapi perasaan sedih
- Menangis keras keras tapi kondisi hati sedang gembira
- Ekspresi yang tidak sesuai emosi
- Tiba-tiba marah dan frustasi tanpa sebab
- Tangisan dan tawa yang berlangsung lebih lama
Cara Dokter Mendiagnosis
Dokter dapat menentukan apakah seseorang terkena PBA atau tidak melalui serangkaian diagnosis seperti halnya:
- Wawancara medis
- Pemeriksaan fisik
- MRI
- CT Scan
- EEG (elektroensefalografi)
Mengingat kondisi ini mungkin serupa dengan kondisi gangguan mental tertentu, maka Anda harus menjelaskan secara detail terkait kondisi yang dialami. Dengan begitu, nantinya dokter dapat mengidentifikasi secara jelas apakah Anda mengalami kondisi ini ataukah bukan.
Pencegahan Pseudobulbar Affect
Belum pasti apa saja pencegahan yang efektif untuk mengatasi hal ini. Namun bagi Anda penderita kondisi ini, ada metode pencegahan khusus yang bisa Anda lakukan untuk mencegah agar kondisi ini tidak sering kambuh. Di antaranya yaitu:
- Rutin minum obat sesuai dengan resep dokter.
- Melakukan sesi terapi.
- Menghindari faktor risiko jika memungkinkan.
Pengobatan Pseudobulbar Affect
Pengobatan yang efektif untuk mengatasi PBA belum ada hingga saat ini. Namun, saat Anda melakukan pemeriksaan ke dokter, maka mereka umumnya akan melakukan pengobatan dengan:
- Obat dextromethorphan
- Obat antidepresan
- Terapi okupasi
- Obat quinidine
Obat ini digunakan untuk mengurangi tingkat kekambuhan gejala pseudobulbar affect yang muncul. Namun tidak sepenuhnya mampu menghilangkan total penyakit yang ada.
Komplikasi
Tanpa penanganan yang optimal kondisi ini dapat membuat penderitanya mengalami beberapa kondisi seperti berikut ini:
- Perasaan cemas
- Depresi
- Malu bersosialisasi
- Isolasi sosial
- Terganggunya aktivitas sehari-hari
Kapan Harus ke Dokter?
Umumnya, penderita pseudobulbar affect tidak menyadari kondisi mereka sendiri kalau mereka mengalami kondisi ini. Maka dari itu, apabila Anda mengalami gejala seperti yang telah kami sebutkan di atas, maka segera kunjungi dokter spesialis otak dan saraf.
Narasumber:
Spesialis Saraf
Primaya Hospital Hertasning
Referensi:
- Pseudobulbar palsy. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK553160/. Diakses pada 29 Juli 2024.
- Pseudobulbar affect (PBA). https://www.biausa.org/brain-injury/about-brain-injury/pba. Diakses pada 29 Juli 2024.
- Pseudobulbar affect. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3849173/. Diakses pada 29 Juli 2024.
- Pseudobulbar affect (PBA).ย https://mymsaa.org/ms-information/symptoms/pba/. Diakses pada 29 Juli 2024.
- Pseudobulbar affect (PBA). https://www.stroke.org/en/about-stroke/effects-of-stroke/emotional-effects-of-stroke/pseudobulbar-affect. Diakses pada 29 Juli 2024.
- Identification of pseudobulbar affect. https://www.rehab.research.va.gov/jour/2015/527/pdf/JRRD-2014-08-0191.pdf. Diakses pada 29 Juli 2024.