Anak rentang mengalami berbagai masalah kesehatan. Di antaranya croup yang banyak menyerang anak berusia balita. Meski merupakan umum terjadi pada anak, kondisi ini memerlukan perhatian orang tua karena bisa mengganggu saluran pernapasan dan berakibat fatal.
Mengenal Croup
Croup adalah gangguan pernapasan pada anak-anak yang dipicu peradangan pada saluran napas bagian atas yang terdiri atas laring (pita suara), trakea (pipa udara menuju paru-paru), dan bronkus (saluran udara di dalam paru-paru yang terhubung ke batang tenggorokan). Nama lainnya adalah laringotraheobronkitis. Croup biasanya terjadi pada anak-anak pada umur 6 bulan hingga 3 tahun, tapi bisa juga menimpa anak yang berusia lebih tua. Ketika mengalaminya, anak akan batuk-batuk keras seperti suara gonggongan.
Prevalensi croup bervariasi di seluruh dunia, bergantung pada musim dan keadaan geografis. Data jumlah kasus croup di Indonesia terbatas, tapi kondisi ini masih dianggap sebagai salah satu penyakit pernapasan yang sering ditemukan pada anak-anak.
Jika tak segera ditangani, croup bisa menyebabkan konsekuensi yang serius. Dalam kasus yang berat, anak bisa mengalami kesulitan bernapas dan membutuhkan perawatan di rumah sakit. Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, croup bisa memicu masalah pada saluran napas dalam jangka panjang dan bahkan menyebabkan kematian.
Gejala
Gejala awal croup umumnya seperti flu, misalnya demam dan hidung meler atau tersumbat. Saat saluran napas atas teriritasi dan membengkak, suara anak akan menjadi serak dan keluar batuk menggonggong. Gejala ini bisa muncul mendadak dan lebih buruk di malam hari. Gejala lainnya termasuk:
- Napas berbunyi atau terdengar suara yang berat ketika bernapas
- Sesak napas atau sulit bernapas
- Suhu tubuh tinggi
Gejala ini bisa memburuk secara bertahap dalam 2-3 hari. Jika muncul gejala yang mengkhawatirkan, seperti warna kulit menjadi biru yang menandakan kurangnya oksigen, segera datangi dokter.
Penyebab
Seperti dikutip dari National Library of Medicine, penyebab croup yang umum adalah virus parainfluenza. Namun bakteri juga bisa menyebabkan kondisi ini. Virus parainfluenza yang kerap memicu croup adalah tipe 1 dan 2. Namun virus lain seperti influenza dan adenovirus juga bisa menjadi pemicu.
Infeksi virus tersebut membuat bagian dari saluran napas mengalami peradangan. Seiring dengan waktu, saluran napas bisa menyempit atau membengkak sehingga anak sulit bernapas. Anak paling sering mengalami gangguan pernapasan karena sistem kekebalan tubuhnya belum matang. Anak juga belum punya antibodi yang cukup guna melawan virus pemicu croup. Anak-anak yang hidup di wilayah dengan iklim kering atau mengalami perubahan cuaca ekstrem lebih berisiko terkena croup.
Cara Dokter Mendiagnosis Croup
Dokter bisa menegakkan diagnosis croup lewat pemeriksaan fisik dan riwayat medis serta tes diagnostik. Dalam pemeriksaan fisik, dokter akan mengecek tenggorokan dan dada pasien untuk menyelisik tanda-tanda croup, terutama penyempitan pada saluran napas.
Selain itu, pasien mungkin perlu menjalani tes darah untuk mengecek tanda-tanda infeksi, seperti jumlah sel darah putih. Dokter juga bisa melakukan tes pencitraan dengan sinar-X atau CT scan dada atau leher untuk memeriksa apakah ada obstruksi pada saluran napas.
Sebagai tambahan, dokter juga mungkin menggunakan alat yang disebut pulse oximeter untuk mengukur kadar oksigen dalam darah pasien. Tes ini membantu menentukan seberapa parah gangguan pernapasan dan memastikan pasien beroleh perawatan yang tepat.
Cara Mengatasi Croup
Perawatan untuk mengatasi croup bervariasi, tergantung apakah kondisi yang dialami ringan, sedang, atau berat. Untuk croup ringan, pasien bisa dirawat di rumah. Namun pastikan pasien meminum banyak air putih supaya tak kekurangan cairan.
Untuk menjaga pasien anak tetap nyaman dan tidak rewel, berikan kenyamanan semaksimal mungkin. Misalnya dengan menggunakan pelembap udara agar anak lebih mudah bernapas dan memberikan mainan kesukannya.
Dokter bisa meresepkan obat kortikosteroid untuk mengurangi peradangan dan obat bronkodilator guna melebarkan saluran napas. Obat ini biasanya diberikan dengan inhaler atau nebulizer. Sedangkan bila gejala croup parah dan anak sulit bernapas, dokter bisa menerapkan prosedur medis seperti intubasi atau trakeostomi untuk membantu pernapasan anak.
Komplikasi
Croup bisa menyebabkan komplikasi untuk kasus yang parah. Komplikasi itu termasuk:
- Obstruksi saluran pernapasan yang parah akibat pembengkakan yang tak kunjung diatasi sehingga pasien kekurangan oksigen
- Pneumonia, yakni menjalarnya infeksi virus atau bakteri penyebab croup ke area paru-paru
- Dehidrasi atau kekurangan cairan lantaran anak tak mau minum atau makan sehingga membahayakan jiwanya
- Hilang kesadaran dan kerusakan otak lantaran kurangnya kadar oksigen dalam tubuh
Pencegahan
Upaya pencegahan croup berfokus pada penerapan pola hidup bersih dan sehat. Lewat cara ini, kemungkinan terkena infeksi virus atau bakteri penyebab croup akan lebih kecil dan gejala bisa lebih terkendali. Untuk membantu menekan risiko, cara lainnya termasuk:
- Menghindari atau membatasi konsumsi rokok
- Menghindar dari asap rokok dan zat penyebab polusi udara lain
- Menjaga kelembapan udara agar tak terlalu kering ataupun terlalu lembap
- Menjaga daya tahan tubuh dengan makan makanan sehat dan rutin berolahraga
Kapan Harus ke Dokter?
Sangat penting untuk segera mengambil tindakan dengan mendatangi dokter demi berkonsultasi dan pemeriksaan jika anak mengalami gejala croup. Pengobatan yang tepat dan cepat dapat membantu mengurangi gejala dan mempercepat pemulihan.
Reviewer
dr.ย Sjully Mamahit,ย M.Kes.,Sp.A
Dokter Spesialis Anak
Primaya Hospital Makassar
Referensi:
- Croup. https://www.nhs.uk/conditions/croup/. Diakses 7 Mei 2023
- Croup in children. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3796596/. Diakses 7 Mei 2023
- Croup. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK431070/. Diakses 7 Mei 2023
- Croup. https://www.yalemedicine.org/conditions/croup. Diakses 7 Mei 2023
- Viral croup: Diagnosis and a treatment algorithm. https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1002/ppul.22993. Diakses 7 Mei 2023
- Croup. https://jamanetwork.com/journals/jama/fullarticle/2731180. Diakses 7 Mei 2023
- Croup. https://emedicine.medscape.com/article/962972-overview. Diakses 7 Mei 2023