ImuniPolio adalah nama umum untuk penyakit poliomyelitis, dari bahasa Yunani yang berarti peradangan tulang belakang. Dulu orang-orang menyebutnya sebagai kelumpuhan anak-anak. Tapi polio tidak hanya menyerang anak-anak. Kasus polio masih banyak di Indonesia. Menurut penelitian Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 2018, Indonesia tergolong berisiko tinggi dalam penyebaran polio. Â Salah satu cara memberantas penyakit ini adalah dengan imunisasi anak menggunakan vaksin anak polio.
Polio rentan menjadi epidemi dan menyebabkan kematian dalam jumlah besar. Banyak penyintas polio yang harus cacat permanen seumur hidup. Terdapat tiga virus penyebab polio. Virus ini menyebar lewat kontak dengan penderita, sekresi oral dan nasal (misalnya air liur dan ingus), serta kontak dengan feses yang terkontaminasi. Virus polio masuk ke tubuh lewat mulut dan terus berlipat ganda sepanjang perjalanannya hingga sampai ke saluran cerna.
Dalam kasus polio yang menyebabkan kelumpuhan, virus meninggalkan saluran cerna dan masuk ke aliran darah, lalu menyerang sel saraf. Kurang dari 2 persen penderita polio mengalami kelumpuhan. Dalam kasus yang parah, tenggorokan dan dada turut lumpuh. Bila tak ada bantuan alat penyokong pernapasan, pasien bisa meninggal dunia. Imunisasi anak dengan vaksin polio berguna mencegah kejadian ini.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), terdapat dua jenis vaksin polio, baik vaksin anak maupun dewasa.
- Vaksin polio inaktif: Vaksin ini berasal dari virus polio yang dimatikan. Cara pemberiannya dengan menyuntikkan ke paha atau lengan.
- Vaksin polio oral: Asalnya adalah virus polio hidup yang dilemahkan. Ini adalah vaksin anak, diberikan lewat tetesan di mulut.
Apa Manfaat Imunisasi Polio
Imunisasi anak polio bermanfaat untuk menguatkan imunitas anak terhadap virus polio. Vaksin anak dapat menekan risiko tertular virus polio hingga dewasa. Bila sudah mendapatkan vaksin polio saat berusia kanak-kanak, orang dewasa pada umumnya tidak lagi memerlukan imunisasi.
Dengan pemberian imunisasi anak, bukan hanya anak tersebut yang menerima manfaatnya. Keluarga si anak juga akan mendapatkan manfaat secara ekonomi karena bisa mengurangi risiko pengeluaran biaya di masa mendatang untuk mengobati penyakit polio.
Karena itu, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan menggalakkan program imunisasi anak polio. Pemerintah menyediakan vaksin anak polio gratis lewat posyandu dan puskesmas serta fasilitas pelayanan kesehatan lain sebagai bagian dari program imunisasi dasar.
Kapan Imunisasi Polio Dapat Diberikan?
IDAI telah menyusun jadwal imunisasi anak yang menjadi acuan pemberian vaksin anak di seluruh Indonesia. Menurut jadwal imunisasi IDAI, anak semestinya mendapat imunisasi polio saat lahir, lalu ketika usianya 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan.
Vaksin anak berupa vaksin oral ketika anak baru lahir. Setelahnya, anak mendapat vaksin inaktif lewat suntikan. Anak juga bisa menerima vaksin polio ketika berusia 18-24 bulan dan 5 tahun sebagai imunisasi anak tambahan (booster) guna lebih memberikan perlindungan kepada anak.
Adapun sebagian besar orang dewasa tak membutuhkan vaksinasi lagi, kecuali dalam kondisi tertentu. Misalnya:
- Hendak bepergian ke daerah yang memiliki tingkat penularan polio yang tinggi.
- Bekerja di laboratorium atau menangani spesimen yang mungkin mengandung virus polio.
- Tenaga medis yang merawat pasien polio atau pernah berkontak dekat dengan orang yang mungkin terinfeksi virus polio.
Berapa Kali Vaksin Polio Diberikan?
Sesuai dengan rekomendasi IDAI, pemberian vaksin polio minimal sebanyak 4 kali, termasuk ketika bayi lahir di rumah sakit, bidan, atau rumah orang tua sendiri. Jika menghitung vaksin anak tambahan Bila telat memberikan imunisasi anak polio, orang tua tak perlu mengulang dosis vaksin anak sejak awal, melainkan bisa langsung meneruskan vaksinasi seturut jadwal. Vaksin polio umumnya diberikan bersamaan dengan vaksin DPT-HB-Hib (vaksinasi pentavalen).
Efek Samping Vaksin Polio
Vaksin anak apa pun memiliki efek samping, termasuk untuk imunisasi anak polio. Tapi, secara umum, vaksin polio aman. Efek samping yang muncul biasanya ringan dan akan hilang dengan sendirinya, contohnya:
- Bekas suntikan di kulit
- Demam
- Nyeri di area suntikan
Efek samping serius bisa terjadi jika anak memiliki alergi tertentu. Konsultasikan dengan dokter soal pemberian imunisasi anak untuk polio jika ada alergi.
Ditinjau oleh:
dr. Dedi Kurniawan Saputra, Sp.A
Dokter Spesialis Anak
Referensi:
https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/tanya-jawab-polio
https://www.cdc.gov/vaccines/vpd/polio/public/index.html
https://www.who.int/immunization/diseases/poliomyelitis/inactivated_polio_vaccine/Key_mess_FAQs.pdf
https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-idai-2014