Penyakit autoimun bisa memicu beragam masalah kesehatan serius. Salah satunya adalah hepatitis, penyakit yang menyerang hati. Sebagian besar hepatitis bersifat menular dengan penyebab virus. Tapi ada pula jenis hepatitis yang dapat muncul pada diri seseorang tanpa adanya penularan virus, yakni hepatitis autoimun.
Mengenal Hepatitis Autoimun
Hepatitis adalah penyakit peradangan hati. Penyakit ini bisa terjadi pada individu terlepas pada usia dan gendernya. Bagi sejumlah individu, hepatitis berkaitan dengan masalah sistem kekebalan tubuhnya. Hepatitis jenis ini disebut hepatitis autoimun.
Hepatitis autoimun adalah peradangan hati yang terjadi lantaran sistem imun tubuh menyerang sel hati. Serangan ini terjadi karena adanya gangguan sistem imun. Sistem imun semestinya berfungsi melindungi tubuh terhadap infeksi virus, bakteri atau mikroorganisme lainnya. Sistem ini lazim tidak bereaksi terhadap sel tubuh sendiri.
Namun, pada orang yang memiliki masalah autoimun sistem ini justru menyerang sel tubuh yang seharusnya justru dilindungi. inilah yang tejadi pada orang yang mengidap hepatitis autoimun. Sistem kekebalan tubuh yang menyerang sel hati individu itu sendiri dan memicu proses peradangan.
Hepatitis autoimun memerlukan perawatan medis. Sebab, peradangan yang terjadi dapat berkembang hingga menyebabkan sirosis (jaringan parut) pada hati dan bahkan gagal hati, yakni kondisi saat hati mengalami kerusakan berat sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Terdapat dua macam hepatitis autoimun, yaitu tipe 1 dan tipe 2. Hepatitis tipe 1 adalah yang paling banyak dialami. Penyakit ini bisa terjadi pada segala usia, tapi biasanya muncul pada usia remaja. Separuh dari pasien hepatitis autoimun tipe 1 juga memiliki masalah autoimun lain, seperti rheumatoid arhritis, penyakit celiac atau penyakit autoimun lainnya.
Adapun hepatitis autoimun tipe 2 lebih jarang terjadi. Seringnya penyakit ini muncul pada anak kecil, tapi bisa terjadi juga pada orang dewasa. Orang yang menderita hepatitis autoimun tipe 2 juga bisa mengalami gangguan autoimun lain.
Penyebab
Hingga kini belum diketahui penyebab pasti dari hepatitis autoimun. Ada kemungkinan kondisi genetik membuat individu tertentu lebih rentan terkena penyakit autoimun. Akibatnya, individu tersebut lebih beresiko mengalami hepatitis autoimun. Faktor lingkungan, seperti bakteri, virus, zat beracun, dan obat juga mungkin memicu masalah autoimun hinggga menyebabkan hepatitis. Sekitar 70 persen pasien hepatitis autoimun adalah perempuan.
Untuk mendiagnosis hepatitis autoimun, dokter perlu memeriksa riwayat kesehatan pasien. Dokter dan atau perawat akan menanyakan obat tertentu yang sedang diminum, apakah ada kebiasaan meminum alkohol, dan apakah memiliki kondisi autoimun tertentu. Lantas pasien akan menjalani pemeriksaan fisik untuk mengecek apakah ada tanda-tanda hepatitis. Selain itu, pasien bis diminta menjalani tes darah, tes pencitraan (CT scan dan MRI) dan biopsi hati.
Gejala
Gejala hepatitis autoimun pada dasarnya mirip dengan jenis hepatitis lain. Tapi menurut laporan keluhan pasien gejala paling umum adalah mudah mengalami kelelahan. Gejala yang dialami pasien bervariasi dari ringan hingga berat. Contohnya:
- Tanda kuning pada tubuh (Bagian putih mata dan kulit)
- Urine berwarna gelap/ Kecoklatan
- Tinja berwarna pucat
- Perut terasa tidak nyaman
- Mual
- Muntah
- Tidak nafsu makan
- Gatal-gatal
- Ruam di kulit
Pengobatan Hepatitis Autoimun
Belum ada obat khusus yang dapat menyembuhkan pasien hepatitis sutoimun. Tapi terdapat sejumlah obat yang terbukti efektif mengendalikan penyakit ini. Obat-obatan itu bekerja dengan cara menekan atau memperlambat kerja sistem imun yang terlalu aktif. Menurut sejumlah studi, mengkonsumsi obat-obatan ini sesuai dengan resep dokter dapat mencegah perkembangan penyakit semakin parah. Jaringan parut yang terjadi akibat peradangan hati juga disebut dapat mengalami perbaikan.
Hepatitis autoimun mungkin membutuhkan pemantauan jangka panjang untuk mengantisipasi kambuhnya peradangan. Dalam kasus tertentu, ketika hati sudah mengalami kerusakan berat dan peradangan tidak kunjung mereda, pasien mungkin memerlukan transplantasi hati.
Kapan Ke Dokter
Hepatitis autoimun tidak bisa dicegah, hanya bisa dikendalian. Karena itu, deteksi dini menjadi kunci utama agar kondisi pasien tidak terlanjur parah. Ketika penyakit itu bisa lebih cepat diketahui dan ditangani, peluang pasien untuk pulih dan hidup tanpa gejala hepatitis yang menggangu akan lebih besar. Jika anda merasakan gejala hepatitis atau punya masalah autoimun, sebaiknya datangi dokter untuk menjalani pemeriksaan dan mendapat diagnosis yang pasti.
Reviewed by
dr. Baginda P. Hutahaean, Sp.A, MSi.Med
Dokter Spesialis Anak
Primaya Hospital Karawang
Referensi:
- Autoimmune Hepatitis. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/hepatitis/autoimmune-hepatitis . Diakses 27 mei 2022
- Autoimmune Hepatitis. https://emedicine.medscape.com/article/172356-overview. Diakses 27 mei 2022
- Overview of Autoimmune hepatitis. https://www.uptodate.com/contents/overview-of-autoimmune-hepatitis. Diakses 27 mei 2022
- Autoimmune Hepatitis. https://rarediseases.org/rare-diseases/autoimmune-hepatitis/. Diakses 27 mei 2022
- Autoimmune Hepatitis-Immunologically Triggered Pathogenesis-Diagnostic and Therapeutic Strategies.
- https://www.hindawi.com/journals/jir/2019/9437043/. Diakses 27 mei 2022
- Autoimmune Hepatitis. https://britishlivertrust.org.uk/information-and-support/living-with-a-liver-condition/liver-conditions/autoimmune-hepatitis/. Diakses 27 mei 2022