Saat tiba-tiba terasa sakit ketika buang air kecil, hati-hati, bisa jadi ada batu kandung kemih yang menjadi penyebabnya. Batu ini berkembang dari mineral dalam urine yang mengkristalisasi dan membentuk batu. Keberadaan batu ini memerlukan penanganan medis untuk mencegah komplikasi yang dapat membahayakan jiwa.
Mengenal Batu Kandung Kemih
Batu kandung kemih merupakan hasil kristalisasi urine yang memadat dan membesar di dalam kandung kemih. Ketika batu ini bergesekan dengan lapisan dinding kandung kemih atau menghalangi keluarnya urine, maka akan timbul rasa nyeri yang membuat tidak nyaman. Batu ini biasanya sering terjadi pada pria daripada wanita dikarenakan pada pria yang berusia kira-kira > 40 tahun biasanya memiliki masalah prostat (dalam hal ini dikarenakan adanya pembesaran prostat), namun juga bisa terjadi pada individu (baik pria maupun wanita) yang memiliki riwayat mengkonsumsi air putih (<2 liter per hari) atau pada individu yang mengalami infeksi saluran kemih. Batu kandung kemih jarang terjadi pada anak-anak.
Batu kandung kemih atau yang biasa disebut juga dengan bladder calculi bisa keluar sendiri bersama dengan urine melalui OUE (Orificium Urethra Externa) apabila ukurannya kecil. Namun apabila batu kandung kemih terlalu besar, maka dibutuhkan prosedur medis untuk mengeluarkan batu tersebut. Dari pada batu ginjal, batu kandung kemih lebih jarang terjadi dan biasanya tidak menyebabkan nyeri hebat pada daerah perut maupun pinggang seperti yang dialami pada penderita dengan batu ginjal. Walaupun demikian, pasien bisa merasa sangat tidak nyaman dan nyeri ketika buang air kecil atau setelah buang air kecil akibat keberadaan batu dalam kandung kemih.
Batu kandung kemih bisa berasal dari ginjal atau saluran ginjal (ureter) dan masuk ke kandung kemih, atau bisa juga karena terbentuk di dalam kandung kemih sejak awal, hal ini biasanya disebabkan karena masih adanya urine yang tersisa di kandung kemih pasca buang air kecil (buang air kecil tidak tuntas). Jika urine terlalu lama berada di kandung kemih, maka mineral di dalamnya lama kelamaan akan mulai mengkristalisasi dan berkembang menjadi batu.
Gejala
Tidak semua batu kandung kemih disertai gejala yang signifikan. Bila muncul, gejala itu bisa ringan, atau bisa juga menimbulkan rasa nyeri yang hebat. Gejala itu juga bisa berkaitan dengan penyebab yang melatarbelakangi kemunculan batu kandung kemih, seperti misalnya adanya pembesaran prostat.
Beberapa gejala yang biasanya sering terjadi, seperti :
- Frekuensi buang air kecil yang sering,
- Nyeri ketika buang air kecil (paling sering di akhir buang air kecil),
- Warna urine yang kemerahan (mengandung darah),
- Aliran urine yang terganggu (sulit buang air kecil atau buang air kecil tidak bisa keluar),
- Warna urin yang keruh / berpasir (adanya batu yang keluar bersama dengan urine),
- Urine berwarna gelap,
- Nyeri di bagian bawah perut atau penis,
- Demam apabila sudah terjadi infeksi saluran kemih.
Penyebab
Terdapat berbagai macam faktor penyebab batu kandung kemih. Salah satu yang paling sering terjadi adalah pembesaran kelenjar prostat yang membuat bukaan saluran kemih menjadi sempit dan membatasi aliran urine. Faktor lainnya meliputi:
- Batu ginjal yang turun masuk ke kandung kemih,
- Infeksi kandung kemih,
- Kerusakan atau cedera saraf (misalnya cedera saraf tulang belakang atau stroke yang menyebabkan proses berkemih menjadi terganggu),
- Infeksi pada kandung kemih,
- Dehidrasi (kurangnya konsumsi air putih),
- Pemakaian kateter urine dalam jangka waktu lama.
Cara Dokter Mendiagnosis Batu Kandung Kemih
Dokter Urologi biasanya memulai diagnosis dengan melakukan anamnesa (proses wawancara antara dokter dengan pasien/keluarga pasien secara menyeluruh mengenai riwayat kesehatan pasien). Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan riwayat kesehatan pasien, terutama daerah perut bagian bawah. Untuk menegakkan diagnosis, maka pasien biasanya juga akan diminta menjalani beberapa tes tambahan yang terkait, seperti:
- Pada pasien pria, digital rectal examination atau juga disebut rectal toucher atau colok dubur biasanya dikerjakan untuk melihat apakah terjadi pembesaran prostat,
- Tes urine untuk mencari adanya tanda-tanda infeksi saluran kemih maupun kristalisasi pada urine,
- Ultrasonografi atau USG untuk melihat bagian dalam kandung kemih untuk mencari tahu keberadaan batu atau adanya kelainan lain,
- Sinar-X, bisa dilakukan untuk mengecek keberadaan batu (namun hal ini hanya bisa mendeteksi batu-batu yang kekerasannya hampir sama dengan tulang, tidak bisa mendeteksi batu belum terlalu keras)
- Computed Tomography Scan atau CT Scan adalah prosedur pemeriksaan yang memanfaatkan teknologi komputer khusus dan sinar-X untuk melihat gambaran lebih detail bagian dalam saluran kemih (salah satunya adalah kandung kemih),
- Sistoskopi, adalah suatu prosedur pemeriksaan dengan menggunakan alat bernama sistokop yang merupakan teropong kecil dilengkapi kamera untuk melihat isi didalam kandung kemih.
Cara Mengatasi Batu Kandung Kemih
Apabila batu masih berukuran kecil-kecil dan tidak terlalu keras maka pasien umumnya akan diminta untuk konsumsi air putih yang banyak terlebih dahulu (> 2 liter per hari) untuk membantu mendorong batu agar bisa keluar dengan sendirinya. Akan tetapi jika batu sudah besar atau tidak berhasil keluar, maka diperlukan tindakan prosedur operasi seperti:
- Extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL): penggunaan gelombang suara untuk memecah batu menjadi berukuran lebih kecil sehingga bisa keluar saat buang air kecil, namun hal ini akan sulit dikerjakan pada pasien yang tidak mampu menahan buang air kecil dalam waktu lama,
- Sistolitolapaksi adalah tindakan memasukkan sistoskop (selang tipis dengan kamera pada bagian ujungnya) ke dalam kandung kemih untuk menemukan batunya, kemudian dengan bantuan alat pemecah batu, batu tersebut dihancurkan menjadi fragmen-fragmen yang lebih kecil sebelum dikeluarkan dari saluran kemih. Kebanyakan batu dapat diterapi dengan operasi endoskopi (teropong tanpa sayatan di badan),
- Operasi terbuka: pilihan pembedahan biasanya diperlukan pada batu berukuran besar atau yang tidak bisa dihilangkan dengan metode sebelumnya dikarenakan faktor tertentu.
Komplikasi
Batu kandung kemih yang tidak bisa keluar, meski tidak menimbulkan gejala, bisa berujung pada komplikasi, seperti:
- Masalah infeksi kandung kemih kronis atau jangka panjang atau berulang, seperti sering buang air kecil dan buang air kecil terasa sakit terus-menerus,
- Kerusakan kandung kemih, maupun
- Kerusakan ginjal.
Pencegahan
Risiko terkena batu kandung kemih bisa ditekan dengan selalu minum air putih yang cukup tiap hari . Kebutuhan akan cairan setiap individu bisa berbeda-beda, tergantung pada usia, kondisi kesehatan, ukuran tubuh, dan tingkat aktivitas harian. Biasanya orang dewasa yang tidak memiliki komorbid atau kelainan apapun perlu minum air putih minimal 2 liter per hari. Untuk memastikan berapa kebutuhan Anda akan cairan, Anda bisa bertanya kepada dokter.
Kapan Harus ke Dokter?
Batu kandung kemih bisa menurunkan kualitas hidup pengidapnya hingga mengancam jiwa ketika terjadi komplikasi. Jika mengalami gejala berupa nyeri di bagian perut bawah dan sakit saat buang air kecil, segera datangi dokter untuk mendapat penanganan secepatnya.
Reviewed by
dr. Putri Iradita Islianti, Sp.U
Dokter Spesialis Urologi
Primaya Hospital Bekasi Barat
Referensi:
- Bladder Stones. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441944/. Diakses 16 Februari 2023
- What are Bladder Stones?. <https://www.pennmedicine.org/for-patients-and-visitors/patient information/conditions-treated-a-to-z/bladder-stones>. Diakses 16 Februari 2023
- BLADDER STONES BASIC FACTS. https://www.urologyri.com/conditions-bladder-stones/. Diakses 16 Februari 2023
- Overview-Bladder stones. https://www.nhs.uk/conditions/bladder-stones/. Diakses 16 Februari 2023
- Bladder Stones: Pain, Symptoms, Treatments, and More. https://www.healthline.com/health/bladder stones. Diakses 16 Februari 2023
- Stones in the Urinary Tract. <https://www.msdmanuals.com/home/kidney-and-urinary-tract disorders/stones-in-the-urinary-tract/stones-in-the-urinary-tract>. Diakses 16 Februari 2023
- Urinary Stone Disease: Advancing Knowledge, Patient Care, and Population Health. https://journals.lww.com/CJASN/Fulltext/2016/07000/Urinary_Stone_Disease__Advancing_Knowledg e,.23.aspx. Diakses 16 Februari 2023