Tanda lahir adalah tanda yang terlihat pada kulit ketika seorang bayi lahir. Meski unik, tanda lahir kerap dianggap mengganggu penampilan. Namun tidak semua tanda lahir selalu bersifat permanen. Salah satunya adalah bercak Mongol yang biasanya berwarna biru keabu-abuan atau gelap.
Mengenal Bercak Mongol
Bercak Mongol atau melanositosis dermal kongenital adalah bercak pada kulit berwarna biru keabu-abuan yang biasanya muncul pada bagian bawah punggung atau bokong bayi yang baru lahir. Bercak ini bukanlah tanda adanya penyakit, melainkan fenomena alami yang terjadi karena penumpukan melanosit.
Melanosit adalah sel komponen kulit yang berperan dalam pigmentasi atau pembentukan warna pada lapisan dalam kulit. Bercak Mongol bisa muncul pada bayi laki-laki ataupun perempuan dan dapat hilang sendiri seiring dengan bertambahnya usia. Dalam National Library of Medicine dijelaskan bercak ini umumnya memudar dalam 1-6 tahun. Beberapa studi menyebutkan kasus bercak Mongol lebih banyak didapati pada bayi laki-laki dan bayi cukup bulan.
Gejala
Karena warnanya, bercak Mongol sering dianggap sebagai luka memar. Namun berbeda dengan luka memar pada umumnya, bercak ini tidak terasa sakit saat ditekan. Selain itu, bercak ini juga tidak akan hilang dalam hitungan hari. Gejala lainnya meliputi:
- Teksturnya sama seperti kulit, rata, tidak menimbul
- Muncul ketika lahir atau sesaat setelah lahir
- Berwarna biru gelap keabu-abuan
- Lebarnya 2-8 sentimeter
- Bentuknya tidak teratur
- Umumnya ditemukan di bokong atau punggung bawah
Penyebab
Bercak Mongol muncul ketika melanosit tetap berada di lapisan lebih dalam kulit selama masa perkembangan janin. Sel yang memproduksi pigmen/melanosit tidak dapat menjangkau lapisan kulit lebih atas (epidermis) ketika bermigrasi dari lapisan lebih dalam. Sel ini justru terperangkap di dalam lapisan dalam tersebut.
Penyebab terperangkapnya sel melanosit tersebut belum diketahui secara pasti. Bayi dengan warna kulit yang lebih gelap memiliki risiko timbul Bercak Mongol lebih besar.
Cara Dokter Mendiagnosis Bercak Mongol
Diagnosis dapat ditegakkan melalui pemeriksaan fisik pada kulit yang berwarna kebiruan. Pada umumnya, kondisi ini tidak membutuhkan pemeriksaan penunjang lainnya, kecuali pada kasus tertentu jika bercak bertambah luas dan banyak. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan yaitu pemeriksaan darah dan biopsy kulit
Pengobatan Bercak Mongol
Bercak Mongol adalah kondisi yang umum dan tidak berbahaya. Tidak ada terapi atau perawatan khusus yang tersedia karena bercak akan memudar dan hilang dengan sendirinya. Bila bercak masih menetap hingga beberapa tahun, dapat diduga kemungkinan adanya gangguan genetik.
Pengobatan seperti laser pada usia remaja dan dewasa biasanya dilakukan karena alasan kosmetik.
Komplikasi
Bercak Mongol tidak berbahaya dan tidak menimbulkan masalah kesehatan. Bercak ini juga bukan merupakan lesi kanker/prakanker sehingga tidak membutuhkan penanganan khusus.
Komplikasi yang mungkin terjadi adalah dampak psikologis, terutama pada bercak yang letaknya terlihat jelas dan bercak tersebut menetap setelah masa remaja.
Ada dugaan kaitan bercak Mongol dengan gangguan malfungsi sumsum tulang belakang langka yang disebut disrafisme okultisme tulang belakang. Namun riset untuk membuktikan temuan tersebut masih terbatas.
Pencegahan
Bercak Mongol muncul tanpa ada penyebab yang jelas. Karena itu, belum diketahui cara pasti untuk mencegah kemunculan bercak ini pada bayi yang baru lahir.
Kapan Harus ke Dokter?
Bercak Mongol umumnya pudar dan hilang seiring dengan waktu. Tidak ada masalah kesehatan jangka panjang yang bisa terjadi akibat bercak ini. Namun bila bercak berubah bentuk atau warna, bisa jadi itu bukan bercak Mongol. Sebaiknya segera kontrol ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Reviewed by
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin
Primaya Hospital Bekasi Utara
Referensi:
- Dermal melanocytosis. https://medlineplus.gov/ency/article/001472.htm. Diakses 21 Februari 2023
- Mongolian spots: How important are they?. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3856299/. Diakses 21 Februari 2023
- An Unusual Case of Congenital Dermal Melanocytosis. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2991728/. Diakses 21 Februari 2023
- Mongolian spots. https://ijdvl.com/mongolian-spots/. Diakses 21 Februari 2023
- What Is Dermal Melanocytosis?. https://journals.lww.com/ijpd/Fulltext/2021/22020/Mongolian_Spots.8.aspx. Diakses 21 Februari 2023
- Newborn Skin: Part II. Birthmarks. https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2008/0101/p56.html. Diakses 21 Februari 2023
- Dermal Melanocytosis. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557408/. Diakses 21 Februari 2023