Sepsis adalah keadaan darurat medis yang dapat mengancam jiwa. Ini dapat menyebabkan kerusakan jaringan, kegagalan organ, dan bahkan kematian. Melansir worldsepsisday.org, telah diperkirakan bahwa sebanyak 47 sampai 50 juta pasien di seluruh dunia menderita sepsis setiap tahun dengan 11 juta di antaranya meninggal dunia.
Dapatkan layanan homecare untuk perawatan pasca sepsis bagi Anda maupun orang terkasih di rumah. Hubungi Kavacare sekarang juga melalui WhatsApp Kavacare Support di nomor 0811 1446 777.
Apa sebenarnya sepsis itu? Bagaimana gejala dan cara mencegahnya? Berikut informasi selengkapnya.
Apa itu Sepsis?
Sepsis adalah disfungsi organ oleh karena disregulasi sistem imun tubuh seseorang. Sepsis berdasarkan proses terjadinya (patofisiologi) melibatkan respon imun yang tidak teratur, gangguan pengentalan darah, supresi imun, dan gangguan multiorgan. Jika tidak dikenali sejak dini dan ditangani dengan segera, kondisi sepsis dapat menjadi sepsis berat dan syok septik.
Sepsis berat adalah kondisi ketika infeksi dan peradangan sudah cukup parah dan mulai mempengaruhi fungsi organ. Sementara syok septik merupakan komplikasi parah dari sepsis yang menyebabkan penurunan tekanan darah secara signifikan dan memicu banyak komplikasi serius termasuk:
- Disfungsi organ
- Stroke
- Gagal jantung
- Gagal napas
- Kemungkinan kematian
Penyebab dan Faktor Risiko
Seperti yang telah diketahui, di dalam tubuh manusia terdapat sistem kekebalan tubuh atau imun yang bekerja melawan infeksi patogen penyebab penyakit (bakteri, jamur, atau virus). Saat Anda mengalami infeksi, sistem imun akan merespon dengan melepaskan protein dan senyawa kimia lainnya untuk melawannya.
Akan tetapi, terkadang sistem imun ini merespon secara tidak terkendali sehingga memicu peradangan yang luas pada organ tubuh. Inilah penyebab awal dari sepsis dan infeksi yang paling sering menyebabkan sepsis adalah infeksi yang menyerang paru-paru, kulit, saluran kemih, dan saluran pencernaan.
Dengan demikian faktor risiko dari sepsis tak lain adalah infeksi. Infeksi apapun termasuk infeksi bakteri, infeksi jamur, infeksi virus seperti COVID-19 dan influenza, atau bahkan infeksi parasit dapat membuat seseorang berisiko mengalami sepsis.
Sehingga orang yang berisiko lebih tinggi tertular infeksi berarti ia beresiko lebih tinggi terkena sepsis. Adapun beberapa orang yang berisiko lebih tinggi terkena sepsis karena lebih mudah tertular infeksi diantaranya yaitu:
- Orang dewasa usia 65 tahun ke atas
- Bayi dibawah usia satu tahun
- Orang dengan penyakit kronis, seperti diabetes, kanker, penyakit ginjal, dan penyakit paru-paru
- Orang dengan sistem kekebalan yang lemah atau terganggu
- Orang yang kekurangan gizi
Gejala Sepsis
Gejala sepsis cukup sulit untuk dikenali dan ada banyak gejala yang mungkin terjadi. Terkadang dapat muncul tanda dan gejala yang berbeda dan membuatnya mudah disalah artikan sebagai kondisi medis lain. Meski begitu, terdapat beberapa gejala yang dapat dideteksi sebagai tanda peringatan sepsis. Di antara gejala sepsis tersebut yaitu:
1. Gejala Sepsis Pada Bayi dan Anak Kecil
- Kulit, bibir, lidah, di sekitar mata, atau di ujung-ujung jari (di bawah kuku) membiru.
- Terdapat ruam yang tidak memudar setelah kulit ditekan atau diregangkan, sama seperti gejala meningitis.
- Kesulitan bernapas, sesak napas, atau justru sebaliknya yakni bernapas sangat cepat.
- Tangisan menjadi lemah dan bernada tinggi yang tidak seperti tangisan normalnya.
- Penurunan respons atau tidak tertarik terhadap aktivitas seperti biasanya.
- Mudah mengantuk lebih dari biasanya, atau sulit untuk bangun.
2. Gejala Sepsis Pada Anak-Anak yang Lebih Tua dan Orang Dewasa
- Tampak seperti orang bingung atau disorientasi.
- Kulit, bibir atau lidah membiru. Kebiruan juga mungkin dilihat pada bagian bawah kuku atau di sekitar mata.
- Adanya ruam yang tidak memudar meski kulit sudah ditekan atau diregangkan, seperti gejala meningitis.
- Sulit bernapas, sesak napas atau napas cepat.
Cara Mencegah Sepsis
Cara mencegah sepsis hanya dapat dilakukan dengan menghindari infeksi itu sendiri. Meskipun tidak semua infeksi dapat dicegah, tetapi Anda bisa mengurangi risiko secara signifikan melalui tindakan pencegahan infeksi berikut ini:
1. Vaksinasi
Langkah penting untuk mengurangi risiko tertular infeksi adalah dengan menerima vaksinasi. Biasanya ketika virus masuk dan menginfeksi tubuh Anda, tubuh akan membentuk antibodi yang memungkinkan Anda tidak terkena penyakit itu lagi. Dengan kata lain membuat Anda kebal terhadap penyakit tersebut.
Vaksin ini terkadang disebut sebagai imunisasi, yang bertugas mengelabui tubuh seakan sudah terinfeksi virus sehingga membuat tubuh kebal terhadap penyakit tersebut. Ia mampu membunuh atau mencegah kuman berkembang biak dan meminimalkan dampak penyakit, seperti halnya vaksin untuk cacar air, flu atau influenza, tetanus, polio, COVID-19, dsb.
2. Merawat Luka
Setiap luka atau goresan pada kulit termasuk sayatan bedah dapat menyediakan akses bakteri masuk ke tubuh dan dapat menyebabkan infeksi. Oleh karena itu, sangat penting untuk selalu membersihkan serta memberikan perawatan pada luka secepat dan setepat mungkin. Keberadaan luka ini juga perlu dipantau selalu untuk kemungkinan terjadi infeksi. Tanda-tanda infeksi pada luka antara lain meliputi:
- Kemerahan di sekitar luka
- Saat disentuh kulit di sekitar luka terasa hangat
- Rasa nyeri bertambah
- Dan/atau keluar cairan dari luka
3. Mengobati Infeksi
Pengobatan infeksi akan bergantung pada apa jenis patogen yang menginfeksi tubuh Anda.
- Infeksi bakteri. Jika Anda telah didiagnosa terinfeksi bakteri, kemungkinan besar Anda akan diberi resep antibiotik untuk pengobatan. Antibiotik merupakan jenis obat yang bisa menghentikan reproduksi bakteri dan membunuhnya. Akan tetapi sangat penting untuk menggunakan antibiotik hanya jika diperlukan dan sesuai dengan apa yang telah diresepkan oleh dokter saja.
Hal ini dikarenakan penyalahgunaan antibiotik atau penggunaannya secara berlebihan, justru akan menjadikan beberapa bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik tertentu. Lalu pada akhirnya, menjadikan infeksi lebih sulit untuk diobati.
- Infeksi virus. Sebagian besar infeksi virus dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan karena sistem imun bekerja untuk melawannya. Kebanyakan, Anda mungkin akan mendapatkan resep obat untuk mengelola gejala, seperti obat pereda nyeri, penurun demam, dll.
Tetapi, dokter juga dapat meresepkan obat anti-virus untuk beberapa gejala infeksi virus tertentu untuk mencegah virus mereplikasi dan menyebabkan lebih banyak kerusakan.
- Infeksi jamur. Infeksi jamur paling sering dimulai di kulit Anda. Ini menyebabkan beberapa ketidaknyamanan, seperti kemerahan dan gatal pada kulit. Jamur juga bisa terhirup dan masuk ke tubuh dan menyebabkan risiko infeksi meningkat terutama jika Anda memiliki gangguan sistem kekebalan tubuh.
Untuk mengobati infeksi jamur ini, bisa dengan obat anti jamur khusus untuk jamur tertentu yang menyebabkan infeksi. Obat-obatan ini bisa berupa krim atau salep, supositoria, atau bentuk pil.
4. Menjaga Kebersihan Diri
Langkah pencegahan infeksi yang tidak kalah pentingnya adalah menjaga kebersihan diri. Yang paling utama yaitu membangun kebiasaan mencuci tangan dengan baik karena higienitas tangan dapat membuat Anda terhindar dari risiko penyakit infeksi bakteri, virus, jamur, dan kuman/ patogen lainnya.
Agar cuci tangan efektif dalam membunuh kuman, perlu dilakukan dengan benar. Adapun cara mencuci tangan yang baik, secara garis besarnya yaitu:
- Lebih baik melepas cincin sebelum mencuci tangan.
- Menggunakan air mengalir.
- Menyabuni tangan dan menggosok di antara setiap jari dan di bawah kuku.
- Keringkan tangan secara menyeluruh dengan handuk bersih.
Pertanyaan Umum Seputar Sepsis
1. Seberapa Bahayakah Sepsis?
Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa sepsis ini adalah keadaan darurat medis yang membutuhkan penanganan segera. Dalam kasus yang parah, tekanan darah pasien turun, jantung melemah, dan terjadi syok septik. Jika ini terjadi, lebih dari satu organ seperti paru-paru, ginjal, dan hati bisa cepat rusak dan menyebabkan kematian.
2. Apakah Sepsis Bisa Menular?
Sepsis bukanlah penyakit yang menular. Anda tidak dapat menyebarkan maupun mendapatkannya dari orang lain karena sepsis bukanlah infeksi, melainkan respon ekstrem tubuh terhadap infeksi. Jadi, infeksi yang mendasari sepsis lah yang dapat menular ke orang lain.
3. Bisakah Sepsis Menyerang Bayi dan Anak-Anak?
Jawabannya bisa. Siapa saja dapat mengalami sepsis, tetapi penyakit ini cenderung lebih sering menyerang orang-orang yang berada pada usia sangat tua dan sangat muda. Dengan begitu, anak-anak terutama bayi baru lahir atau bayi muda lebih rentan mengalami sepsis karena sistem kekebalan tubuh mereka belum berkembang sepenuhnya.
(Artikel ini telah direview oleh dr.Albert Novianto, Care Pro & Dokter Umum di Kavacare)
Referensi:
- Sepsis. https://www.cdc.gov/sepsis/index.html. Diakses 22 November 2022.
- Symptoms of Sepsis. https://www.nhs.uk/conditions/sepsis/. Diakses 22 November 2022.
- Sepsis: The Evolution in Definition, Pathophysiology. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6429642/. Diakses 22 November 2022.
- Sepsis Alliance. https://www.sepsis.org/. Diakses 22 November 2022.ย
- What is Sepsis. https://www.worldsepsisday.org/sepsis. Diakses 22 November 2022.
- Sepsis. https://www.who.int/health-topics/sepsis. Diakses 22 November 2022.
- Sepsis: Symptoms, Cause, Treatment., Risks, and More. https://www.healthline.com/health/sepsis. Diakses 22 November 2022.